© 2020 Yayasan Urantia
131:0.1 SELAMA kunjungan Yesus, Gonod, dan Ganid ke Aleksandria, anak muda itu menghabiskan banyak waktunya dan tidak sedikit uang ayahnya untuk membuat sebuah koleksi ajaran agama-agama dunia tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan manusia fana. Ganid mempekerjakan lebih dari enam puluh penerjemah terdidik dalam pembuatan ringkasan dari doktrin-doktrin agama dunia tentang para Deitas itu. Perlu dibuat jelas dalam catatan ini bahwa semua ajaran-ajaran ini yang menggambarkan monoteisme sebagian besar berasal, langsung atau tidak langsung, dari khotbah-khotbah para misionaris Melkisedek Machiventa, yang berangkat dari markas Salem mereka untuk menyebarkan doktrin tentang Tuhan yang Esa—Yang Paling Tinggi—sampai ke ujung-ujung bumi.
131:0.2 Dengan ini disajikan suatu ringkasan dari naskahnya Ganid itu, yang ia siapkan di Aleksandria dan Roma, dan yang disimpan di India selama ratusan tahun setelah kematiannya. Ia mengoleksi bahan ini dalam sepuluh bab, sebagai berikut:
131:1.1 Sisa-sisa dari ajaran murid-murid Melkisedek itu, terkecuali ajaran-ajaran yang bertahan dalam agama Yahudi, yang terbaik masih dilestarikan dalam doktrin aliran Sinis (Cynic). Pilihannya Ganid meliputi berikut ini:
131:1.2 “Tuhan itu mahatinggi; Ia adalah Yang Paling Tinggi atas langit dan bumi. Tuhan adalah lingkaran keabadian yang disempurnakan, dan Ia memerintah segala alam-alam semesta. Ia adalah satu-satunya pembuat langit dan bumi. Ketika Ia menitahkan sesuatu, hal itu jadi. Tuhan kita adalah Tuhan yang Esa, dan Ia itu pengasih dan penyayang. Segala sesuatu yang tinggi, suci, benar, dan indah itu adalah seperti Tuhan kita. Yang Paling Tinggi adalah terang langit dan bumi; Ia adalah Tuhan timur, barat, utara, dan selatan.
131:1.3 ”Bahkan jika bumi akan lenyap, wajah megah Yang Mahatinggi akan tinggal dalam keagungan dan kemuliaan. Yang Paling Tinggi adalah yang pertama dan yang terakhir, yang awal dan yang akhir dari segalanya. Hanya ada satu Tuhan ini, dan nama-Nya adalah Kebenaran. Tuhan itu ada sendiri, dan Ia tanpa kemarahan dan permusuhan; Ia abadi dan tak terhingga. Tuhan kita mahakuasa dan pemurah. Meskipun Ia memiliki banyak perwujudan, kita menyembah hanya Tuhan itu saja. Tuhan mengetahui segalanya—rahasia-rahasia dan pernyataan-pernyataan kita; Ia juga tahu apa yang masing-masing kita pantas terima. Kekuatan-Nya sanggup untuk segala sesuatu.
131:1.4 “Tuhan adalah pemberi damai dan pelindung setia terhadap semua yang takut dan percaya Dia. Ia memberikan keselamatan bagi semua orang yang melayani Dia. Semua ciptaan ada dalam kekuasaan Yang Paling Tinggi. Kasih ilahi-Nya memancar dari kesucian kuasa-Nya, dan kasih sayang lahir dari kekuatan kebesaran-Nya. Yang Paling Tinggi telah menitahkan penyatuan tubuh dan jiwa dan telah melengkapi manusia dengan roh-Nya sendiri. Apa yang manusia perbuat haruslah berakhir, tetapi apa yang Pencipta lakukan akan terus selamanya. Kita meraih pengetahuan dari pengalaman manusia, namun kita memperoleh kebijaksanaan dari perenungan akan Yang Paling Tinggi.
131:1.5 “Tuhan mencurahkan hujan atas bumi, Ia menerbitkan matahari agar bersinar atas gandum yang bertunas, dan Ia memberi kita panen melimpah hal-hal baik dalam hidup ini dan keselamatan kekal dalam dunia yang akan datang. Tuhan kita memegang kewenangan yang besar; namanya itu Istimewa dan kodrat-Nya tak terpahami. Ketika engkau sakit, Yang Paling Tinggilah yang menyembuhkanmu. Tuhan penuh kebaikan terhadap semua orang; kita tidak memiliki sahabat seperti Yang Paling Tinggi. Rahmat-Nya mengisi semua tempat dan kebaikan-Nya mencakup segala jiwa. Yang Paling Tinggi tidak berubah; dan Ia adalah penolong kita dalam setiap saat dibutuhkan. Di manapun engkau berpaling untuk berdoa, ada wajah Yang Paling Tinggi dan telinga terbuka dari Tuhan kita. Engkau bisa menyembunyikan dirimu dari manusia, tetapi tidak dari Tuhan. Tuhan tidak sangat jauh dari kita; ia ada di mana-mana. Tuhan memenuhi semua tempat dan tinggal dalam hati orang yang takut nama-Nya yang kudus. Ciptaan ada dalam Pencipta dan Pencipta dalam ciptaan-Nya. Kita mencari Yang Paling Tinggi dan kemudian menemukan Dia dalam hati kita. Engkau pergi mencari seorang teman baik, dan kemudian engkau menemukan dia di dalam jiwamu.
131:1.6 “Orang yang mengenal Tuhan memandang semua orang itu setara; mereka adalah saudara-saudarinya. Mereka yang mementingkan diri, mereka yang mengabaikan saudara-saudara mereka dalam daging, hanya akan mendapat kelelahan sebagai upah mereka. Mereka yang mencintai rekan-rekan mereka dan yang memiliki hati yang murni akan melihat Tuhan. Tuhan tidak pernah melupakan ketulusan. Ia akan memandu yang jujur hatinya ke dalam kebenaran, karena Tuhan adalah kebenaran.
131:1.7 “Dalam hidupmu buanglah kesalahan dan kalahkanlah kejahatan dengan kasih dari kebenaran yang hidup. Dalam semua hubunganmu dengan manusia lakukan yang baik terhadap yang jahat. Tuhan Allah itu penyayang dan pengasih; Ia itu mengampuni. Marilah kita mengasihi Tuhan, karena Ia lebih dahulu mengasihi kita. Oleh kasih Tuhan dan melalui rahmat-Nya kita akan diselamatkan. Orang miskin dan orang kaya adalah saudara. Tuhan adalah Bapa mereka. Kejahatan yang kamu tidak ingin dilakukan padamu, jangan lakukan kepada orang lain.
