© 2020 Yayasan Urantia
Makalah 109. Hubungan Pelaras dengan Makhluk-Alam Semesta |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 111. Pelaras dan Jiwa |
110:0.1 PEMBERIAN KEMAMPUAN kebebasan bagi makhluk-makhluk yang tidak sempurna itu menyebabkan tragedi yang tak terhindarkan, dan sudah menjadi sifat dasar Deitas leluhur yang sempurna itu untuk secara menyeluruh dan secara mesra berbagi penderitaan ini dalam pertemanan penuh kasih[1].
110:0.2 Sejauh aku paham dengan urusan-urusan suatu alam semesta, aku menganggap kasih dan pengabdian dari sesosok Pelaras Pikiran itu sebagai kasih sayang yang sungguh paling ilahi dalam semua ciptaan. Kasih para Putra dalam pelayanan mereka pada bangsa-bangsa itu hebat, tetapi pengabdian Pelaras bagi perorangan itu sungguh amat mendalam, secara ilahi seperti Bapa. Bapa Firdaus tampaknya telah mencadangkan bentuk kontak pribadi dengan makhluk-Nya secara perorangan ini sebagai suatu hak Pencipta eksklusif. Tidak ada di seluruh alam-alam semesta yang tepat bisa dibandingkan dengan pelayanan menakjubkan dari entitas bukan-pribadi ini, yang begitu memikatnya mendiami anak-anak dari planet-planet yang berevolusi.
110:1.1 Para Pelaras jangan dipikirkan sebagai hidup dalam otak jasmani manusia. Mereka itu bukan bagian organik dari makhluk-makhluk fisik dari alam-alam dunia. Pelaras Pikiran mungkin lebih tepatnya bisa digambarkan sebagai mendiami batin fana manusia ketimbang sebagai berada di dalam batas-batas satu organ fisik tunggal. Secara tidak langsung dan tidak dikenali Pelaras itu terus menerus berkomunikasi dengan subjek manusianya, terutama selama pengalaman-pengalaman mendalam dari kontak yang khidmat antara batin dengan roh dalam suprakesadaran.
110:1.2 Aku berharap mungkin bagiku untuk membantu manusia yang berevolusi itu untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penghargaan yang lebih penuh tentang pekerjaan para Pelaras yang unggul dan tidak egois, yang hidup di dalam mereka, yang begitu taat setia pada tugas membina kesejahteraan rohaninya manusia itu. Monitor-monitor ini adalah penatalayan yang efisien untuk fase-fase lebih tinggi dari batin manusia; mereka adalah para manipulator yang bijaksana dan berpengalaman terhadap potensi rohani dari kecerdasan manusia. Para penolong surgawi ini dikhususkan pada tugas hebat untuk membimbingmu dengan aman ke arah dalam dan ke arah atas ke surga kebahagiaan selestial. Para pekerja keras yang tak kenal lelah ini diabdikan pada personifikasi masa depan untuk kejayaan kebenaran ilahi dalam hidupmu selamanya. Mereka adalah para pekerja yang waspada yang menuntun batin manusia yang sadar-Tuhan itu agar menjauh dari karang kejahatan sementara dengan ahli membimbing jiwa berkembang manusia itu menuju pelabuhan kesempurnaan ilahi di pantai nun jauh dan abadi. Pelaras adalah pemimpin-pemimpin yang pengasih, pemandumu yang aman dan pasti melalui labirin gelap dan tidak menentu dari karier duniawimu yang pendek; mereka adalah guru-guru sabar yang terus-menerus mendesak maju subjek mereka dalam jalan kesempurnaan progresif. Mereka adalah penjaga yang berhati-hati terhadap nilai-nilai luhur dari karakter makhluk. Aku berharap kamu bisa lebih mengasihi mereka, bekerjasama dengan mereka lebih sepenuhnya, dan mempedulikan mereka lebih penuh perhatian.
110:1.3 Meskipun sang penghuni ilahi ini terutama berurusan dengan persiapan rohanimu untuk tahap berikutnya keberadaan yang tak pernah berakhir, namun mereka juga sangat tertarik pada kesejahteraan duniawi dan prestasi nyata kamu di bumi. Mereka sangat bahagia untuk berkontribusi pada kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran sejatimu. Mereka bukannya acuh tak acuh pada kesuksesanmu dalam segala urusan pemajuan keplanetan yang tidak bertentangan dengan kehidupan kemajuan kekalmu di masa depan.
110:1.4 Para Pelaras itu tertarik pada, dan peduli dengan, perbuatan sehari-harimu dan beragam rincian dari hidupmu sampai sejauh bahwa hal-hal ini berpengaruh dalam penentuan pilihan-pilihan temporal yang penting dan keputusan-keputusan rohani yang vital dan, karenanya, adalah faktor-faktor dalam solusi masalahmu untuk keselamatan jiwa dan kemajuan kekal. Pelaras itu, meskipun pasif mengenai kesejahteraan yang murni temporal (sementara) di dunia, namun secara ilahi ia aktif mengenai semua urusan-urusan masa depan kekalmu.
110:1.5 Pelaras tetap bersama dengan kamu dalam semua bencana dan melalui setiap sakit penyakit yang tidak sepenuhnya merusak mentalitas. Namun alangkah buruknya jika dengan sengaja mengotori atau selain itu sengaja mencemari tubuh fisik, yang harusnya berfungsi sebagai kemah duniawi untuk pemberian Tuhan yang menakjubkan ini[2]. Semua racun badani sangat menghambat upaya Pelaras untuk meninggikan batin pikiran jasmani, sedangkan racun mental berupa ketakutan, kemarahan, iri hati, kecemburuan, kecurigaan, dan intoleransi juga sangat mengganggu kemajuan rohani jiwa yang berkembang.
110:1.6 Hari ini kamu sedang melewati masa berpacaran dengan Pelarasmu; dan jika saja kamu membuktikan setia pada kepercayaan yang ditaruh di dalam kamu oleh roh ilahi yang mengupayakan persatuan abadi dengan batin dan jiwamu, maka pada akhirnya akan terjadilah kemanunggalan morontia itu, harmoni yang luhur itu, kerjasama kosmis itu, penyesuaian ilahi itu, peleburan selestial itu, perpaduan identitas yang tidak pernah berakhir itu, kesatuan keberadaan yang begitu sempurna dan final itu, yang bahkan pribadi-pribadi yang paling berpengalamanpun tidak dapat memisah-misahkan atau mengenalinya sebagai identitas terpisah, antara mitra-mitra peleburan itu—manusia yang fana dan Pelaras yang ilahi[3].
