© 2020 Yayasan Urantia
161:0.1 PADA HARI MINGGU, 25 September, 29 M., para rasul dan penginjil berkumpul di Magadan. Setelah pembicaraan panjang malam itu dengan rekan-rekan kerjanya, Yesus mengejutkan semuanya karena mengumumkan bahwa hari berikutnya pagi-pagi dia dan dua belas rasul akan berangkat ke Yerusalem untuk menghadiri perayaan Pondok Daun. Dia menyuruh agar para penginjil mengunjungi orang-orang percaya di Galilea, dan agar korps perempuan kembali untuk sementara ke Betsaida.
161:0.2 Ketika tiba saatnya untuk berangkat ke Yerusalem, Natanael dan Tomas masih di tengah-tengah diskusi mereka dengan Rodan dari Aleksandria, dan mereka memperoleh izin Guru untuk tetap berada di Magadan selama beberapa hari. Jadi, sementara Yesus dan sepuluh sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, Natanael dan Tomas terlibat dalam debat sungguh-sungguh dengan Rodan. Minggu sebelumnya, ketika Rodan telah menguraikan terperinci filsafatnya, Tomas dan Natanael telah bergantian dalam menyampaikan kabar baik tentang kerajaan kepada filsuf Yunani itu. Rodan menemukan bahwa ia telah diajar dengan baik dalam ajaran-ajaran Yesus oleh salah satu mantan rasul Yohanes Pembaptis yang telah menjadi gurunya di Aleksandria.
161:1.1 Ada satu perkara yang Rodan dan dua rasul tidak melihatnya secara sama, dan itu adalah kepribadian Tuhan. Rodan dengan segera menerima semua yang disampaikan kepadanya tentang atribut-atribut (sifat) Tuhan, tetapi ia berpendapat bahwa Bapa di surga itu tidak, tidak mungkin, suatu sosok pribadi sebagaimana manusia memahami kepribadian. Meskipun para rasul mendapati bahwa mereka sulit mencoba untuk membuktikan bahwa Tuhan itu suatu pribadi, Rodan menemukan bahwa masih lebih sulit untuk membuktikan Dia itu bukan pribadi.
161:1.2 Rodan berpendapat bahwa fakta kepribadian terdiri dalam ada-bersamanya fakta tentang komunikasi penuh dan timbal balik antar sosok-sosok yang setara, sosok-sosok yang mampu memahami dengan simpatik. Kata Rodan: “Untuk menjadi suatu pribadi, Tuhan harus memiliki simbol-simbol komunikasi roh yang akan memungkinkan Dia untuk menjadi sepenuhnya dipahami oleh mereka yang membuat kontak dengan Dia. Tapi karena Tuhan itu tidak terbatas dan kekal, Pencipta segala makhluk lain, ini berarti bahwa, mengenai sosok-sosok yang setara, Tuhan itu sendirian di alam semesta. Tidak ada yang setara dengan Dia; tidak ada yang lain dengan siapa Dia dapat berkomunikasi sebagai yang setara. Tuhan mungkin memang menjadi sumber semua kepribadian, tetapi sebagai yang demikian Dia adalah transenden terhadap kepribadian, sama seperti Pencipta itu di atas dan melebihi makhluk ciptaan.”
161:1.3 Pendapat ini sangat memusingkan Tomas dan Natanael, dan mereka telah meminta Yesus datang untuk menolong mereka, tetapi Guru menolak untuk masuk ke dalam diskusi-diskusi mereka. Dia berkata kepada Tomas: “Tidak terlalu penting apa ide Bapa yang kamu mungkin percayai asalkan secara rohani kamu kenal baik ideal tentang kodrat-Nya yang tanpa batas dan kekal itu.”
161:1.4 Tomas berpendapat bahwa Tuhan memang berkomunikasi dengan manusia, dan karena itu bahwa Bapa adalah pribadi, bahkan di dalam definisinya Rodan. Hal ini orang Yunani itu tolak dengan alasan bahwa Tuhan tidak mengungkapkan diri-Nya secara pribadi; bahwa Dia masih merupakan suatu misteri. Kemudian Natanael mengambil ke pengalaman pribadinya dengan Tuhan, dan hal itu Rodan terima, menegaskan bahwa ia baru saja punya pengalaman serupa, tetapi pengalaman-pengalaman ini, ia berpendapat, membuktikan hanya kenyataan adanya Tuhan, bukan kepribadian-Nya.