131:1.8 “Setiap waktu panggillah nama-Nya, dan sejauh engkau percaya dalam nama-Nya, demikianlah doamu akan didengar. Sungguh besar kehormatan untuk menyembah Yang Paling Tinggi! Semua dunia-dunia dan alam-alam semesta menyembah Yang Paling Tinggi. Dan dengan semua doa-doamu ucapkanlah syukur—naiklah untuk menyembah. Ibadah yang penuh doa menjauhkan kejahatan dan mencegah dosa. Pada setiap waktu marilah kita memuji nama Yang Paling Tinggi. Orang yang berlindung dalam Yang Paling Tinggi menutupi cacat-cacatnya dari alam semesta. Ketika engkau berdiri di hadapan Tuhan dengan hati yang bersih, engkau menjadi tidak takut terhadap semua ciptaan. Yang Paling Tinggi adalah seperti ayah dan ibu yang penuh kasih; Ia benar-benar mengasihi kita, anak-anak-Nya di bumi. Tuhan kita akan mengampuni kita dan membimbing langkah-langkah kita ke dalam jalan-jalan keselamatan. Ia akan menuntun tangan kita dan memimpin kita kepada diri-Nya sendiri. Tuhan menyelamatkan mereka yang percaya Dia; Ia tidak memaksa orang untuk memuja nama-Nya.
131:1.9 “Jika kepercayaan akan Yang Paling Tinggi telah memasuki hatimu, maka engkau akan bebas dari ketakutan dalam seluruh hari-hari masa hidupmu. Janganlah mencemaskan dirimu karena kemakmuran orang yang tidak bertuhan; janganlah takut pada mereka yang merencanakan kejahatan; biarlah jiwa berpaling dari dosa dan taruhlah seluruh percayamu pada Tuhan keselamatan. Jiwa lelah dari manusia yang mengembara menemukan istirahat abadi di tangan Yang Paling Tinggi; orang bijak merindukan pelukan ilahi; anak bumi mendambakan keamanan di tangan Bapa Semesta. Manusia mulia mencari keadaan tinggi yang di dalamnya jiwa dari yang fana berpadu dengan roh dari Yang Mahatinggi. Tuhan itu adil: Buah yang tidak kita terima dari penanaman kita di dunia ini akan kita terima dalam hidup yang berikutnya.”
131:2.1 Orang Keni Palestina menyelamatkan banyak ajaran Melkisedek, dan dari catatan ini, seperti yang dilestarikan dan dimodifikasi oleh orang-orang Yahudi, Yesus dan Ganid membuat pilihan berikut:
131:2.2 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu di dalamnya. Dan, lihatlah, semua yang Ia ciptakan itu sungguh amat baik. Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan; Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya. Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.[1]
131:2.3 “Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga. Firman Tuhan: ‘Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.’ Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, karena terang ada pada-Nya. TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya. TUHAN itu baik dan benar; Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.[2]
131:2.4 “Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia dan keadilan-Nya bagi anak cucu. TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya; Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: 'Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.' Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak[3]. Katakanlah di antara bangsa-bangsa: 'TUHAN itu Raja!' Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
131:2.5 “Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun. Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa. Kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi! Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia![4]
131:2.6 “Namun Engkau telah membuat manusia hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. Allah Yang Mahakuasa berfirman: 'hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.' Jangan lupakan bahwa kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. Firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: 'Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.' Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Mereka akan berlari dan tidak menjadi lelah; mereka akan berjalan dan tidak menjadi lesu. TUHAN akan mengakhiri kegelisahanmu. Firman Tuhan: ‘janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.’[5]
131:2.7 “Ya Tuhan, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah 'Penebus kami.' Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya. Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudra raya yang hebat. Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu, dan di dalam terang-Mu kami melihat terang. Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa[6].
131:2.8 “Yahweh adalah Tuhan keselamatanku; aku ini percaya kepada-Mu. Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu , maka Ia akan meluruskan jalanmu. Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan; orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat. Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar; ia yang berdosa terhadap Aku, mencelakakan dirinya sendiri. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. Seperti orang berpikir dalam jiwanya, demikianlah dia[7].
131:2.9 “TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. Hati yang gembira adalah obat yang manjur. Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Beginilah firman Tuhan yang menciptakan langit dan yang membentuk bumi: ‘Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain. Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.’ Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Siapa menabur kecurangan akan menuai bencana; mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung.[8]
131:2.10 “Marilah, baiklah kita berperkara !—firman TUHAN—Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. Sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.’ Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik; dosamu menghambat yang baik dari padamu. Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya; TUHAN memelihara orang-orang sederhana. Kemalangan orang benar banyak , tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi akan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa[9].
131:2.11 “Jangan membalas dendam dan jangan membenci orang lain, tetapi cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Apa yang engkau benci jangan kamu lakukan bagi siapapun. Kasihilah saudaramu, karena Tuhan telah berkata: ‘Aku akan mengasihi mereka (anak-anak-Ku) dengan sukarela.’ Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; Firman Tuhan: ‘baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.’[10]
131:2.12 “Firman Tuhan, pencipta langit dan bumi: ‘Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu. Perintah-Ku adalah: Hendaklah kamu mengasihi Aku dengan segenap hatimu; jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku; jangan menyebut nama-Ku dengan sembarangan; ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; hormatilah ayahmu dan ibumu; jangan membunuh; jangan berzinah, jangan mencuri; jangan mengucapkan saksi dusta; jangan mengingini apapun yang dipunyai sesamamu[11].’
131:2.13 “Dan untuk semua orang yang mengasihi Tuhan dengan paling utama dan sesama mereka seperti diri mereka sendiri, Tuhan di surga berkata: ‘Akan Kubebaskan mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebus mereka dari pada maut. Aku akan menaruh belas kasihan terhadap anak-anakmu, juga adil. Bukankah Aku mengatakan tentang makhluk ciptaan-Ku di bumi, kamu adalah anak-anak Allah yang hidup? Dan bukankah Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal? Bukankah Aku memanggilmu untuk menjadi seperti Aku dan berdiam selamanya dengan Aku di Firdaus?’”[12]
131:3.1 Ganid terkejut menemukan bagaimana hampirnya Buddhisme menjadi sebuah agama yang besar dan indah yang tanpa Tuhan, tanpa sosok Ketuhanan yang pribadi dan semesta. Namun demikian, ia menemukan beberapa catatan dari keyakinan yang lebih awal yang mencerminkan sesuatu tentang pengaruh ajaran para misionaris Melkisedek yang melanjutkan pekerjaan mereka di India bahkan sampai masa-masa Buddha. Yesus dan Ganid mengumpulkan pernyataan-pernyataan berikut dari literatur Buddhis:
131:3.2 “Keluar dari hati yang murni sukacita akan memancar kepada Yang Tak Terbatas; semua keberadaanku akan berada dalam damai dengan kegembiraan yang melebihi fana ini. Jiwaku dipenuhi dengan kepuasan, dan hatiku meluap dengan kebahagiaan percaya penuh damai. Aku tidak takut; aku bebas dari rasa kuatir. Aku berdiam dengan aman, dan musuhku tidak bisa menakuti aku. Aku puas dengan hasil-hasil dari keyakinanku. Aku telah menemukan pendekatan kepada Yang Abadi itu mudah dicapai. Aku berdoa agar iman mendukung aku dalam perjalanan panjang; aku tahu bahwa iman dari alam atas tidak akan meninggalkan aku. Aku tahu saudara-saudaraku akan sejahtera jika mereka diimbuhi dengan iman akan Yang Abadi, bahkan kepercayaan yang menciptakan kerendahan hati, kejujuran, kebijaksanaan, keberanian, pengetahuan, dan ketekunan. Marilah kita meninggalkan rasa sedih dan membuang rasa takut. Melalui iman marilah kita berpegang pada kebenaran (dharma) yang sejati dan kelelakian yang asli. Marilah kita belajar untuk bermeditasi tentang keadilan dan belas kasihan. Iman adalah kekayaan sesungguhnya manusia; itu adalah karunia dari kebajikan dan kemuliaan.