110:2.1 Ketika Pelaras Pikiran mendiami batin manusia, mereka membawa serta karier-karier model, hidup-hidup ideal, seperti yang ditentukan dan ditahbiskan sebelumnya oleh mereka sendiri dan oleh Pelaras Dipersonalisasi Divinington, yang telah dikuatkan oleh Pelaras Dipersonalisasi Urantia. Dengan demikian mereka mulai bekerja dengan suatu rencana yang pasti dan telah ditentukan sebelumnya untuk pengembangan intelektual dan spiritual subjek manusia mereka, tetapi tidaklah wajib terhadap setiap manusia untuk menerima rencana ini. Kamu semua adalah subjek dari pradestinasi, tetapi tidak ditahbiskan sebelumnya bahwa kamu harus menerima takdir ilahi ini; kamu bebas penuh untuk menolak sebagian atau seluruh programnya Pelaras Pikiran. Misi mereka adalah untuk menghasilkan perubahan batin tersebut dan untuk melakukan penyesuaian rohani seberapa kamu bersedia mengizinkannya dengan rela dan cerdas, pada akhirnya agar mereka dapat memperoleh lebih banyak pengaruh atas pengarahan-kepemimpinan kepribadian; tetapi tidak dalam hal apapun Monitor ilahi ini pernah mengambil keuntungan dari kamu atau dengan cara apapun sewenang-wenang mempengaruhi kamu dalam pilihan dan keputusanmu. Pelaras itu menghargai kedaulatan kepribadianmu; mereka selalu tunduk pada kehendakmu.
110:2.2 Mereka gigih, cerdik, dan sempurna dalam metode kerja mereka, tetapi mereka tidak pernah melakukan paksaan terhadap diri tuan rumah mereka yang berkehendak bebas. Tidak ada manusia yang pernah dirohanikan oleh Monitor ilahi dengan melawan kehendak manusia itu; keselamatan adalah hadiah dari para Tuhan yang harus diinginkan oleh makhluk-makhluk waktu[4]. Dalam analisis akhir, apapun yang Pelaras telah berhasil lakukan bagimu, catatan akan menunjukkan bahwa transformasi itu telah tercapai dengan persetujuan kooperatifmu; kamu akan telah menjadi mitra yang bersedia dengan Pelaras dalam pencapaian setiap langkah dari transformasi yang luar biasa dari karier kenaikan[5].
110:2.3 Pelaras itu tidak mencoba untuk mengendalikan pemikiranmu, seperti itulah, melainkan untuk merohanikannya, untuk mengekalkannya. Malaikat ataupun Pelaras tidak dikhususkan secara langsung untuk mempengaruhi pikiran manusia; hal itu adalah hak istimewa kepribadian eksklusif kamu. Pelaras itu didedikasikan untuk memperbaiki, memodifikasi, menyesuaikan, dan mengkoordinasikan proses berpikirmu; tetapi lebih khusus dan spesifik mereka diabdikan pada pekerjaan membangun pasangan-padanan (counterpart) rohani dari karier-kariermu, transkrip-transkrip morontia dari kemajuan sejati dirimu, untuk maksud-maksud keselamatan.
110:2.4 Para Pelaras bekerja dalam lingkup tingkat-tingkat batin manusia yang lebih tinggi, tak henti-hentinya berusaha untuk memproduksi salinan morontia dari setiap konsep dari kecerdasan manusia. Oleh karena itu, ada dua realitas yang bersinggungan dengan, dan berpusat dalam, sirkuit batin manusia: yang pertama, diri manusia fana yang dikembangkan dari rencana asli dari Pembawa Kehidupan, yang lainnya, suatu sosok baka dari lingkup-lingkup tinggi Divinington, sebuah pemberian yang mendiami dari Tuhan. Namun diri manusia fana itu juga suatu diri yang berpribadi; diri itu memiliki kepribadian.
110:2.5 Kamu sebagai makhluk berpribadi memiliki batin dan kehendak. Pelaras sebagai makhluk prapribadi punya prabatin dan prakehendak. Jika kamu dengan sepenuhnya menyesuaikan dengan batinnya Pelaras yang kamu lihat mata dengan mata (batin) itu, maka batinmu menjadi satu, dan kamu menerima bantuan penguatan dari batinnya Pelaras[6]. Selanjutnya, jika kehendakmu memerintahkan dan menerapkan pelaksanaan keputusan-keputusan dari batin yang baru atau gabungan ini, maka kehendak prapribadinya Pelaras mencapai ekspresi kepribadian melalui keputusanmu, dan sejauh yang bersangkutan dengan proyek khusus itu, kamu dan Pelaras adalah satu. Batinmu telah mencapai Pelarasan keilahian, dan kehendaknya Pelaras telah mencapai ekspresi kepribadian.
110:2.6 Sampai pada taraf bahwa kesamaan (identitas) ini direalisasikan, kamu secara mental sedang mendekati golongan keberadaan morontia. Batin morontia adalah istilah yang menandakan hakikat dan jumlah total dari batin-batin yang bekerjasama antara kodrat jasmani dan rohani yang berbeda. Kecerdasan morontia, oleh karena itu, mengandung arti batin rangkap dua dalam alam semesta lokal yang didominasi oleh satu kehendak. Bagi manusia hal ini adalah suatu kehendak, yang berasal dari dalam manusia, yang menjadi ilahi melalui penyamaan batin manusia itu dengan batin (mindedness) Tuhan.
110:3.1 Pelaras sedang memainkan permainan yang suci dan luhur segala zaman; mereka terlibat dalam salah satu petualangan waktu yang tertinggi dalam ruang. Betapa bahagianya mereka ketika kerjasama kamu mengizinkan mereka untuk memberikan bantuan dalam perjuangan waktu kamu yang pendek selagi mereka terus melaksanakan tugas kekekakan mereka yang lebih luas. Namun biasanya, ketika Pelarasmu berusaha berkomunikasi dengan kamu, pesan tersebut hilang dalam arus-arus materi dari aliran-aliran energi batin manusia; hanya kadang-kadang kamu menangkap suatu gema, gaung yang samar dan jauh, dari suara ilahi itu.