161:1.5 Senin malam Tomas menyerah. Tetapi Selasa malam Nataniel telah menang atas Rodan sehingga percaya akan kepribadian Bapa, dan melakukan perubahan ini dalam pandangan orang Yunani itu melalui langkah-langkah penalaran berikut:
161:1.6 1. Bapa di surga memang menikmati kesetaraan komunikasi dengan setidaknya dua sosok lain yang sepenuhnya sama dengan diri-Nya sendiri dan sepenuhnya seperti diri-Nya—Putera Kekal dan Roh Tanpa Batas. Dalam pandangan tentang doktrin Trinitas, orang Yunani itu terdorong untuk mengakui kemungkinan kepribadian Bapa Semesta. (Pertimbangan kemudian dari diskusi-diskusi inilah yang membawa pada diperluasnya konsepsi tentang Trinitas dalam pikiran dua belas rasul. Tentu saja, menjadi keyakinan umum bahwa Yesus adalah Putera Kekal itu.)
161:1.7 2. Karena Yesus itu setara dengan Bapa, dan karena Anak ini telah mencapai manifestasi kepribadian kepada anak-anak buminya, fenomena semacam ini merupakan bukti dari fakta, dan demonstrasi tentang kemungkinan, tentang dimilikinya kepribadian oleh semua tiga Ketuhanan dan selamanya menyelesaikan pertanyaan mengenai kemampuan Tuhan untuk berkomunikasi dengan manusia dan kemungkinan manusia berkomunikasi dengan Tuhan.
161:1.8 3. Bahwa Yesus itu berada pada tataran hubungan timbal balik dan komunikasi sempurna dengan manusia; bahwa Yesus adalah Anak Tuhan. Bahwa hubungan Anak dan Bapa mengandaikan kesetaraan komunikasi dan mutualitas pemahaman yang simpatik; bahwa Yesus dan Bapa adalah satu[1]. Bahwa Yesus mempertahankan pada satu waktu yang sama komunikasi yang memahami baik dengan Tuhan maupun juga manusia, dan bahwa, karena baik Tuhan maupun manusia memahami arti dari simbol-simbol komunikasinya Yesus, maka Tuhan maupun manusia keduanya memiliki sifat-sifat kepribadian dalam hal sejauh persyaratan kemampuan interkomunikasi yang bersangkutan. Bahwa kepribadian Yesus mendemonstrasikan kepribadian Tuhan, sementara hal itu membuktikan secara meyakinkan adanya kehadiran Tuhan dalam diri manusia. Bahwa dua hal yang terkait pada hal yang sama itu juga terkait satu sama lain.
161:1.9 4. Bahwa kepribadian merupakan konsep tertingginya manusia tentang realitas manusiawi dan nilai-nilai ilahi; bahwa Tuhan juga merupakan konsep tertingginya manusia tentang realitas ilahi dan nilai-nilai tanpa batas; oleh karena itu, bahwa Tuhan haruslah suatu kepribadian yang ilahi dan tak terbatas, suatu kepribadian yang dalam kenyataannya meskipun secara tak terbatas dan secara kekal melampaui konsep dan definisi kepribadiannya manusia, namun demikian tetap selalu dan secara universal adalah suatu kepribadian.
161:1.10 5. Bahwa Tuhan haruslah suatu kepribadian karena Dia adalah Pencipta semua kepribadian dan tujuan akhir semua kepribadian. Rodan telah sangat dipengaruhi oleh ajaran Yesus, “Karena itu jadilah kamu sempurna, seperti juga Bapamu yang di surga itu sempurna[2].”
161:1.11 Ketika Rodan mendengar argumen ini, ia berkata: “Aku diyakinkan. Aku akan mengaku Tuhan sebagai pribadi jika kamu mau mengizinkan aku untuk memberi sifat pengakuanku terhadap keyakinan tersebut dengan melampirkan pada makna kepribadian itu sekelompok nilai-nilai yang diperluas, seperti supramanusia, transenden, tertinggi, tanpa batas, kekal, final, dan universal. Aku sekarang diyakinkan bahwa, meskipun Tuhan haruslah secara tanpa batas jauh lebih dari suatu kepribadian, namun Dia tidak dapat menjadi sesuatu yang kurang dari itu. Aku puas untuk mengakhiri perbedaan pendapat dan menerima Yesus sebagai pewahyuan pribadi dari Bapa dan kepuasan terhadap semua faktor yang belum dipuaskan dalam logika, akal, dan filsafat.”