131:3.3 “Perbuatan tidak benar itu hina; dosa itu tercela. Kejahatan itu merendahkan, apakah disimpan dalam pikiran atau dilakukan dalam perbuatan. Rasa sakit dan kesedihan mengikuti jalan kejahatan seperti debu mengikuti angin. Kebahagiaan dan ketenangan pikiran mengikuti pemikiran murni dan hidup benar seperti bayangan mengikuti hakikat hal-hal bendawi. Kejahatan adalah buah dari pemikiran yang diarahkan secara keliru. Adalah jahat untuk menganggap dosa dimana tidak ada dosa; untuk menganggap tidak ada dosa dimana ada dosa. Kejahatan adalah jalan ajaran-ajaran palsu. Mereka yang menghindari kejahatan dengan melihat hal-hal yang sebenarnya itu akan mendapat sukacita karena menerima kebenaran tersebut. Akhirilah penderitaanmu dengan membenci dosa. Ketika engkau melihat kepada Yang Mulia, berbaliklah dari dosa dengan sepenuh hati. Jangan meminta maaf karena kejahatan; jangan membuat alasan untuk dosa. Melalui upayamu untuk menebus dosa-dosa masa lalu engkau memperoleh kekuatan untuk melawan kecenderungan ke depan untuk itu. Tahan diri lahir dari pertobatan. Jangan biarkan ada kesalahan yang tidak diakui kepada Yang Mulia.
131:3.4 “Keceriaan dan kegembiraan adalah imbalan untuk perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan baik dan untuk kemuliaan Yang Abadi. Tidak ada manusia yang dapat merampok kebebasan pikiranmu sendiri. Ketika kepercayaan agamamu telah memerdekakan hatimu, ketika batin, seperti gunung, dipastikan dan tak tergoyahkan, maka kedamaian jiwa akan mengalir dengan tenang seperti sungai air. Mereka yang yakin keselamatan selamanya bebas dari nafsu, iri hati, kebencian, dan angan-angankekayaan. Meskipun iman adalah tenaga untuk hidup yang lebih baik, namun haruslah engkau kerjakan keselamatanmu sendiri dengan ketekunan. Jika engkau ingin pasti akan keselamatan akhirmu, maka pastikan bahwa engkau dengan tulus berusaha untuk memenuhi seluruh perbuatan benar. Tumbuhkan kepastian dari hati yang memancar dari dalam dan dengan demikian akan menikmati bahagia keselamatan abadi.
131:3.5 “Tidak ada pengikut agama yang bisa berharap untuk mencapai pencerahan kebijaksanaan abadi sementara tetap malas, lamban, ringkih, menganggur, tak tahu malu, dan mementingkan diri. Tetapi barangsiapa yang berpikir, bijaksana, merenung, bergairah, dan sungguh-sungguh—bahkan sementara ia masih hidup di bumi—bisa mencapai pencerahan tertinggi dari damai dan kebebasan kebijaksanaan ilahi. Ingatlah, setiap perbuatan akan menerima ganjarannya. Kejahatan menghasilkan kesedihan dan dosa berakhir pada rasa sakit. Sukacita dan kebahagiaan adalah hasil dari hidup yang baik. Bahkan penjahat menikmati suatu masa kelonggaran sebelum waktu pematangan penuh perbuatan jahatnya, tetapi niscaya akan datang datang balasan penuh untuk perbuatan jahat. Janganlah ada orang yang menganggap enteng dosa, mengatakan dalam hatinya: ‘Hukuman perbuatan salah tidak akan datang mendekati aku.’ Apa yang engkau lakukan akan dilakukan padamu, dalam penghakiman kebijaksanaan. Ketidak-adilan yang dilakukan pada sesamamu akan datang kembali ke atasmu. Makhluk itu tidak bisa lepas dari takdir perbuatannya.
131:3.6 “Orang bodoh telah berkata dalam hatinya, ‘Kejahatan tidak akan menimpa aku’; tetapi keselamatan hanya ditemukan ketika jiwa merindukan teguran dan pikiran mencari hikmat. Orang bijak adalah jiwa mulia yang tetap ramah di tengah-tengah musuh-musuhnya, tenang di tengah gejolak, dan murah hati di antara yang serakah. Cinta diri sendiri adalah seperti rumput liar di lapangan yang rapi. Mementingkan diri sendiri membawa oada duka; perawatan diri terus-menerus membunuh. Pikiran yang dijinakkan menghasilkan kebahagiaan. Pejuang yang paling besar adalah yang mengalahkan dan menundukkan dirinya sendiri. Menahan diri dalam segala hal itu baik. Dialah orang yang unggul yang menjunjung kebajikan dan teliti pada kewajibannya. Janganlah marah dan benci menguasaimu. Jangan berbicara kasar pada siapapun. Kepuasan adalah kekayaan terbesar. Apa yang diberikan dengan bijak disimpan dengan baik. Jangan lakukan kepada orang lain hal-hal yang engkau tidak mau dilakukan padamu. Balaslah kejahatan dengan kebaikan; kalahkan kejahatan dengan kebaikan.
131:3.7 “Jiwa yang berbudi luhur itu lebih diinginkan daripada kedaulatan atas seluruh bumi. Keabadian adalah tujuan kejujuran; kematian, adalah akhir hidup yang sembrono. Mereka yang sungguh-sungguh tidak mati; yang sembarangan telah mati. Berbahagialah mereka yang memiliki pengetahuan kepada keadaan yang abadi. Mereka yang menyiksa yang hidup akan sulit menemukan kebahagiaan setelah kematian. Yang tidak mementingkan diri pergi ke surga, dimana mereka bersuka dalam bahagia kebebasan yang tak terhingga dan terus bertambah dalam kemurahan hati yang mulia. Setiap manusia yang berpikir benar, berbicara mulia, dan bertindak tidak mementingkan diri tidak hanya menikmati kebajikan disini selama hidup yang singkat ini tetapi akan juga, setelah hancurnya tubuh, akan terus menikmati kesenangan surga.”
