© 2020 Yayasan Urantia
Makalah 174. Selasa Pagi di Bait Suci |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 176. Selasa Malam di Bukit Zaitun |
175:0.1 TIDAK lama setelah pukul dua pada hari Selasa sore ini, Yesus, disertai oleh sebelas rasul, Yusuf dari Arimatea, tiga puluh orang Yunani, dan murid-murid tertentu lainnya, tiba di bait suci dan memulai penyampaian pidato terakhirnya di halaman bangunan-bangunan suci itu. Ceramah ini dimaksudkan untuk menjadi permohonan terakhirnya kepada bangsa Yahudi dan dakwaan akhir terhadap musuh-musuh bebuyutan dan calon pembunuhnya—para ahli kitab, orang Farisi, Saduki, dan para penguasa utama Israel. Sepanjang pagi hari berbagai kelompok telah memiliki kesempatan untuk bertanya kepada Yesus; sore ini tidak ada yang mengajukan pertanyaan kepadanya.
175:0.2 Saat Guru mulai berbicara, halaman bait suci tenang dan tertib. Para penukar uang dan pedagang tidak berani lagi untuk memasuki bait suci sejak Yesus dan orang banyak yang bangkit itu telah mengusir mereka pada hari sebelumnya. Sebelum memulai ceramah, dengan lembut Yesus memandang pada para pendengar ini yang akan segera mendengar pidato publik perpisahannya tentang rahmat bagi umat manusia digabungkan dengan kecaman terakhirnya terhadap guru-guru palsu dan para penguasa orang-orang Yahudi yang fanatik.
175:1.1 “Sudah lama aku telah bersama kalian, pergi kesana kemari di tanah ini mewartakan kasih Bapa bagi anak-anak manusia, dan banyak yang telah melihat terang dan, oleh iman, telah masuk ke dalam kerajaan surga. Sehubungan dengan pengajaran dan pemberitaan ini Bapa telah melakukan banyak karya ajaib, bahkan hingga kebangkitan orang mati. Banyak orang sakit dan menderita telah dibuat sembuh karena mereka percaya; tapi semua proklamasi kebenaran dan penyembuhan penyakit ini belum membuka mata mereka yang menolak untuk melihat terang, mereka yang bertekad untuk menolak kabar baik tentang kerajaan ini[1].[2]
175:1.2 “Dalam setiap cara yang sesuai dengan berlakunya kehendak Bapaku, aku dan para rasulku telah melakukan yang terbaik untuk hidup dalam damai dengan saudara-saudara kita, agar sesuai dengan persyaratan yang masuk akal dari hukum-hukum Musa dan tradisi-tradisi Israel. Kami telah terus-menerus mencari perdamaian, tapi para pemimpin Israel tidak mau memilikinya. Dengan menolak kebenaran Tuhan dan terang surga, mereka mempersekutukan diri mereka di sisi kesalahan dan kegelapan. Tidak mungkin ada perdamaian antara terang dan kegelapan, antara hidup dan mati, antara kebenaran dan kesalahan.
175:1.3 “Banyak dari kalian telah berani untuk mempercayai ajaranku dan sudah masuk ke dalam sukacita dan kebebasan dari kesadaran sebagai anak Tuhan. Dan kalian akan menjadi saksiku bahwa aku telah menawarkan keanakan Tuhan yang sama ini pada seluruh bangsa Yahudi, bahkan kepada orang-orang ini yang kini berusaha membunuhku. Dan bahkan sekarang pun Bapaku mau menerima guru-guru buta dan pemimpin-pemimpin munafik ini jika saja mereka mau berpaling kepada-Nya dan menerima rahmat-Nya. Bahkan sekarang pun tidak terlambat bagi bangsa ini untuk menerima firman surga dan untuk menyambut Anak Manusia.
175:1.4 "Bapaku telah lama berurusan dalam rahmat-Nya dengan bangsa ini. Generasi demi generasi telah kami utus para nabi untuk mengajar dan memperingatkan mereka, dan dari generasi ke generasi telah mereka bunuh guru-guru kiriman surga ini. Dan sekarang para imam besar dan penguasa kalian yang keras kepala sengaja juga hendak melakukan hal yang sama. Seperti Herodes menjatuhkan hukuman mati atas Yohanes, kalian demikian juga sekarang bersiap untuk membunuh Anak Manusia.