161:2.1 Karena Natanael dan Tomas telah begitu sepenuhnya menyetujui pandangan Rodan tentang injil kerajaan, masih ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan, yaitu ajaran yang berhubungan dengan kodrat (tabiat) ilahi Yesus, suatu doktrin yang baru saja diumumkan secara publik. Natanael dan Tomas secara bersama menyampaikan pandangan mereka tentang kodrat ilahi sang Guru, dan narasi berikut ini adalah penyampaian pengajaran mereka yang diringkas, ditata ulang, dan dinyatakan kembali:
161:2.2 1. Yesus telah mengakui keilahiannya, dan kami percaya dia. Banyak hal yang luar biasa telah terjadi sehubungan dengan pelayanannya yang kami dapat pahami hanya dengan percaya bahwa dia adalah Anak Tuhan begitu pula Anak Manusia.
161:2.3 2. Ikatan hidupnya dengan kami mencontohkan ideal tentang persahabatan manusia; hanya sosok ilahi yang mungkin bisa menjadi sahabat manusia seperti itu. Dia adalah orang yang paling benar-benar tidak mementingkan diri yang pernah kami kenal. Dia adalah teman bahkan pada orang-orang berdosa; dia berani untuk mengasihi musuh-musuhnya. Dia sangat setia pada kami. Meskipun dia tidak ragu-ragu untuk menegur kami, jelas bagi semua bahwa dia benar-benar mengasihi kami. Semakin engkau mengenal dia, semakin engkau akan mengasihinya. Engkau akan terpesona oleh pengabdiannya yang teguh. Melalui bertahun-tahun kegagalan kami untuk memahami misinya, dia selalu menjadi teman setia. Meskipun ia tidak menggunakan sanjungan, dia memperlakukan kami semua dengan keramahan yang sama; dia selalu lembut dan berbelas kasihan. Dia telah berbagi hidupnya dan segala sesuatu yang lain dengan kami. Kami adalah komunitas yang bahagia; kami berbagi segala hal bersama. Kami tidak percaya bahwa seorang manusia belaka bisa menghidupi kehidupan yang begitu tak bercela dalam keadaan-keadaan yang begitu sulit.
161:2.4 3. Kami pikir Yesus adalah ilahi karena dia tidak pernah berbuat salah; dia tidak membuat kekeliruan. Kebijaksanaannya luar biasa; kesalehannya hebat. Dia hidup hari demi hari dalam keserasian sempurna dengan kehendak Bapa. Dia tidak pernah menyesal dari perbuatan salah karena dia tidak melanggar hukum Bapa apapun. Dia berdoa bagi kami dan dengan kami, tapi dia tidak pernah meminta kami untuk berdoa baginya. Kami percaya bahwa dia tetap tanpa dosa. Kami tidak berpikir bahwa orang yang hanya manusia biasa bisa berpura-pura menjalani hidup seperti itu. Dia mengaku menjalani kehidupan yang sempurna, dan kami mengakui bahwa dia demikian. Kesalehan kami muncul dari pertobatan, tetapi kesalehannya terbit dari perbuatan benar. Dia bahkan mengaku mengampuni dosa dan menyembuhkan penyakit. Tidak ada manusia biasa yang akan secara waras mengaku mengampuni dosa; itu adalah hak istimewa ilahi. Dan dia telah tampak seperti itu sempurna dalam kebajikannya dari masa-masa kontak pertama kami dengan dia. Kami bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengetahuan tentang kebenaran, tetapi Guru kami menampilkan kematangan kebajikan untuk memulainya. Semua orang, baik dan jahat, mengenali unsur-unsur kebaikan ini dalam Yesus. Namun demikian tidak pernah kesalehannya itu mencolok atau berlagak pamer. Dia itu lemah lembut namun juga tak kenal takut. Dia tampaknya menyetujui keyakinan kami akan keilahiannya. Dia adalah apa yang dia akui, atau sebaliknya dia adalah munafik dan penipu terbesar yang dunia pernah kenal. Kami diyakinkan bahwa dia itu tepat apa yang dia akui.
161:2.5 4. Keunikan karakternya dan kesempurnaan pengendalian emosinya meyakinkan kami bahwa dia adalah kombinasi dari kemanusiaan dan keilahian. Dia tidak pernah gagal tanggap pada pandangan akan kebutuhan manusia; penderitaan tidak pernah gagal untuk menarik dia. Belas kasihannya digerakkan sama-sama oleh penderitaan badani, sengsara batin, atau dukacita rohani. Dia cepat untuk mengenali dan murah hati untuk mengakui hadirnya iman atau suatu kasih karunia lain dalam diri manusia sesamanya. Dia sangat adil dan wajar dan pada saat yang sama begitu penuh berbelas kasihan dan tenggang hati. Dia bersedih karena sikap keras kepala rohani dari orang-orang dan bergembira ketika mereka setuju untuk melihat terang kebenaran.