131:4.1 Para misionaris Melkisedek membawa ajaran-ajaran Tuhan yang Esa itu kemanapun mereka berkelana. Banyak dari doktrin keesaan ini, bersama dengan konsep-konsep lain yang sebelumnya, menjadi tertampung dalam ajaran-ajaran Hindu yang berikutnya. Yesus dan Ganid membuat kutipan berikut:
131:4.2 “Dia adalah Tuhan yang besar, dalam segala hal tertinggi. Dia adalah Tuhan yang meliputi segala sesuatu. Dia adalah pencipta dan pengatur segala alam-alam semesta. Tuhan adalah Tuhan yang Esa; Dia sendirian dan oleh diri-Nya sendiri; Ia adalah satu-satunya. Dan Tuhan yang satu ini adalah Pencipta kita dan tujuan terakhir untuk jiwa. Yang Esa Mahatinggi itu cemerlang tak bisa digambarkan; Dia adalah Cahaya dari Cahaya. Setiap hati dan setiap dunia diterangi oleh cahaya ilahi ini. Tuhan adalah pelindung kita—ia berdiri di sisi makhluk-makhluk-Nya—dan mereka yang belajar untuk mengenal Dia menjadi abadi. Tuhan adalah sumber energi yang besar; Ia adalah Jiwa (Atman) Agung. Ia memegang kekuasaan menyeluruh atas semua. Tuhan yang Esa ini penuh kasih, mulia, dan menawan. Tuhan kita mahatinggi dalam kekuasaan dan berdiam di tempat yang mahatinggi. Pribadi yang sejati ini adalah kekal dan ilahi; Ia adalah Tuhan utama surga. Semua resi telah memanggil Dia, dan Dia telah mengungkapkan diri-Nya kepada kita. Kami menyembah Dia. Wahai Pribadi Mahatinggi, sumber semua makhluk, Tuhan semua ciptaan, dan penguasa alam semesta, ungkapkan kepada kami, para ciptaan-Mu, kuasa sehingga Engkau tinggal dekat! Tuhan telah membuat matahari dan bintang-bintang; Ia gemilang, murni, dan ada dengan sendirinya. Pengetahuan-Nya yang kekal itu bijaksana secara ilahi. Yang Kekal ini tidak bisa ditembus oleh kejahatan. Karena alam semesta muncul dari Tuhan, maka patut Dia memerintahnya. Dia adalah sebab penciptaan, dan karenanya segala sesuatu menetap dalam Dia.
131:4.3 “Tuhan adalah perlindungan aman bagi setiap orang yang baik dalam kesesakan; Yang Abadi peduli seluruh umat manusia. Keselamatan Tuhan itu kuat dan kebaikan-Nya berlimpah. Dia adalah pelindung yang penuh kasih, pembela yang diberkati. Kata Tuhan: ‘Aku tinggal di dalam jiwa mereka sebagai lampu kebijaksanaan. Akulah semarak dari yang indah dan kebaikan dari yang baik. Dimana dua atau tiga orang berkumpul, di situ Aku ada juga.’ Makhluk itu tidak bisa lepas dari keberadaan Sang Pencipta. Tuhan bahkan menghitung kedipan mata tak henti-hentinya mata setiap manusia; dan kami menyembah Sosok ilahi ini sebagai pendamping kami yang tak terpisahkan. Dia selalu-ada, pemurah, ada dimana-mana, dan baik tak terhingga. Tuhan adalah penguasa kita, pelindung, dan pengatur mahatinggi, dan roh-Nya yang dari mula-mula itu berdiam di dalam jiwa manusia. Saksi Kekal terhadap perbuatan jahat dan kebajikan itu tinggal di dalam hati manusia. Marilah kita lama merenungkan Pemberi Hidup yang terpuja dan ilahi itu; biarlah roh-Nya sepenuhnya memimpin pikiran kita. Dari dunia yang maya ini bawalah kami kepada yang nyata! Dari kegelapan bawalah kami pada terang! Dari kematian bimbinglah kami kepada keabadian!
131:4.4 “Dengan hati kita dibersihkan dari semua kebencian, marilah kita menyembah Yang Kekal. Tuhan kita adalah Tuhan doa; Ia mendengarkan tangisan dari anak-anak-Nya. Biarlah semua orang menundukkan kehendak-Nya kepada-Nya, Yang Teguh. Mari kita berbahagia dalam kemurahan Tuhan doa. Buatlah doa menjadi temanmu yang paling karib dan sembahlah penopang jiwamu itu. ‘Jika engkau hanya menyembah-Ku dalam kasih,’ kata Yang Kekal, ‘Aku akan memberikan kebijaksanaan untuk mencapai Aku, karena menyembah-Ku adalah sifat bajik yang umum untuk semua makhluk.’ Tuhan adalah penerang yang suram dan kekuatan mereka yang lemah. Karena Tuhan adalah teman kuat kita, kita tidak memiliki lagi rasa takut. Kita memuji nama Penakluk yang tidak pernah tertaklukkan. Kita menyembah-Nya karena Ia adalah penolong manusia yang setia dan kekal. Tuhan adalah pemimpin kami yang pasti dan panduan yang tidak pernah gagal. Dia adalah orang tua langit dan bumi yang agung, empunya tenaga tak terbatas dan kebijaksanaan tak terhingga. Semarak-Nya itu luhur dan kecantikan-Nya ilahi. Dia adalah perlindungan mahatinggi alam semesta dan penjaga hukum abadi yang tidak berubah. Tuhan kita adalah Tuhan kehidupan dan Penghibur bagi semua orang; Dia adalah kekasih umat manusia dan penolong mereka yang dalam kesukaran. Dia adalah pemberi kehidupan kita dan Gembala yang Baik untuk kawanan manusia. Tuhan adalah bapa, saudara, dan teman kita. Dan kita rindu untuk mengenal Tuhan ini dalam batin kita.
131:4.5 “Kami telah belajar untuk memenangi iman oleh kerinduan hati kami. Kami telah mencapai kebijaksanaan dengan mengekang indra-indra kami, dan oleh kebijaksanaan kami telah mengalami damai dalam Yang Mahatinggi. Orang yang penuh iman menyembah dengan sungguh-sungguh ketika diri batinnya berniat kepada Tuhan. Tuhan kita memakai langit sebagai jubah; Ia juga mendiami enam alam semesta yang terbentang luas lainnya. Ia adalah yang tertinggi atas semua dan di dalam semua. Kami mendambakan pengampunan dari Dewa untuk semua pelanggaran kami terhadap sesama kami; dan kami akan membebaskan teman kita dari kesalahan yang ia telah lakukan pada kami. Roh kami membenci segala kejahatan; karena itu, ya Tuhan, bebaskan kami dari segala noda dosa. Kami berdoa kepada Tuhan sebagai penghibur, pelindung, dan penyelamat—Ia yang mengasihi kami.
131:4.6 “Roh dari Pemelihara Alam Semesta memasuki jiwa makhluk yang sederhana. Orang bijak itu adalah yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Mereka yang berusaha untuk kesempurnaan memang harus mengenal Dewa Mahatinggi. Orang yang tidak pernah takut adalah yang mengetahui keamanan penuh bahagia dari Yang Mahatinggi, karena Yang Mahatinggi bersabda kepada mereka yang melayani Dia, ‘Jangan takut, sebab Aku bersamamu.’ Tuhan yang memelihara itu adalah Bapa kita. Tuhan itu kebenaran. Dan keinginan Tuhan itu adalah agar ciptaan-Nya memahami Dia— menjadi sepenuhnya mengetahui kebenaran. Kebenaran itu kekal; kebenaran itu menopang alam semesta. Keinginan tertinggi kita haruslah untuk bersatu dengan Yang Mahatinggi. Sang Pengendali Agung adalah pembangkit segala sesuatu—semua berkembang dari Dia. Dan ini adalah puncak kewajiban: Janganlah ada orang melakukan kepada yang lain apa yang tidak ia suka bagi dirinya sendiri; jangan menyimpan niat jahat, jangan memukul orang yang memukul kamu, taklukkan marah dengan ampunan, dan kalahkan benci dengan kebajikan. Dan semua ini harus kita lakukan karena Tuhan adalah teman yang baik dan bapa yang murah hati yang mengampuni semua pelanggaran kita di bumi.