175:1.5 "Selama ada kemungkinan bahwa orang-orang Yahudi akan berpaling kepada Bapaku dan mencari keselamatan, Allahnya Abraham, Ishak, dan Yakub akan menjaga tangan rahmat-Nya terulur kepada kalian; tetapi ketika kalian sekali mengisi penuh cangkir tanpa penyesalan kalian, dan ketika kalian akhirnya sudah menolak rahmat Bapaku, bangsa ini akan ditinggalkan mencari bantuan sendiri, dan akan dengan cepat tiba pada akhir yang hina. Bangsa ini dipanggil untuk menjadi terang dunia, untuk memancarkan kemuliaan rohani dari bangsa yang kenal Tuhan, tetapi kalian telah begitu jauh menyimpang dari pemenuhan hak ilahi kalian karena para pemimpinmu hendak melakukan kebodohan tertinggi segala abad dalam hal bahwa mereka berada di ambang pada akhirnya menolak karunia Tuhan pada semua orang dan untuk segala zaman—pewahyuan dari kasih Bapa di surga untuk semua makhluk-Nya di bumi.
175:1.6 “Dan kalau kalian sekali menolak pewahyuan dari Tuhan kepada manusia ini, kerajaan surga akan diberikan kepada bangsa-bangsa lain, pada mereka yang akan menerimanya dengan sukacita dan kegembiraan. Dalam nama Bapa yang mengutus aku, aku dengan sungguh-sungguh memperingatkan kalian bahwa kalian hendak kehilangan posisi kalian di dunia sebagai pembawa standar kebenaran abadi dan penjaga hukum ilahi. Aku sekarang hendak menawarkan kalian kesempatan terakhir untuk datang ke depan dan bertobat, untuk menunjukkan niat kalian untuk mencari Tuhan dengan segenap hati kalian dan untuk masuk, seperti anak kecil dan melalui iman yang tulus, ke dalam keamanan dan keselamatan kerajaan surga.
175:1.7 “Bapaku telah lama bekerja untuk keselamatan kalian, dan aku turun untuk hidup di antara kalian dan secara pribadi menunjukkan pada kalian jalannya. Banyak dari orang Yahudi maupun orang Samaria, dan bahkan orang kafir, telah percaya injil kerajaan, tetapi mereka yang seharusnya menjadi yang pertama datang ke depan dan menerima terang surga itu telah dengan kukuh menolak untuk mempercayai pewahyuan tentang kebenaran Tuhan—Tuhan yang diwahyukan dalam manusia dan manusia yang diangkat kepada Tuhan.
175:1.8 “Sore ini rasul-rasulku berdiri di sini di depan kalian dengan diam, tetapi kalian akan segera mendengar suara-suara mereka berdering dengan panggilan kepada keselamatan dan dengan dorongan untuk bergabung dengan kerajaan surga sebagai anak-anak Tuhan yang hidup. Dan sekarang aku memanggil untuk menjadi saksi hal-hal ini, murid-muridku dan orang-orang percaya pada injil kerajaan, serta utusan-utusan gaib di sisi-sisi mereka, bahwa aku telah sekali lagi menawari Israel dan penguasa-penguasanya kelepasan dan keselamatan. Tapi kalian semua melihat bagaimana belas kasihan Bapa diremehkan dan bagaimana utusan-utusan kebenaran ditolak. Namun demikian, aku menasihati kalian bahwa ahli-ahli kitab dan orang-orang Farisi ini masih duduk di kursi Musa, dan karena itu, sampai Yang Paling Tinggi yang memerintah kerajaan manusia akhirnya akan menggulingkan bangsa ini dan menghancurkan tempat para penguasa ini, aku minta kalian bekerjasama dengan tua-tua Israel ini[3]. kalian tidak diminta untuk bersatu dengan mereka dalam rencana mereka untuk membunuh Anak Manusia, tetapi dalam segala hal yang berkaitan dengan perdamaian Israel kalian harus tunduk kepada mereka. Dalam semua hal ini lakukan apa pun yang mereka minta padamu dan lakukan pokok-pokok hukum tapi jangan mengikuti perbuatan jahat mereka[4]. Ingatlah, ini adalah dosa para penguasa ini: Mereka mengatakan apa yang baik, tetapi mereka tidak melakukannya. Kalian tahu betul bagaimana para pemimpin ini mengikatkan beban-beban berat di bahu kalian, beban-beban yang pedih untuk dipikul, dan bahwa mereka tidak mau mengangkat satu jari pun untuk membantu kalian memikul beban-beban berat ini[5]. Mereka telah menindas kalian dengan upacara-upacara dan memperbudak kalian melalui tradisi-tradisi.