161:2.6 5. Dia tampaknya mengetahui pikiran-pikiran dari batin manusia dan memahami kerinduan-kerinduan dari hati mereka. Dan dia selalu simpatik pada jiwa kami yang galau. Dia tampaknya memiliki semua emosi manusia, tetapi hal-hal itu dimuliakan dengan agungnya. Dia sangat mencintai kebaikan dan secara setara membenci dosa. Dia memiliki kesadaran supramanusiawi akan kehadiran Deitas. Dia berdoa seperti manusia tetapi berbuat seperti Tuhan. Dia sepertinya mengetahui hal-hal sebelumnya; dia bahkan sekarang berani untuk berbicara tentang kematiannya, suatu acuan mistis pada pemuliaan masa depannya. Meskipun dia ramah, dia juga berani dan tabah. Dia tidak pernah bimbang dalam melakukan tugasnya.
161:2.7 6. Kami terus menerus terkesan oleh fenomena tentang pengetahuan supramanusiawinya itu. Hampir tidak ada hari berlalu tanpa ada sesuatu yang terjadi yang mengungkapkan bahwa Guru tahu apa yang sedang terjadi di tempat yang jauh dari kehadiran langsungnya. Dia juga tampaknya tahu tentang pikiran rekan-rekannya. Dia tak diragukan lagi memiliki komunikasi dengan kepribadian-kepribadian angkasa; dia tidak dipertanyakan lagi tinggal pada tataran rohani yang jauh di atas kami semua. Segala sesuatu tampaknya terbuka untuk pemahamannya yang unik. Dia mengajukan kami pertanyaan untuk menarik pendapat kami, bukan untuk mendapatkan informasi.
161:2.8 7. Baru-baru ini Guru tidak ragu-ragu untuk menegaskan dirinya yang di atas manusia. Dari hari pentahbisan kami sebagai rasul sampai masa baru-baru ini, dia tidak pernah membantah bahwa dia datang dari Bapa di atas. Dia berbicara dengan otoritas sesosok guru ilahi. Guru tidak segan untuk membantah ajaran agama saat ini dan untuk menyatakan injil baru dengan otoritas positif. Dia asertif, positif, dan otoritatif. Bahkan Yohanes Pembaptis, ketika ia mendengar Yesus berbicara, menyatakan bahwa dia adalah Anak Allah[3]. Dia tampaknya begitu cukup di dalam dirinya sendiri. Dia tidak membutuhkan dukungan dari orang banyak; dia tidak peduli pada opini orang-orang. Dia berani namun begitu bebas dari keangkuhan.
161:2.9 8. Dia terus-menerus berbicara mengenai Tuhan sebagai rekan kerja yang selalu hadir dalam semua yang dia lakukan. Dia pergi berkeliling berbuat baik, karena Tuhan tampaknya ada di dalam dirinya[4][5]. Dia membuat pernyataan yang paling mengejutkan tentang dirinya dan misinya di bumi, pernyataan yang konyol jika dia tidak ilahi. Dia pernah menyatakan, “Sebelum Abraham ada, aku ada[6].” Dia telah pasti mengakui keilahian; dia mengaku dalam kemitraan dengan Tuhan. Dia hampir-hampir menghabiskan kemungkinan-kemungkinan bahasa dalam pengulangan pengakuan-pengakuannya tentang hubungan akrab dengan Bapa surgawi. Dia bahkan berani menegaskan bahwa dia dan Bapa adalah satu[7]. Dia mengatakan bahwa siapapun yang telah melihat dia telah melihat Bapa[8]. Dan dia mengatakan dan melakukan semua hal-hal yang dahsyat ini dengan kealamian seperti anak-anak. Dia menyebut ikatan hubungannya dengan Bapa itu dengan cara yang sama seperti dia mengacu pada ikatan hubungannya dengan kami[9]. Dia tampaknya begitu pasti tentang Tuhan dan berbicara tentang hubungan ini dalam cara apa adanya seperti itu.
