1 Lalu berkatalah Bildad, "Berapa lama lagi kaubicara begitu? Kata-katamu seperti angin yang menderu. [1]
2 [8:1]
3 Allah tidak pernah membengkokkan keadilan; tidak pernah gagal menegakkan kebenaran.
4 Mungkin anak-anakmu berdosa terhadap Dia, maka sepantasnyalah mereka dihukum oleh-Nya.
5 Tetapi jika kepada-Nya engkau bernaung, meminta belas kasihan dan memohon ampun,
6 jika hatimu jujur, tanpa cela, Allah akan menolongmu dengan segera; dan sebagai imbalan, rumah tanggamu akan dipulihkan.
7 Kekayaanmu yang hilang itu tidak berarti dibandingkan dengan apa yang kaudapat nanti.
8 Orang arif di zaman dahulu hendaknya kauperhatikan, dan kaurenungkan pengalaman para nenek moyang.
9 Hidup kita pendek, kita tak tahu apa-apa; hari-hari kita seperti bayangan belaka.
10 Dengarkan perkataan orang arif itu dahulu, mereka memberi pelajaran ini kepadamu,
11 'Di tempat berair saja tumbuh gelagah; pandan hanya terdapat di tanah bencah.
12 Jika airnya kering, gelagah itu merana, lebih cepat daripada tumbuhan lainnya. Padahal masih segar dan belum saatnya, ia dipotong dan diambil manfaatnya.
13 Begitulah orang yang tidak bertuhan. Ia lupa pada Allah, maka hilanglah harapan.
14 Seutas benang yang lembut menjadi andalannya; sarang laba-laba menjadi kepercayaannya.
15 Kuatkah sarang itu jika dijadikan sandaran? Tahankah benang itu jika dijadikan pegangan?'
16 Seperti ilalang, segarlah orang yang tidak bertuhan; jika disinari surya, ia tumbuh subur dan memenuhi taman.
17 Akarnya membelit batu-batu di tanah; melilit kuat, ia tak mudah goyah.
18 Tetapi, coba, cabutlah sekarang ilalang itu, maka seolah-olah tak pernah ia ada di situ.
19 Ya, kesenangan orang jahat cuma itu saja; orang lain datang dan menggantikan dia.
20 Tapi Allah tak pernah meninggalkan orang setia, dan tak pernah pula Ia menolong orang durhaka.
21 Mulutmu akan dibuat-Nya tertawa, bibirmu akan bersorak-sorak ria.
22 Pembencimu akan malu dan merasa rendah, dan rumah penjahat akan dirusak hingga musnah."