110:3.2 Keberhasilan Pelarasmu dalam usaha mengemudikan kamu melalui kehidupan fana dan mewujudkan keselamatanmu itu tidak begitu banyak tergantung pada teori-teori keyakinanmu, namun lebih pada keputusan, tekad, dan iman teguhmu. Semua gerakan-gerakan pertumbuhan kepribadian ini menjadi pengaruh-pengaruh kuat yang mendukung pemajuanmu karena hal-hal itu membantu kamu untuk bekerjasama dengan Pelaras; hal-hal tersebut membantumu agar berhenti melawan. Pelaras Pikiran berhasil atau tampaknya gagal dalam usaha mereka di permukaan bumi hanya sejauh manusia itu berhasil atau gagal untuk bekerjasama dengan skema dimana mereka akan dimajukan mengikuti jalur naik untuk pencapaian kesempurnaan. Rahasia keselamatan itu terangkum dalam keinginan manusia tertinggi untuk menjadi seperti Tuhan dan dalam kesediaan yang berkaitan untuk berbuat dan menjadi apapun dan segalanya yang pokok demi pencapaian akhir untuk niat yang menguasai seluruhnya itu.
110:3.3 Ketika kita berbicara tentang keberhasilan atau kegagalan Pelaras, kita berbicara dalam ukuran keselamatan manusia. Pelaras tidak pernah gagal; mereka adalah dari esensi ilahi, dan mereka selalu muncul berkemenangan dalam setiap usaha mereka.
110:3.4 Aku hanya bisa memperhatikan bahwa begitu banyak dari kamu menghabiskan begitu banyak waktu dan pikiran pada hal-hal sepele dalam hidup, sementara kamu hampir seluruhnya mengabaikan realitas-realitas lebih pokok yang bermakna abadi, prestasi-prestasi yang bersangkutan dengan pengembangan persetujuan kerja yang lebih harmonis antara kamu dan para Pelarasmu. Sasaran besar keberadaan manusia adalah untuk menyelaraskan diri pada keilahian dari Pelaras yang mendiami; pencapaian besar kehidupan fana adalah pencapaian suatu pengabdian yang sejati dan memahami terhadap tujuan-tujuan kekal roh ilahi yang menunggu dan bekerja di dalam batinmu. Namun upaya yang sungguh-sungguh dan gigih untuk mewujudkan takdir kekal itu sepenuhnya cocok dengan kehidupan yang ringan hati dan gembira, dan dengan karier yang berhasil dan terhormat di bumi. Kerjasama dengan Pelaras Pikiran tidak berarti penyiksaan diri, kesalehan pura-pura, atau sok merendahkan diri dan munafik; kehidupan ideal itu adalah kehidupan pelayanan penuh kasih bukannya kehidupan kuatir penuh rasa takut.
110:3.5 Kekalutan, menjadi bingung, bahkan kadang-kadang putus asa dan pikiran terganggu, tidak selalu menandakan perlawanan terhadap pimpinan dari Pelaras yang mendiami. Sikap-sikap seperti itu kadang-kadang dapat berarti kurangnya kerjasama aktif dengan Monitor ilahi dan, oleh karena itu, bisa agak menunda kemajuan rohani, tetapi kesulitan emosional intelektual tersebut tidak sedikitpun merintangi keselamatan pasti untuk jiwa yang mengenal-Tuhan itu. Ketidak-tahuan saja tidak pernah dapat mencegah keselamatan; tidak pula keraguan karena bingung atau ketidak-pastian yang menakutkan. Hanya penolakan sadar terhadap pimpinannya Pelaras yang dapat mencegah keselamatan jiwa baka yang berkembang itu.
110:3.6 Kamu tidak boleh menganggap kerjasama dengan Pelarasmu sebagai proses yang terutama sadar, karena tidak demikian; tetapi motif-motif dan keputusan-keputusanmu, tekad-tekad setia dan hasrat-hasrat tertinggimu, memang merupakan kerjasama yang nyata dan efektif. Kamu secara sadar dapat menambah keselarasan Pelaras dengan:
110:3.7 1. Memilih untuk menanggapi pimpinan ilahi; secara tulus mendasarkan kehidupan manusia di atas kesadaran tertinggi akan kebenaran, keindahan, dan kebaikan, dan kemudian mengkoordinasikan kualitas-kualitas keilahian ini melalui hikmat, penyembahan, iman, dan kasih[7].
110:3.8 2. Mengasihi Tuhan dan menginginkan untuk menjadi seperti Dia—pengakuan yang tulus tentang kebapaan ilahi dan penyembahan penuh kasih pada Orang tua surgawi[8].
110:3.9 3. Mengasihi manusia dan dengan tulus menginginkan untuk melayani sesama—pengakuan sepenuh hati akan persaudaraan manusia ditambah dengan kasih sayang yang cerdas dan bijaksana untuk masing-masing sesamamu[9][10].
110:3.10 4. Penerimaan penuh sukacita akan kewargaan kosmis—pengakuan jujur akan tanggung jawab progresif pada Sang Mahatinggi, kesadaran akan adanya saling ketergantungan antara manusia yang evolusioner dan Deitas yang berkembang. Ini adalah kelahiran moralitas kosmis dan fajar kesadaran akan tugas semesta.
110:4.1 Para Pelaras mampu menerima aliran terus menerus intelijen kosmis yang masuk melalui sirkuit-sirkuit induk waktu dan ruang; mereka berada dalam hubungan penuh dengan intelijen roh dan energi dari alam-alam semesta. Namun para penghuni di dalam yang perkasa ini tidak dapat mengirimkan terlalu banyak kekayaan kebijaksanaan dan kebenaran ini kepada batin subjek fana mereka karena kurangnya kesamaan kodrat dan tidak adanya pengenalan responsif.
110:4.2 Pelaras Pikiran terlibat dalam usaha terus menerus untuk merohanikan batinmu itu sehingga akan mengembangkan jiwa morontiamu; tetapi kamu sendiri kebanyakan tidak sadar akan pelayanan di bagian dalam ini. Kamu sungguh tidak mampu membedakan produk yang berasal dari kecerdasan jasmanimu sendiri dengan yang berasal dari kegiatan gabungan jiwamu dan Pelaras.