131:4.7 “Tuhan adalah Bapa kita, bumi adalah ibu kami, dan alam semesta tempat lahir kami. Tanpa Tuhan jiwa itu tawanan; mengenal Tuhan membebaskan jiwa. Oleh meditasi pada Tuhan, oleh penyatuan dengan Dia, datanglah pembebasan dari angan-angan jahat dan keselamatan terakhir dari semua belenggu bendawi. Ketika manusia menggulung ruang seperti selembar kulit, maka akan datanglah akhir dari kejahatan karena manusia telah menemukan Tuhan. Ya Tuhan, selamatkan kami dari kehancuran lipat tiga dari neraka—nafsu, amarah, dan ketamakan! Ya jiwa, sandangkan dirimu untuk perjuangan keabadian roh! Ketika akhir kehidupan fana datang, jangan ragu-ragu untuk meninggalkan tubuh ini untuk wujud yang lebih bugar dan elok dan untuk bangun di alam-alamnya Yang Mahatinggi dan Abadi, dimana tidak ada rasa takut, sedih, lapar, haus, atau kematian. Mengenal Tuhan adalah memotong tali-tali kematian. Jiwa yang kenal-Tuhan naik di alam semesta seperti krim muncul di atas susu. Kami menyembah Tuhan, sang mahakarya, Jiwa Agung, yang senantiasa tinggal dalam hati para makhluk-Nya. Dan mereka yang tahu bahwa Tuhan itu bertakhta dalam hati manusia ditakdirkan untuk menjadi seperti Dia—abadi. Kejahatan harus ditinggalkan di dunia ini, tetapi kebajikan mengikuti jiwa ke surga.
131:4.8 “Hanya durjana yang mengatakan: Alam semesta tidak memiliki kebenaran atau penguasa; hal itu hanya dirancang untuk nafsu kita. Jiwa-jiwa tersebut diperdaya oleh kecilnya kecerdasan mereka. Mereka dengan demikian dikuasai penuh untuk menikmati hawa nafsu mereka dan merampas jiwa mereka dari kebahagiaan kebajikan dan kenikmatan kebenaran. Apa yang lebih besar daripada mengalami keselamatan dari dosa? Orang yang telah melihat Yang Mahatinggi adalah abadi. Teman-teman jasmani seseorang tidak bisa bertahan melewati kematian; kebajikan saja yang berjalan di samping manusia saat ia terus berjalan maju ke arah padang-padang gembira dan diterangi matahari Firdaus.”
131:5.1 Zoroaster sendiri secara langsung melakukan kontak dengan keturunan para misionaris Melkisedek yang lebih awal, dan doktrin mereka tentang Tuhan yang Esa menjadi ajaran sentral dalam agama yang ia dirikan di Persia. Selain dari Yudaisme, tidak ada agama pada masa itu yang berisi lebih banyak ajaran-ajaran Salem ini. Dari catatan-catatan dari agama ini Ganid membuat kutipan berikut:
131:5.2 “Semua hal berasal dari, dan termasuk pada, Tuhan Yang Esa—yang mahabijaksana, baik, benar, suci, megah, dan mulia. Inilah, Tuhan kita, adalah sumber dari semua terang cahaya. Dia adalah Pencipta, Tuhan segala tujuan yang baik, dan pelindung keadilan alam semesta. Arah yang bijak dalam hidup adalah bertindak dalam selaras dengan roh kebenaran. Tuhan itu maha melihat, dan Ia memandangi perbuatan jahat orang durjana maupun pekerjaan baik orang-orang benar; Tuhan kita mengamati segala sesuatu dengan sekilas mata. Sentuhannya adalah sentuhan penyembuhan. Tuhan adalah dermawan yang mahakuasa. Tuhan membentangkan tangan kemurahan-Nya untuk orang benar dan orang jahat. Tuhan membangun dunia dan mentahbiskan ganjaran untuk kebaikan dan untuk kejahatan. Tuhan yang mahabijaksana telah menjanjikan keabadian bagi jiwa-jiwa saleh yang berpikir murni dan bertindak benar. Seperti yang paling engkau inginkan, demikianlah jadinya engkau. Cahaya surya adalah seperti kebijaksanaan untuk orang-orang yang melihat Tuhan dalam alam semesta.
131:5.3 “Pujilah Tuhan dengan mencari kepuasan Yang Bijaksana. Sembahlah Tuhan terang itu dengan cara gembira berjalan di jalan yang ditahbiskan oleh agama yang diwahyukan-Nya. Hanya ada satu Tuhan Mahatinggi, Tuhan segala Terang. Kami menyembah Dia yang membuat air, tumbuhan, hewan, bumi, dan langit. Tuhan kita adalah Tuhan, yang mahabaik. Kami menyembah yang paling elok, Yang Abadi berlimpah, diberkahi dengan terang kekal. Tuhan itu paling jauh dari kami dan pada saat yang sama paling dekat pada kita karena Ia berdiam di dalam jiwa kita. Tuhan kita adalah Roh Firdaus yang ilahi dan paling suci, namun demikian Dia lebih bersahabat kepada manusia daripada semua makhluk yang paling bersahabat. Tuhan adalah yang paling membantu kami dalam hal terbesar dari semua urusan ini, yaitu mengetahui diri-Nya sendiri. Tuhan adalah teman kita yang paling menarik dan benar; Ia adalah kebijaksanaan, kehidupan, dan tenaga untuk jiwa dan tubuh kita. Melalui pemikiran baik kita Sang Pencipta bijaksana akan memampukan kita untuk melakukan kehendak-Nya, dengan demikian mencapai perwujudan semua yang ilahi sempurna.
131:5.4 “Tuhan, ajarkan kami bagaimana menjalani hidup ini dalam daging sambil mempersiapkan kehidupan berikutnya dalam roh. Berbicaralah kepada kami, Tuhan, dan kami akan melakukan permintaan-Mu. Ajarilah kami jalan yang baik, dan kami akan berjalan benar. Karuniakan kami agar kami dapat mencapai persatuan dengan-Mu. Kami tahu bahwa agama yang benar itu adalah yang memimpin pada persatuan dengan kebenaran. Tuhan adalah sifat bijak, pikiran terbaik, dan perbuatan benar kita. Semoga Tuhan menganugerahi kita kesatuan dengan roh ilahi dan keabadian dalam diri-Nya sendiri!
131:5.5 Agama dari Yang Bijaksana ini membersihkan orang percaya dari setiap pikiran jahat dan perbuatan dosa. Aku bersujud di hadapan Tuhan surga dalam pertobatan jika aku telah bersalah dalam pikiran, ucapan, atau tindakan—sengaja atau tidak sengaja—dan aku menaikkan doa untuk belas kasihan dan pujian untuk pengampunan. Aku tahu ketika aku membuat pengakuan dosa, jika aku bermaksud untuk tidak melakukan lagi hal yang jahat, dosa itu yang akan dihapus dari jiwaku. Aku tahu bahwa pengampunan menghilangkan ikatan-ikatan dosa. Mereka yang berbuat jahat akan menerima hukuman, tetapi mereka yang mengikuti kebenaran akan menikmati kebahagiaan dari keselamatan kekal. Melalui kasih karunia peganglah kami dan karuniakanlah kekuatan menyelamatkan untuk jiwa kami. Kami menyatakan rahmat karena kami bercita-cita untuk mencapai kesempurnaan; kami ingin menjadi seperti Tuhan.”