161:2.10 9. Dalam kehidupan doanya tampaknya dia berkomunikasi langsung dengan Bapanya. Kami telah mendengar beberapa doa-doanya, tetapi yang hanya sedikit ini menunjukkan bahwa dia berbicara dengan Tuhan, sepertinya, muka dengan muka. Dia kelihatannya tahu masa depan demikian pula masa lalu. Dia benar-benar tidak bisa menjadi semua ini dan melakukan semua hal-hal yang luar biasa ini kecuali dia adalah sesuatu yang lebih dari manusia. Kami tahu dia adalah manusia, kami yakin akan hal itu, namun kami hampir sama yakinnya bahwa dia juga ilahi. Kami percaya bahwa dia adalah ilahi. Kami diyakinkan bahwa dia adalah Anak Manusia dan Anak Tuhan.
161:2.11 Setelah Natanael dan Tomas mengakhiri konferensi mereka dengan Rodan, mereka bergegas menuju Yerusalem untuk bergabung dengan sesama rasul-rasul, tiba pada hari Jumat minggu itu. Ini telah menjadi pengalaman besar dalam kehidupan ketiga orang percaya tersebut, dan para rasul lainnya belajar banyak dari penceritaan pengalaman ini oleh Natanael dan Tomas.
161:2.12 Rodan kembali ke Aleksandria, dimana ia lama mengajarkan filsafatnya di sekolah Meganta. Ia menjadi orang perkasa dalam urusan-urusan selanjutnya kerajaan surga; dia adalah seorang percaya yang setia sampai akhir usianya di bumi, menyerahkan hidupnya di Yunani bersama yang lain ketika penganiayaan berada pada puncaknya.
161:3.1 Kesadaran akan keilahian adalah pertumbuhan bertahap dalam batin Yesus sampai pada peristiwa baptisannya. Setelah ia menjadi sepenuhnya sadar diri akan kodrat ilahinya, keberadaan sebelum menjadi manusia, dan hak-hak istimewa alam semesta, dia tampaknya telah memiliki kuasa untuk secara bermacam-macam membatasi kesadaran manusiawinya dari keilahiannya. Tampaknya bagi kami bahwa dari baptisannya sampai penyaliban seluruhnya terserah pada pilihan Yesus apakah akan hanya tergantung pada pikiran manusia atau untuk memanfaatkan pengetahuan dari batin manusia maupun batin ilahi. Kadangkala dia tampak untuk memanfaatkan hanya informasi yang berada dalam kecerdasan manusiawinya. Pada kesempatan lain dia kelihatan bertindak dengan kepenuhan pengetahuan dan kebijaksanaan yang bisa diberikan hanya oleh pemanfaatan konten supramanusiawi dari kesadaran ilahinya.
161:3.2 Kita bisa memahami perbuatan-perbuatannya yang unik hanya dengan menerima teori bahwa dia bisa, sekehendaknya, membatasi sendiri kesadaran keilahiannya. Kami sepenuhnya menyadari bahwa dia sering menahan dari teman-temannya pengetahuan tentang kejadian yang akan datang, dan bahwa dia sadar seperti apa pemikiran dan perencanaan mereka. Kami memahami bahwa dia tidak ingin para pengikutnya tahu terlalu sepenuhnya bahwa dia mampu melihat pikiran-pikiran mereka dan menembus rencana-rencana mereka. Dia tidak ingin terlalu jauh melampaui konsep manusia seperti yang tersimpan dalam benak para rasul dan murid-muridnya.
161:3.3 Kami sama sekali tidak mampu untuk membedakan antara prakteknya untuk membatasi sendiri kesadaran ilahinya dan tekniknya untuk menyembunyikan prapengetahuan dan pengamatan pikiran itu dari rekan-rekan manusianya. Kami yakin bahwa dia menggunakan kedua teknik ini, tapi kami tidak selalu dapat, dalam kejadian tertentu, untuk menentukan metode mana yang mungkin telah dia gunakan. Kami sering mengamati dia bertindak dengan hanya konten kesadaran manusiawi; kemudian kami akan menyaksikan dia dalam pembicaraan dengan para direktur kawanan angkasa dari alam semesta dan mengamati pasti berfungsinya batin ilahi. Dan kemudian pada kesempatan tak terhitung jumlahnya kami menyaksikan bekerjanya kepribadian gabungan dari manusia dan Tuhan ini ketika hal itu diaktivasikan oleh persatuan yang tampaknya sempurna antara batin manusiawi dan batin ilahi. Ini adalah batas pengetahuan kami tentang fenomena tersebut; kami sungguh tidak mengetahui secara sebetulnya kebenaran penuh tentang misteri ini.