110:4.3 Tampilan-tampilan mendadak pikiran, kesimpulan, dan gambaran-gambaran batin tertentu lainnya itu kadang-kadang adalah pekerjaan langsung maupun tidak langsung dari Pelaras; tetapi jauh lebih sering hal-hal itu adalah kemunculan tiba-tiba ke dalam kesadaran ide-ide yang telah mengelompok bersama-sama dalam tingkat-tingkat mental yang terpendam, kejadian-kejadian yang alami dan sehari-hari dari fungsi psikis yang normal dan biasa yang melekat dalam sirkuit-sirkuit dari batin hewani yang berkembang. (Berlawanan dengan emanasi-emanasi bawah sadar ini, pewahyuan-pewahyuan dari Pelaras muncul melalui alam-alam suprasadar).
110:4.4 Percayakanlah semua urusan batin yang melampaui tingkat mati kesadaran itu kepada penjagaan Pelaras. Pada waktunya, jika tidak di dunia ini maka nanti di dunia-dunia mansion, mereka akan memberi pertanggung-jawaban baik atas apa yang mereka jaga, dan pada akhirnya mereka akan memunculkan makna-makna dan nilai-nilai yang dipercayakan untuk mereka rawat dan pelihara. Mereka akan membangkitkan setiap harta yang layak dari batin manusia jika kamu selamat.
110:4.5 Terdapat jurang lebar antara yang manusiawi dan yang ilahi, antara manusia dan Tuhan. Ras-ras Urantia sebagian besar begitu dikendalikan secara elektrik dan secara kimiawi, begitu sangat mirip binatang dalam perilaku umum mereka, begitu emosional dalam reaksi lumrah mereka, sehingga menjadi sangat sulit bagi Monitor untuk membimbing dan mengarahkan mereka. Kamu begitu kosong tanpa keputusan berani dan kerjasama berbaktisehingga para Pelaras yang mendiamimu mendapatinya hampir mustahil untuk berkomunikasi secara langsung dengan batin manusia. Bahkan ketika mereka mungkin berhasil untuk memancarkan secercah kebenaran baru pada jiwa manusia yang berkembang itu, pewahyuan rohani ini sering begitu membutakan makhluk itu sehingga memicu letupan fanatisme atau memulai suatu pergolakan intelektual lainnya yang menghasilkan petaka. Banyak agama baru dan “isme” aneh-aneh telah muncul dari komunikasi dari Pelaras Pikiran yang terputus, tidak sempurna, disalahpahami, dan kacau.
110:4.6 Selama ribuan tahun, seperti yang ditunjukkan catatan Yerusem, dalam setiap generasi telah hidup makin lama makin sedikit orang yang bisa berfungsi dengan aman dengan Pelaras yang berperan-sendiri. Ini adalah gambaran yang mengkhawatirkan, dan kepribadian-kepribadian yang mengawasi Satania berkenan pada usulan-usulan dari beberapa pengawas planetmu yang lebih langsung yang menyarankan peresmian tindakan-tindakan yang dirancang untuk membina dan melestarikan jenis-jenis rohani yang lebih tinggi dari bangsa-bangsa Urantia.
110:5.1 Jangan merancukan dan menyalah-artikan misi dan pengaruh Pelaras dengan apa yang umumnya disebut hati nurani; keduanya itu tidak terkait secara langsung. Nurani adalah reaksi manusiawi dan murni kejiwaan. Nurani ini jangan direndahkan, namun nurani itu sulit dikatakan sebagai suara Tuhan kepada jiwa, yang memang adalah suaranya Pelaras seandainya suara seperti itu bisa didengar. Hati nurani, dengan benar, mengingatkan kamu untuk berbuat benar; tetapi Pelaras, sebagai tambahan, berupaya untuk memberi tahu kamu apa yang sesungguhnya benar; yaitu, ketika dan saat kamu dapat memahami pimpinan Monitor itu.
110:5.2 Pengalaman-pengalaman mimpinya manusia, parade tidak teratur dan terputus-putus dari batin tidur yang tidak terkoordinasi itu, memberikan bukti yang memadai mengenai kegagalan Pelaras untuk menyelaraskan dan menghubungkan faktor-faktor yang berbeda-beda dari batin manusia. Pelaras hanya tidak bisa, dalam sekali masa hidup, untuk secara sembarang mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan dua jenis pemikiran yang tidak sama dan berbeda itu sebagai yang manusiawi dan yang ilahi. Ketika mereka berhasil, seperti yang kadang-kadang mereka bisa lakukan, jiwa-jiwa tersebut dipindahkan langsung ke dunia mansion (rumah besar) tanpa perlunya melewati pengalaman kematian.
110:5.3 Selama masa tidur manusia, Pelaras mencoba untuk memperoleh hanya hal-hal yang sebelumnya sepenuhnya sudah disetujui oleh keputusan dan pilihan pribadi yang didiami itu, yang dibuat selama waktu sadar bangun penuh, dan yang dengan demikian menjadi tersimpan dalam alam suprabatin, wilayah penghubung untuk keterkaitan antara manusia dan ilahi.
110:5.4 Sementara tuan rumah fana mereka tidur, Pelaras mencoba untuk mendaftarkan karya-karya mereka dalam tingkat-tingkat batin jasmani yang lebih tinggi, dan beberapa mimpi anehmu menunjukkan kegagalan mereka untuk melakukan kontak yang efisien. Kemustahilan pengalaman mimpi itu bukan hanya menjadi saksi tentang tekanan emosi yang tidak terungkapkan tetapi juga menjadi saksi adanya penyimpangan parah terhadap penampilan ulang konsep-konsep rohani yang ditampilkan oleh Pelaras. Kegemaran, nafsu, dan kecenderungan bawaanmu lainnya pindah dengan sendirinya ke dalam gambaran mimpi dan keinginan-keinginan terpendam itu menggantikan pesan-pesan ilahi yang berusaha dimasukkan Pelaras ke dalam rekaman-rekaman kejiwaan selama tidur tak sadar itu.
110:5.5 Sangatlah berbahaya untuk mendalilkan tentang kandungan isi dari Pelaras dalam mimpi. Pelaras memang bekerja selama tidur, tetapi pengalaman mimpi biasamu adalah sepenuhnya murni fenomena fisiologis dan psikologis. Demikian juga, adalah berbahaya untuk mencoba membeda-bedakan antara daftar konsepnya Pelaras dengan penerimaan yang kurang lebihnya terus-menerus dan sadar terhadap apa yang didiktekan dari nurani manusia. Ini adalah masalah-masalah yang harus dipecahkan melalui pembedaan-pemilahan perorangan dan keputusan pribadi. Namun seorang manusia lebih baik keliru dalam hal menolak ungkapan dari Pelaras dengan mempercayai itu hanyalah pengalaman yang murni manusia saja, dari pada salah besar menaikkan suatu reaksi dari batin fana ke lingkup martabat ilahi. Ingatlah, pengaruh dari Pelaras Pikiran itu sebagian besarnya, meskipun tidak seluruhnya, adalah pengalaman suprasadar.