131:6.1 Kelompok ketiga penganut agama yang melestarikan doktrin satu Tuhan di India—tetap bertahannya ajaran Melkisedek—dikenal pada masa itu sebagai kaum Suduan. Akhir-akhir ini orang-orang percaya ini telah dikenal sebagai pengikut Jainisme. Mereka mengajarkan:
131:6.2 “Tuhan Surga itu mahatinggi. Mereka yang berbuat dosa tidak akan naik ke tempat tinggi, tetapi mereka yang berjalan di jalan yang benar akan mendapatkan tempat di surga. Kami dijamin kehidupan akhirat jika kami mengetahui kebenaran. Jiwa manusia bisa naik ke surga yang tertinggi, ada di sana untuk mengembangkan sifat rohaninya yang sejati, untuk mencapai kesempurnaan. Tingkatan surga melepaskan manusia dari belenggu dosa dan memperkenalkan dia pada keberkatan yang terakhir; orang benar telah mengalami akhir dosa dan semua penderitaan yang berkaitan. Diri adalah musuh manusia yang tak terkalahkan, dan diri itu diwujudkan sebagai empat nafsu terbesar manusia: amarah, kesombongan, tipu daya, dan keserakahan. Kemenangan terbesar manusia adalah penaklukan dirinya sendiri. Ketika manusia mencari Tuhan untuk pengampunan, dan ketika ia memberanikan diri untuk menikmati kebebasan seperti itu, ia dengan demikian dibebaskan dari rasa takut. Manusia harus berjalan melalui kehidupan memperlakukan sesama makhluk seperti ia ingin diperlakukan.”
131:7.1 Hanya baru-baru saja naskah-naskah dari agama Timur-Jauh ini disimpan di perpustakaan Aleksandria. Agama ini adalah salah satu agama dunia yang Ganid belum pernah dengar. Keyakinan ini juga berisi sisa-sisa dari ajaran Melkisedek sebelumnya seperti yang ditunjukkan oleh ringkasan berikut:
131:7.2 “Sabda Tuhan: ‘Kalian semua penerima kuasa ilahi-Ku; semua orang menikmati pelayanan rahmat-Ku. Aku mendapat kepuasan besar karena bertambah banyaknya orang benar di seluruh negeri. Dalam keindahan alam maupun kebajikan manusia Raja Surga itu berusaha untuk mengungkapkan diri-Nya dan untuk menunjukkan sifatnya yang benar. Karena orang-orang dahulu tidak tahu nama-Ku, Aku mewujudkan diri-Ku sendiri dengan dilahirkan ke dunia sebagai keberadaan yang terlihat dan mengalami kehinaan demikian rupa agar orang tidak lupa nama-Ku. Akulah pembuat langit dan bumi; matahari dan bulan dan semua bintang mematuhi kehendak-Ku. Akulah penguasa semua makhluk di darat dan dalam empat samudra. Meskipun Aku agung dan mahatinggi, Aku masih memperhatikan doa dari orang yang paling miskin. Jika ada makhluk menyembah-Ku, Aku akan mendengarkan doanya dan mengabulkan keinginan hatinya.’
131:7.3 “‘Setiap kali manusia tunduk pada kekuatiran, ia satu langkah menjauh dari pimpinan roh dari hatinya.’ Keangkuhan menutupi Tuhan. Jika engkau mau mendapatkan bantuan surgawi, singkirkan keangkuhanmu; setiap rambut kesombongan menutupi lampu keselamatan, seakan-akan, oleh awan yang besar. Jika engkau tidak benar di dalam, tidak ada gunanya berdoa untuk sesuatu yang di luar. ‘Jika Aku mendengar doa-doamu, itu karena engkau datang di hadapan-Ku dengan hati yang bersih, bebas dari kepalsuan dan kemunafikan, dengan jiwa yang memantulkan kebenaran seperti cermin. Jika engkau ingin mendapatkan keabadian, tinggalkan dunia dan datanglah kepada-Ku.’”
131:8.1 Para utusan Melkisedek menembus jauh ke Cina, dan doktrin Tuhan yang Esa menjadi bagian dari ajaran awal dari beberapa agama orang Cina; satu yang paling lama bertahan dan mengandung sebagian besar kebenaran tentang keesaan Tuhan adalah Taoisme, dan Ganid mengumpulkan berikut ini dari ajaran-ajaran pendirinya:
131:8.2 “Betapa murni dan tenang Yang Esa Mahatinggi namun betapa kuat dan perkasa, betapa dalamnya dan tak terduga! Tuhan surga ini adalah leluhur terhormat untuk segala sesuatu. Jika engkau mengenal Yang Kekal itu, engkau tercerahkan dan bijaksana. Jika engkau tidak kenal Yang Kekal, maka ketidak-tahuan itu mewujudkan dirinya sebagai kejahatan, dan dengan demikian nafsu dosa bangkit. Sosok menakjubkan ini ada sebelum langit dan bumi ada. Dia benar-benar bersifat rohani; Ia ada sendiri dan tidak berubah. Ia memang ibunya dunia, dan semua ciptaan bergerak sekeliling-Nya. Yang Esa Agung ini memberikan diri-Nya untuk manusia dan dengan demikian memungkinkan mereka untuk unggul dan bertahan hidup. Sekalipun seseorang hanya memiliki sedikit pengetahuan, ia masih bisa berjalan di jalan Yang Mahatinggi; ia bisa tunduk pada dengan kehendak surga.
131:8.3 “Semua pekerjaan yang baik dari layanan yang benar berasal dari Yang Mahatinggi. Semua hal tergantung pada Sumber Agung untuk hidup. Yang Mahatinggi Agung tidak mencari pujian untuk anugerah-anugerah-Nya. Dia adalah yang mahatinggi dalam kekuatan, namun Dia tetap tersembunyi dari pandangan kita. Dia tak henti-hentinya mengubah sifat-sifat-Nya sambil menyempurnakan ciptaan-ciptaan-Nya. Akal surgawi itu lambat dan sabar dalam rancangannya, tetapi pasti dalam pencapaiannya. Yang Mahatinggi membentangkan alam semesta dan menopang semuanya. Betapa besar dan kuatnya pengaruh-Nya yang meluap dan daya tarik-Nya! Kebaikan sejati itu seperti air karena memberkati segala sesuatu dan tidak merugikan apapun. Dan seperti air, kebaikan sejati mencari tempat terendah, bahkan tingkat-tingkat yang dihindari oleh yang lain, dan hal itu karena air mirip dengan Yang Mahatinggi. Yang Mahatinggi menciptakan segala sesuatu, dalam alam memelihara mereka dan dalam roh menyempurnakan mereka. Adalah sebuah misteri bagaimana Yang Mahatinggi merawat, melindungi, dan menyempurnakan makhluk tanpa memaksanya. Dia membimbing dan memimpin, tetapi tanpa penegasan diri. Dia menolong pemajuan, namun tanpa penguasaan.