110:5.6 Dalam berbagai taraf dan semakin kamu menaik lingkaran-lingkaran psikis, kadang-kadang secara langsung, tetapi lebih sering tidak langsung, kamu memang berkomunikasi dengan Pelarasmu. Namun berbahaya untuk memegang gagasan bahwa setiap konsep baru yang berasal dari pikiran manusia adalah pendiktean dari Pelaras. Lebih sering, dalam diri makhluk dari golonganmu, apa yang kamu terima sebagai suaranya Pelaras itu adalah ternyata emanasi dari akal budimu sendiri. Ini adalah wilayah yang berbahaya, dan setiap manusia harus membereskan masalah ini bagi dirinya sendiri sesuai dengan hikmat manusia alami dan wawasan supermanusianya.
110:5.7 Pelaras dari orang yang melalui dia komunikasi ini dibuat menikmati cakupan aktivitas yang demikian luas terutama karena ketidak-pedulian hampir lengkap orang ini terhadap setiap manifestasi keluar dari kehadiran Pelaras yang di dalam ini; memang beruntung bahwa ia secara sadar tetap tidak peduli mengenai seluruh prosedurnya. Ia memegang salah satu Pelaras yang sangat berpengalaman pada hari dan generasinya, namun demikian reaksi pasifnya untuk, dan tidak aktifnya kepedulian terhadap fenomena yang terkait dengan kehadiran Pelaras yang serbabisa di dalam batinnya ini dinyatakan oleh malaikat penjaga takdirnya sebagai reaksi yang langka dan kebetulan saja. Dan semua ini membentuk suatu koordinasi pengaruh-pengaruh yang menguntungkan, yang menguntungkan pada Pelaras dalam lingkup tindakan yang lebih tinggi, maupun pada mitra manusia dari sudut pandang kesehatan, efisiensi, dan ketenangan.
110:6.1 Jumlah total realisasi kepribadian pada suatu dunia jasmani itu terkandung di dalam penaklukan berturut-turut terhadap tujuh lingkaran psikis dari potensialitas manusia. Masuknya pada lingkaran ketujuh menandai awal dari fungsi kepribadian manusia sejati. Penamatan lingkaran pertama menunjukkan kematangan relatif sosok manusia itu. Meskipun perjalanan menempuh tujuh lingkaran pertumbuhan kosmis itu tidak sama dengan peleburan dengan Pelaras, namun penguasaan lingkaran-lingkaran ini menandai pencapaian langkah-langkah tertentu yang adalah pendahuluan untuk peleburan Pelaras.
110:6.2 Pelaras adalah mitra setaramu dalam pencapaian tujuh lingkaran itu—pencapaian kematangan relatif manusia fana. Pelaras menaik lingkaran-lingkaran itu dengan kamu dari yang ketujuh hingga yang pertama, tetapi maju menuju ke status supremasi dan kegiatansendiri itu sama sekali bebas dari kerjasama aktif dari batin manusia.
110:6.3 Lingkaran-lingkaran psikis itu tidak bersifat intelektual secara eksklusif, tidak juga sepenuhnya bersifat morontial; hal-hal itu berhubungan dengan status kepribadian, pencapaian batin, pertumbuhan jiwa, dan Pelarasan dengan Pelaras. Perjalanan sukses melintasi tingkat-tingkat ini menuntut berfungsi harmonisnya kepribadian seluruhnya, bukan semata-mata hanya beberapa fasenya saja. Pertumbuhan dari bagian-bagian tidak sama dengan pematangan sebenarnya untuk keseluruhan; bagian-bagian itu benar-benar tumbuh sebanding dengan perluasan diri seluruhnya—diri sepenuhnya— material, intelektual, dan spiritual.
110:6.4 Ketika perkembangan sifat dasar intelektual itu maju lebih cepat daripada yang spiritual, situasi seperti ini membuat komunikasi dengan Pelaras Pikiran menjadi sulit dan juga berbahaya. Demikian pula, pengembangan rohani berlebihan cenderung menghasilkan penafsiran fanatik dan sesat terhadap pimpinan roh dari sang penghuni ilahi. Kurangnya kapasitas rohani membuatnya sangat sulit untuk mengirimkan pada kecerdasan jasmani seperti itu kebenaran-kebenaran rohani yang tinggal dalam suprakesadaran yang lebih tinggi. Adalah pada batin yang menguasai diri sempurna, bertempat dalam tubuh dengan kebiasaan bersih, energi-energi saraf yang distabilkan, dan fungsi kimiawi yang seimbang—ketika kekuatan fisik, mental, dan spiritual berada dalam harmoni rangkap tiga perkembangan—maka terang dan kebenaran yang maksimum dapatlah disampaikan dengan minimum bahaya atau risiko sementarabagi kesejahteraan nyata makhluk tersebut. Oleh pertumbuhan yang berimbang demikian manusia menaik lingkaran-lingkaran kemajuan keplanetan satu demi satu, dari yang ketujuh hingga yang pertama.
110:6.5 Pelaras itu selalu ada dekat kamu dan untuk kamu, tapi jarang mereka bisa berbicara secara langsung, sebagai sosok yang lain, kepada kamu. Lingkaran demi lingkaran keputusan intelektual, pemilihan moral, dan pengembangan rohanimu menambah kemampuan Pelaras untuk berfungsi dalam batinmu; lingkaran demi lingkaran dengan cara itu kamu naik dari tingkat yang lebih rendah dalam hubungan Pelaras dan penyelarasan batin, sehingga Pelaras semakin dimampukan untuk mendaftarkan penggambaran takdirnya itu dengan semakin jelas dan pasti terhadap kesadaran berkembang dari jiwa-batin yang mencari Tuhan ini.
110:6.6 Setiap keputusan yang kamu buat bisa menghambat atau membantu fungsi Pelaras; demikian pula memang keputusan-keputusan ini juga menentukan kemajuanmu dalam lingkaran-lingkaran pencapaian manusia. Benarlah bahwa supremasi suatu keputusan, hubungan krisisnya, memiliki hubungan besar dengan pengaruh pencapaian-lingkarannya; sekalipun demikian, jumlah keputusan, pengulangan yang sering, pengulangan yang persisten, adalah juga sangat penting pada kepastian pembentukan-kebiasaan dari reaksi-reaksi tersebut.
110:6.7 Sulit untuk secara tepat menentukan tujuh tingkat kemajuan manusia itu, dengan alasan karena tingkat-tingkat ini bersifat pribadi; tingkatan itu berubah-ubah untuk masing-masing individu dan tampaknya ditentukan oleh kapasitas pertumbuhan dari setiap manusia. Penaklukan tingkat-tingkat evolusi kosmis ini tercermin dalam tiga hal berikut ini:
110:6.8 1. Penyelarasan diri pada Pelaras. Batin yang sedang menjadi roh mendekati kehadiran Pelaras itu sebanding dengan pencapaian lingkaran.
110:6.9 2. Evolusi jiwa. Kebangkitan dari jiwa morontia itu menunjukkan taraf dan kedalaman penguasaan lingkaran.
110:6.10 3. Realitas kepribadian. Taraf realitas kedirian itu secara langsung ditentukan oleh penaklukan lingkaran. Pribadi-pribadi menjadi lebih nyata saat mereka naik dari tingkat ketujuh ke tingkat pertama keberadaan fana.
110:6.11 Sementara lingkaran-lingkaran itu dilalui, anak dari evolusi jasmani itu bertumbuh menjadi manusia dewasa dengan potensi baka. Realitas yang samar-samar dari manusia embrionik lingkaran ketujuh itu digantikan oleh perwujudan lebih jelas akan kebangkitan kodrat morontia seorang warga alam semesta lokal.
110:6.12 Meskipun tidak mungkin secara tepat untuk mendefinisikan tujuh tingkatan, atau lingkaran psikis, dari pertumbuhan manusia itu, namun diperbolehkan untuk menunjukkan batas minimum dan maksimum tahap-tahap realisasi kedewasaan ini:
110:6.13 Lingkaran ketujuh. Tingkat ini dimasuki ketika manusia mengembangkan kemampuan untuk pilihan pribadi, keputusan individual, tanggung jawab moral, dan kapasitas untuk pencapaian individualitas rohani. Hal ini menandakan fungsi disatukan dari tujuh ajudan roh-batin di bawah pimpinan roh hikmat, pensirkuitan makhluk fana itu dalam pengaruh Roh Kudus, dan, di Urantia, berfungsi pertama kalinya Roh Kebenaran, bersama-sama dengan penerimaan Pelaras Pikiran dalam batin manusia. Masuknya pada lingkaran ketujuh membuat seorang makhluk fana menjadi warga yang benar-benar potensial untuk alam semesta lokal.
110:6.14 Lingkaran ketiga. Pekerjaan Pelaras menjadi jauh lebih efektif setelah manusia penaik itu mencapai lingkaran ketiga dan menerima penjaga takdir serafik pribadi. Meskipun tampaknya tidak ada hubungan kerjasama jelas antara Pelaras dan penjaga serafik itu, namun demikian tetap dapat diamati adanya peningkatan jelas dalam semua tahap pencapaian kosmis dan pengembangan kerohanian setelah penugasan pendamping serafik pribadi itu. Ketika lingkaran ketiga tercapai, Pelaras berupaya untuk me-morontia-kan batin manusia itu selama sisa masa hidup fana, untuk menyelesaikan lingkaran-lingkaran yang tersisa, dan mencapai tahap akhir dari ikatan ilahi-manusiawi itu sebelum kematian alami membubarkan kemitraan yang unik itu.
110:6.15 Lingkaran pertama. Pelaras biasanya tidak dapat berbicara secara langsung dan segera dengan kamu sampai kamu mencapai lingkaran kemajuan pencapaian fana yang pertama dan terakhir. Tingkatan ini merupakan kemungkinan realisasi tertinggi hubungan Pelaras-batin dalam pengalaman manusia sebelum pembebasan jiwa morontia berkembang dari busana tubuh jasmani. Mengenai batin, emosi, dan wawasan kosmis, pencapaian terhadap lingkaran psikis pertama ini adalah pendekatan yang terdekat yang paling mungkin antara batin jasmani dan roh Pelaras dalam pengalaman manusia.
110:6.16 Mungkin lingkaran-lingkaran psikis untuk kemajuan manusia ini akan lebih baik disebut tingkat-tingkat kosmis—pemahaman makna dan realisasi nilai nyata dari pendekatan progresif kepada kesadaran morontia, hubungan permulaan jiwa evolusi dengan bangkitnya Sang Mahatinggi. Hubungan inilah yang menyebabkan tidak mungkin selamanya untuk sepenuhnya menjelaskan pentingnya lingkaran kosmis pada pikiran jasmani. Pencapaian lingkaran-lingkaran ini hanya secara relatif terkait pada kesadaran-Tuhan. Seorang dari lingkaran ketujuh atau keenam dapat hampir sama benar-benar mengenal Tuhan—sadar sebagai anak Tuhan—dengan seorang dari lingkaran kedua atau pertama, tetapi sosok dari lingkaran yang lebih rendah tersebut jauh kurang sadar akan hubungan pengalaman dengan Sang Mahatinggi, kewargaan alam semesta. Pencapaian lingkaran-lingkaran kosmis ini akan menjadi suatu bagian dari pengalaman para penaik di dunia mansion jika mereka gagal mencapainya sebelum kematian alami.
110:6.17 Motivasi iman membuat realisasi penuh manusia sebagai anak Tuhan itu menjadi pengalaman, tetapi tindakan, penyelesaian keputusan, adalah penting untuk pencapaian kesadaran evolusioner akan kekerabatan progresif dengan aktualitas kosmisnya Sang Mahatinggi. Iman mengubah yang potensial menjadi aktual dalam dunia rohani, tetapi potensial menjadi aktual di alam terbatas dari Yang Mahatinggi hanya oleh dan melalui realisasi pengalaman-pilihan. Namun pemilihan untuk melakukan kehendak Tuhan itu menggabungkan iman rohani dengan keputusan jasmani dalam tindakan kepribadian, dan dengan demikian menyediakan titik tumpu ilahi dan rohani untuk berfungsi lebih efektifnya pengungkitan kerinduan akan Tuhan (secara manusiawi dan materi). Koordinasi bijaksana antara kekuatan jasmani dan rohani tersebut sangat menambah realisasi kosmis Yang Mahatinggi maupun pemahaman morontia Deitas Firdaus.