131:8.4 “Orang bijak membuat hatinya mendunia. Sedikit pengetahuan adalah hal yang berbahaya. Mereka yang bercita-cita untuk kebesaran harus belajar untuk merendahkan diri mereka. Dalam penciptaan Yang Mahatinggi menjadi ibunya dunia. Mengenal ibu adalah mengakui diri sebagai anak. Orang yang bijak adalah yang mempertimbangkan semua bagian dari sudut pandang keseluruhan. Hubungkan dirimu pada setiap orang seolah-olah engkau berada di tempatnya. Balaskan cedera dengan kebaikan. Jika engkau mencintai orang-orang, mereka akan tertarik dekatmu—engkau tidak akan mendapat kesulitan memenangkan mereka.
131:8.5 “Yang Mahatinggi Agung adalah meliputi segalanya; Dia ada di sebelah kiri dan di kanan; Dia mendukung semua ciptaan dan mendiami semua makhluk yang sejati. Engkau tidak dapat menemukan Yang Mahatinggi, juga tidak bisa engkau pergi ke tempat di mana Dia tidak ada. Jika seseorang mengakui kejahatan dari jalannya dan bertobat dari dosa sepenuh hati, maka mungkin ia mencari pengampunan; ia dapat lolos dari hukuman; ia dapat mengubah bencana menjadi berkah. Yang Mahatinggi adalah perlindungan yang aman bagi semua ciptaan; Dia adalah pelindung dan penyelamat umat manusia. Jika engkau mencari-Nya setiap hari, engkau akan menemukan-Nya. Karena Dia bisa mengampuni dosa, Dia sungguh yang paling berharga bagi semua orang. Ingatlah selalu bahwa Tuhan tidak mengganjar manusia karena apa yang dia lakukan tetapi karena apa adanya dia; oleh karena itu engkau harus memberikan bantuan kepada sesamamu tanpa memikirkan imbalan. Lakukan yang baik tanpa memikirkan keuntungan bagi diri sendiri.
131:8.6 “Mereka yang tahu hukum-hukum Yang Kekal itu adalah bijaksana. Ketidak-tahuan terhadap hukum ilahi itu adalah penderitaan dan bencana. Mereka yang mengetahui hukum-hukum Tuhan adalah yang berpikiran bebas. Jika engkau kenal Yang Kekal, meskipun tubuhmu binasa, jiwamu akan tetap hidup dalam layanan roh. Engkau benar-benar bijaksana ketika engkau mengakui dirimu tidak penting. Jika engkau tinggal dalam terang Yang Kekal, engkau akan menikmati pencerahan dari Yang Mahatinggi. Mereka yang mengabdikan diri mereka untuk layanan Yang Mahatinggi adalah berbahagia dalam pengejaran terhadap Yang Kekal ini. Ketika manusia mati, rohnya mulai menjalani penerbangan panjang pada perjalanan pulang yang besar.”
131:9.1 Bahkan yang paling sedikit mengakui Tuhan dari antara agama-agama besar dunia pun mengakui ajaran monoteisme dari para misionaris Melkisedek dan para penerus mereka yang gigih. Ringkasan Ganid tentang Konfusianisme adalah:
131:9.2 “Apa yang Surga tetapkan itu tanpa salah. Kebenaran itu nyata dan ilahi. Segala sesuatu berasal dari Surga, dan Surga yang Agung tidak membuat kesalahan. Surga telah menunjuk banyak bawahan untuk membantu dalam pengajaran dan pengangkatan banyak makhluk yang rendah. Sungguh besar, sangat besar, Tuhan yang Esa yang memerintah manusia dari tempat tinggi. Tuhan itu agung dalam kekuasaan dan dahsyat dalam penghakiman. Namun Tuhan yang Besar ini telah memberikan perasaan moral bahkan kepada banyak orang yang rendah. Karunia Surga tidak pernah berhenti. Kemurahan adalah pemberian paling terpilih Surga untuk manusia. Surga telah menganugerahkan kemuliaannya ke atas jiwa manusia; kebajikan manusia adalah buah dari karunia kemuliaan dari Surga ini. Surga Agung itu mahamelihat dan pergi dengan manusia dalam segala perbuatannya. Dan kami berbuat baik ketika kita sebut Surga Agung itu Bapa kita dan Bunda kita. Jika kita adalah hamba-hamba dari nenek moyang ilahi kita itu, maka kita dapat berdoa dengan keyakinan kepada Surga. Setiap saat dan dalam segala hal marilah kita berdiri dengan kagum pada kemegahan Surga. Kami mengakui, ya Tuhan, Yang Paling Tinggi dan Raja berdaulat, bahwa penghakiman berada di tangan-Mu, dan bahwa semua belas kasihan berasal dari hati ilahi.
131:9.3 “Tuhan beserta kita; sebab itu kita tidak memiliki rasa takut dalam hati kita. Jika ada ditemukan kebajikan apapun dalam diriku, itu adalah perwujudan dari Surga yang tinggal denganku. Namun Surga yang di dalamku ini sering membuat tuntutan-tuntutan keras pada kepercayaanku. Jika Tuhan ada bersama denganku, aku telah memutuskan untuk tidak memiliki rasa ragu dalam hatiku. Iman tentulah sangat dekat dengan kebenaran hal-hal, dan aku tidak melihat bagaimana seorang manusia bisa hidup tanpa iman yang baik ini. Baik dan jahat tidak menimpa orang tanpa sebab. Surga berurusan dengan jiwa manusia sesuai dengan maksudnya. Bila engkau menemukan dirimu bersalah, jangan ragu untuk mengakui kesalahanmu dan cepatlah memperbaikinya.
131:9.4 “Orang yang bijaksana disibukkan oleh pencarian kebenaran, bukan mencari nafkah belaka. Mencapai kesempurnaan Surga adalah tujuan manusia. Orang yang unggul cenderung terbiasa pada penyesuaian diri, dan ia bebas dari cemas dan takut. Tuhan ada bersamamu; jangan ragu dalam hatimu. Setiap perbuatan baik memiliki balasannya. Orang yang unggul tidak bersungut-sungut melawan Surga atau menyimpan dendam terhadap manusia. Apa yang engkau tidak suka bila dilakukan pada dirimu, jangan lakukan pada orang lain. Biarlah belas kasihan menjadi bagian dari semua hukuman; dalam segala cara berusahalah untuk membuat hukuman menjadi berkat. Itulah cara Surga Agung. Sementara semua makhluk harus mati dan kembali ke bumi, roh orang yang mulia pergi untuk tampil di tempat tinggi dan untuk naik ke cahaya mulia yang paling cemerlang.”