110:6.18 Penguasaan terhadap lingkaran-lingkaran kosmis itu terkait dengan pertumbuhan kuantitatif jiwa morontia, pemahaman akan makna-makna tertinggi. Namun status kualitatif dari jiwa baka ini sepenuhnya tergantung pada pemahaman iman hidup pada nilai-fakta potensi-Firdaus bahwa manusia itu adalah seorang anak dari Tuhan yang kekal. Karena itulah seorang dari lingkaran ketujuh pergi ke dunia rumah besar untuk mencapai realisasi kuantitatif pertumbuhan kosmis lebih lanjut sama seperti halnya orang dari lingkaran kedua atau bahkan lingkaran yang pertama.
110:6.19 Hanya ada sebuah hubungan tidak langsung antara pencapaian lingkaran-kosmis dan pengalaman keagamaan rohani nyata, pencapaian tersebut bersifat timbal balik dan karena itu saling menguntungkan. Pengembangan rohani secara murni mungkin sedikit berkaitan dengan kemakmuran materi di planet, tetapi pencapaian lingkaran selalu menambah potensi keberhasilan manusia dan prestasi fana.
110:6.20 Dari lingkaran ketujuh ke lingkaran ketiga terjadilah ditingkatkan dan disatukannya tindakan dari tujuh ajudan roh-batin dalam tugas menyapih pikiran fana dari ketergantungannya pada realitas-realitas mekanisme kehidupan jasmani sebagai persiapan pada bertambahnya pengenalan ke tingkat-tingkat pengalaman morontia. Dari lingkaran ketiga ke depannya pengaruh ajudan itu secara bertahap semakin berkurang.
110:6.21 Tujuh lingkaran itu mencakup pengalaman fana yang mencakup dari kesadaran diri tingkat tertinggi murni hewani ke tingkat terendah kesadaran diri morontia kontaktual nyata sebagai suatu pengalaman kepribadian. Penguasaan terhadap lingkaran kosmis pertama itu mengisyaratkan pencapaian kematangan fana pramorontia dan menandai penghentian pelayanan gabungan dari roh-batin ajudan sebagai suatu pengaruh eksklusif untuk aksi batin dalam kepribadian manusia. Melebihi lingkaran pertama, batin menjadi semakin mirip dengan kecerdasan pada tahap evolusi morontia, pelayanan gabungan bersama dari batin kosmis dan karunia supra-ajudan dari Roh Kreatif suatu alam semesta lokal.
110:6.22 Hari-hari besar dalam karier individual Pelaras adalah; pertama, ketika subjek manusianya menembus masuk ke lingkaran psikis ketiga, sehingga memastikan kegiatan-mandirinya Monitor dan bertambahnya jangkauan fungsi (asalkan sang penghuni itu tidak sebelumnya telah berperan-sendiri); kemudian, ketika mitra manusianya mencapai lingkaran psikis pertama, dan mereka dengan demikian dimungkinkan untuk saling berkomunikasi, setidaknya sampai taraf tertentu; dan terakhir, ketika mereka akhirnya dan selama-lamanya dilebur.
110:7.1 Pencapaian tujuh lingkaran kosmis tidak sama dengan peleburan Pelaras. Ada banyak manusia yang hidup di Urantia yang telah mencapai lingkaran-lingkaran mereka; tetapi peleburan tergantung pada pencapaian rohani yang lebih besar dan lebih mendalam lagi, pada pencapaian Pelarasan akhir dan lengkap antara kehendak manusia dengan kehendak Tuhan sebagaimana hal itu tinggal dalam Pelaras Pikiran.
110:7.2 Setelah seorang manusia menyelesaikan lingkaran pencapaian kosmis, dan lebih lanjut, ketika pemilihan akhir dari kehendak fana itu memungkinkan Pelaras untuk menyelesaikan pengikatan identitas manusia dengan jiwa morontia selama hidup evolusioner dan fisik, maka hubungan-hubungan yang sudah disempurnakan antara jiwa dan Pelaras tersebut pergi secara mandiri ke dunia rumah besar, dan dikeluarkanlah perintah dari Uversa yang memberi kesempatan untuk peleburan segera Pelaras dan jiwa morontia. Peleburan ini selama hidup badani dengan seketika membakar habis tubuh jasmani; orang lain yang mungkin menyaksikan tontonan seperti itu hanya akan mengamati manusia yang ditranslasikan itu menghilang “dalam kereta berapi[11].”
110:7.3 Kebanyakan Pelaras yang mentranslasikan subjek mereka dari Urantia adalah sangat berpengalaman dan tercatat sebagai penghuni sebelumnya dalam banyak manusia di dunia-dunia lain. Ingatlah, Pelaras mendapatkan pengalaman berharga mendiami manusia di planet-planet yang termasuk golongan pinjaman; namun tidak berarti bahwa Pelaras hanya memperoleh pengalaman untuk pekerjaan yang lebih maju dalam diri subjek fana yang gagal untuk bertahan hidup.
110:7.4 Setelah peleburan manusia itu Pelaras berbagi takdir dan pengalamanmu; mereka adalah kamu. Setelah peleburan antara jiwa morontia yang baka dan Pelaras yang terkait, semua pengalaman dan semua nilai dari yang satu akhirnya menjadi milik yang lainnya, sehingga yang dua secara nyata menjadi satu entitas. Dalam arti tertentu, sosok baru ini adalah dari masa lalu kekal serta untuk masa depan kekal. Semua yang dulunya manusiawi dalam jiwa yang selamat dan semua yang ilahi secara pengalaman dalam Pelaras sekarang menjadi milik nyata dari kepribadian alam semesta yang baru dan terus-menaik itu. Namun pada tiap tingkat alam semesta Pelaras dapat melengkapi kemampuan makhluk baru itu hanya dengan atribut-atribut yang bermakna dan bernilai pada tingkat itu. Suatu kesatuan mutlak dengan Monitor ilahi, suatu penggunaan sampai habis yang tuntas dari kemampuan sesosok Pelaras, hanya dapat dicapai dalam kekekalan setelah pencapaian akhir terhadap Bapa Semesta, Bapa segala roh, sumber abadi untuk pemberian-pemberian ilahi ini.
110:7.5 Ketika jiwa yang berkembang dan Pelaras yang ilahi itu akhirnya dan selamanya dileburkan, masing-masing memperoleh semua kualitas yang bisa dialami dari yang lainnya. Kepribadian yang sederajat ini memiliki semua memori pengalaman selamat yang pernah dimiliki oleh batin manusia pendahulunya dan kemudian menetap dalam jiwa morontia, dan sebagai tambahan pada hal itu, finaliter potensial ini mencakup semua memori pengalaman Pelaras dari seluruh waktu pernah mendiami manusia. Namun akan dibutuhkan kekekalan masa depan untuk Pelaras agar benar-benar bisa melengkapi kemitraan kepribadian itu dengan makna-makna dan nilai-nilai yang dibawa maju sang Monitor ilahi dari kekekalan masa lalu.
110:7.6 Namun pada sebagian besar penduduk Urantia, para Pelaras harus dengan sabar menunggu kedatangan pembebasan kematian; harus menunggu pemerdekaan jiwa yang bangkit itu dari dominasi nyaris sempurna pola-pola energi dan forsa-forsa kimiawi yang melekat dalam golongan keberadaan jasmanimu itu. Kesulitan utama yang kamu alami dalam melakukan kontak dengan Pelarasmu terdiri dalam kodrat jasmani yang melekat ini. Begitu sedikit manusia yang adalah pemikir yang sesungguhnya; kamu secara rohani tidak mengembangkan dan mendisiplinkan batinmu ke titik hubungan kerjasama yang menguntungkan dengan para Pelaras ilahi. Pendengaran batin manusia itu hampir tuli terhadap permohonan rohani yang Pelaras terjemahkan dari aneka ragam pesan siaran-siaran kasih semesta yang dipancarkan dari Bapa yang penuh rahmat. Pelaras menemukan hampir tidak mungkin untuk mendaftarkan pimpinan-pimpinan roh yang inspiratif ini dalam batin hewani yang begitu sepenuhnya didominasi oleh kekuatan kimia dan listrik yang melekat dalam kodrat fisikmu.
110:7.7 Para Pelaras bersukacita melakukan kontak dengan batin fana; tetapi mereka harus bersabar melewati tahun-tahun panjang untuk tinggal diam selama masa mereka tidak mampu menembus hambatan hewani dan berkomunikasi langsung dengan kamu. Semakin tinggi para Pelaras Pikiran naik dalam skala layanan, lebih efisien mereka jadinya. Tetapi tidak pernah bisa mereka menyapa kamu, dalam daging, dengan perhatian penuh, simpatik, dan penuh ekspresi yang sama dengan yang akan mereka lakukan ketika kamu melihat mereka batin dengan batin di dunia-dunia mansion.
110:7.8 Selama kehidupan fana, tubuh dan batin jasmani memisahkan kamu dari Pelarasmu dan mencegah komunikasi bebas; setelah kematian, setelah peleburan abadi, kamu dan Pelaras adalah satu—kamu tidak dapat dibedakan sebagai sosok-sosok yang terpisah—dan dengan demikian tidak ada kebutuhan untuk berkomunikasi seperti yang kamu pahami tentang hal itu.
110:7.9 Meskipun suara dari Pelaras ini selalu ada di dalam kamu, sebagian besar kamu akan jarang mendengarnya seumur hidup. Manusia di bawah lingkaran pencapaian ketiga dan kedua jarang mendengar suara langsung Pelaras kecuali pada saat-saat hasrat keinginan yang tertinggi, dalam suatu situasi tertinggi, dan setelah suatu keputusan tertinggi.
110:7.10 Selama pembuatan dan pemutusan suatu kontak antara batin fana dari seorang cadangan takdir dan para pengawas planet, kadang-kadang Pelaras yang mendiaminya berada pada situasi sedemikian sehingga menjadi mungkin untuk mengirimkan suatu pesan kepada mitra fananya. Tidak lama berselang, di Urantia, pesan seperti itu dikirimkan oleh Pelaras yang berperan-sendiri kepada rekan manusianya, seorang anggota dari korps cadangan takdir. Pesan ini diperkenalkan melalui kata-kata ini: “Dan sekarang, tanpa mencederai atau membahayakan subjek dari pengabdian hati-hatiku dan tanpa maksud untuk terlalu menghukum atau mematahkan semangat, bagiku, buatlah catatan tentang permohonanku ini kepadanya.” Kemudian menyusullah sebuah nasihat-teguran yang indah menyentuh dan menawan. Di antara hal-hal lain, Pelaras memohon “agar ia lebih setia memberiku kerjasamanya yang tulus, lebih riang menanggung tugas yang aku taruhkan, lebih setia melaksanakan program yang aku atur, lebih sabar melewati cobaan yang aku pilihkan, lebih teguh dan riang menapak jalan yang aku pilih, lebih rendah hati menerima penghargaan yang mungkin dihasilkan dari upayaku yang tak henti-hentinya—kirimkanlah demikian nasihatku kepada orang yang aku diami. Kepadanya aku memberikan pengabdian tertinggi dan kasih sayang dari roh ilahi. Dan katakanlah lebih lanjut untuk subjek kekasihku bahwa aku akan berfungsi dengan hikmat dan kuasa sampai pada akhirnya, sampai perjuangan bumi terakhir sudah lewat; aku akan setia pada kepercayaan kepribadianku. Dan aku menasihati dia agar selamat, agar tidak mengecewakan aku, tidak menghalangi aku terhadap pahala untuk perjuanganku yang sabar dan gigih. Berdasarkan kehendak manusia pencapaian kepribadian kami tergantung. Lingkaran demi lingkaran aku telah dengan sabar menaikkan batin manusia ini, dan aku memiliki kesaksian bahwa aku mendapat persetujuan dari kepala golonganku. Lingkaran demi lingkaran aku melewatkannya pada penghakiman. Aku menunggu dengan senang dan tanpa rasa takut terhadap panggilan kehadiran takdir; aku bersiap untuk menyerahkan semuanya pada pengadilan Yang Purba Harinya.”
110:7.11 [Disampaikan oleh sesosok Utusan Soliter dari Orvonton.]
Makalah 109. Hubungan Pelaras dengan Makhluk-Alam Semesta |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 111. Pelaras dan Jiwa |