131:10.1 Setelah kerja sulit untuk menghasilkan kompilasi ajaran agama-agama dunia tentang Bapa Firdaus ini, Ganid menetapkan dirinya untuk tugas merumuskan apa yang ia anggap sebagai ringkasan keyakinannya yang ia peroleh tentang Tuhan sebagai hasil dari ajarannya Yesus. Anak muda ini memiliki kebiasaan untuk mengacu pada keyakinan tersebut sebagai “agama kami.” Inilah catatannya:
131:10.2 “Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa, dan engkau harus mengasihi Dia dengan segenap pikiran dan hatimu sementara engkau melakukan yang terbaik untuk mengasihi semua anak-anak-Nya seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Tuhan yang Esa ini adalah Bapa surgawi kita, yang di dalam-Nya segala sesuatu ada, dan yang berdiam, oleh Roh-Nya, dalam setiap jiwa manusia yang tulus. Dan kita yang adalah anak-anak Tuhan harus belajar bagaimana untuk menyerahkan pemeliharaan jiwa kita kepada-Nya sebagai Pencipta yang setia. Bagi Bapa surgawi kita segala sesuatu itu mungkin. Karena ia adalah Pencipta, telah membuat segala benda dan semua makhluk, tidak mungkin tidak demikian. Meskipun kita tidak dapat melihat Tuhan, kita dapat mengenal-Nya. Dan dengan menjalani sehari-hari kehendak Bapa di surga, kita dapat mengungkapkan Dia kepada sesama kita[13].
131:10.3 “Kekayaan ilahi dari karakter-Nya Tuhan itu tentulah tak terhingga mendalam dan kekal bijaksana. Kita tidak bisa mencari Tuhan melalui pengetahuan, namun kita bisa mengenal Dia dalam hati kita melalui pengalaman pribadi. Meskipun keadilan-Nya mungkin tidak terselami, rahmat-Nya bisa diterima oleh makhluk yang paling rendah di bumi. Meskipun Bapa memenuhi alam semesta, Dia juga tinggal dalam hati kita. Batin manusia itu manusiawi, fana, tetapi roh manusia itu ilahi, abadi. Tuhan tidak hanya mahakuasa, tetapi juga mahabijaksana. Jika orang tua bumi kita, sosok dengan kecenderungan jahat, tahu bagaimana mencintai anak-anak mereka dan memberikan hadiah yang baik pada mereka, lebih lagi haruslah Bapa yang baik di surga tahu bagaimana dengan bijaksana mencintai anak-anak-Nya di bumi dan untuk memberikan berkat yang sesuai ke atas mereka[14].
131:10.4 “Bapa di surga tidak akan membiarkan seorangpun anak di bumi binasa jika anak itu memiliki hasrat untuk menemukan Bapa dan benar-benar rindu untuk menjadi seperti Dia. Bapa kita bahkan mengasihi orang jahat dan selalu baik bagi yang tidak tahu berterima kasih. Jika saja manusia bisa lebih mengetahui kebaikan Tuhan, mereka pasti akan dipimpin untuk bertobat dari jalan-jalan mereka yang jahat dan meninggalkan segala dosa yang diketahui. Semua hal yang baik datang dari Bapa terang, dalam Dia tidak ada yang berubah-ubah ataupun bayangan perubahan. Roh dari Tuhan yang benar itu ada dalam hati manusia. Dia ingin agar semua manusia menjadi saudara. Ketika manusia mulai merasa mencari Tuhan, itu adalah bukti bahwa Tuhan telah menemukan mereka, dan bahwa mereka ada dalam pencarian pengetahuan tentang Dia. Kita hidup dalam Tuhan dan Tuhan tinggal dalam kita[15].
131:10.5 “Aku tidak lagi puas untuk percaya bahwa Tuhan adalah Bapa seluruh bangsaku; aku akan selanjutnya percaya bahwa Ia juga adalah Bapaku. Selalu aku akan mencoba untuk menyembah Tuhan dengan bantuan Roh Kebenaran, yang adalah penolongku ketika aku telah menjadi benar-benar mengenal Tuhan. Tetapi pertama-tama aku akan berlatih menyembah Tuhan dengan belajar bagaimana melakukan kehendak Tuhan di bumi; yaitu, aku akan berbuat yang terbaik untuk memperlakukan setiap manusia sesamaku seperti halnya aku pikir Tuhan ingin ia diperlakukan. Dan ketika kita menghidupi hidup semacam ini dalam daging, kita dapat meminta banyak hal dari Tuhan, dan Ia akan memberikan kita keinginan hati kita sehingga kita bisa lebih siap untuk melayani sesama kita. Dan semua layanan kasih dari anak-anak Tuhan ini memperbesar kapasitas kita untuk menerima dan merasakan sukacita surga, kepuasan tinggi dari pelayanan roh surga[16].
131:10.6 “Aku akan setiap hari bersyukur kepada Tuhan atas karunia-Nya yang tak terkatakan; aku akan memuji-Nya untuk karya-karya-Nya yang indah bagi anak-anak manusia. Bagiku Ia adalah Yang Mahakuasa, Sang Pencipta, Kuasa, dan Rahmat, tetapi yang terbaik dari semua, Ia adalah Bapa rohku, dan sebagai seorang anak bumi-Nya aku suatu kali akan pergi menemui-Nya. Dan guruku telah mengatakan bahwa dengan mencari Dia aku akan menjadi seperti Dia. Oleh iman kepada Tuhan aku telah memperoleh damai dengan dia. Agama baru kita ini sangat penuh sukacita, dan itu menghasilkan kebahagiaan yang abadi. Aku yakin bahwa aku akan setia sampai mati, dan bahwa aku pasti akan menerima mahkota kehidupan kekal[17].
131:10.7 “Aku belajar untuk membuktikan segala sesuatu dan patuh pada apa yang baik. Apapun juga yang aku mau orang lakukan padaku, itu juga yang akan aku lakukan untuk sesamaku. Karena iman baru ini aku tahu bahwa manusia bisa menjadi anak Tuhan, tetapi kadang-kadang menakutkanku ketika aku berhenti untuk berpikir bahwa semua orang adalah saudaraku, namun hal itu pastilah benar. Aku tidak melihat bagaimana aku dapat bersukacita dalam kebapaan Tuhan sementara aku menolak untuk menerima persaudaraan manusia. Barangsiapa memanggil nama Tuhan akan diselamatkan. Jika hal itu benar, maka semua orang pasti adalah saudaraku[18].
131:10.8 “Mulai saat ini aku akan melakukan perbuatan baikku secara rahasia; aku juga akan berdoa paling banyak ketika sendirian. Aku tidak akan menghakimi karena aku mungkin tidak menjadi tidak adil bagi sesamaku. Aku akan belajar untuk mengasihi musuh-musuhku; aku belum benar-benar menguasai praktek menjadi seperti Tuhan ini. Meskipun aku melihat Tuhan dalam agama-agama lain ini, aku menemukan Dia dalam ‘agama kita’ sebagai merupakan yang lebih indah, penuh kasih, penuh belas kasihan, pribadi, dan positif. Namun lebih dari semuanya, Dia yang besar dan mulia ini adalah Bapa rohaniku; aku adalah anak-Nya. Dan tidak dengan cara lain lagi selain keinginanku yang jujur untuk menjadi seperti Dia, aku pada akhirnya akan menemui-Nya dan akan selamanya melayani-Nya. Akhirnya aku memiliki agama dengan sosok Tuhan, Tuhan yang luar biasa, dan Dia adalah Tuhan keselamatan kekal[19].”