175:1.9 “Selain itu, para penguasa yang mementingkan diri ini senang melakukan perbuatan baik mereka supaya mereka akan dilihat oleh manusia. Mereka memperlebar kotak doa yang diikat di dahi mereka dan memperbesar pinggiran jubah resmi mereka. Mereka mendambakan tempat-tempat utama di pesta-pesta dan menuntut kursi pemimpin di rumah-rumah ibadah[6]. Mereka mengingini salam sanjungan di pasar-pasar dan ingin untuk disebut rabi oleh semua orang. Dan bahkan sementara mereka mencari semua kehormatan ini dari manusia, mereka diam-diam merebut rumah janda-janda dan mengambil keuntungan dari ibadah di bait suci. Untuk berpura-pura para munafikun ini membuat doa-doa yang panjang di depan umum dan memberi sedekah untuk menarik perhatian sesama mereka.
175:1.10 “Meskipun kalian harus menghormati penguasa kalian dan menghormati guru-guru kalian, kalian tidak boleh menyebut siapapun sebagai Bapa dalam arti rohani, karena ada satu yang adalah Bapamu, yaitu Tuhan[7]. Tidak boleh juga kalian berusaha untuk menjadi tuan atas saudara-saudaramu dalam kerajaan. Ingatlah, aku telah mengajarkan kalian bahwa siapa yang ingin menjadi yang terbesar di antara kalian harus menjadi pelayan dari semuanya[8]. Jika kalian berani meninggikan diri di hadapan Tuhan, kalian pasti akan direndahkan; tetapi barangsiapa benar-benar merendahkan dirinya akan pasti ditinggikan[9]. Carilah dalam hidup sehari-hari kalian, bukan pemuliaan diri sendiri, tetapi kemuliaan Tuhan. Dengan cerdas tundukkan kehendak kalian sendiri pada kehendak Bapa di surga.
175:1.11 "Jangan keliru kata-kataku. Aku tidak menyimpan kebencian terhadap para imam kepala dan pemimpin yang sekarang pun mencari kehancuranku; aku tidak punya niat buruk untuk ahli-ahli kitab dan orang-orang Farisi ini yang menolak ajaranku. Aku tahu bahwa banyak dari kalian percaya dengan diam-diam, dan aku tahu kalian akan secara terbuka mengaku kesetiaan kalian kepada kerajaan saat waktuku tiba. Tapi bagaimana para rabbi kalian akan membenarkan diri mereka sendiri karena mereka mengaku berbicara dengan Tuhan dan kemudian berani menolak dan membunuh dia yang datang untuk mewahyukan Bapa kepada dunia-dunia?
175:1.12 “Celakalah kalian, ahli-ahli kitab dan orang Farisi, orang-orang munafik! kalian hendak menutup pintu-pintu kerajaan surga terhadap manusia yang tulus karena mereka kebetulan tidak terdidik dalam cara-cara pengajaran kalian. Kalian menolak untuk memasuki kerajaan itu dan pada saat yang sama melakukan segalanya dalam kekuasaan kalian untuk mencegah semua orang lain masuk. Kalian berdiri membelakangi pintu-pintu keselamatan dan melawan semua yang hendak masuk ke dalamnya[10].
175:1.13 “Celakalah kalian, ahli-ahli kitab dan orang Farisi, orang-orang munafik itulah kalian! Karena kalian memang menjelajah darat dan laut untuk membuat satu orang menjadi penganut agamamu, dan setelah kalian berhasil, kalian tidak puas sampai kalian telah membuatnya dua kali lipat lebih buruk ketimbang dia dulu sebagai anak orang kafir[11].
175:1.14 “Celakalah kalian, imam-imam dan penguasa kepala yang merebut harta milik orang miskin dan menuntut iuran berat dari mereka yang mau beribadah pada Tuhan, karena mereka pikir ditahbiskan Musa! kalian yang menolak untuk menunjukkan belas kasihan, dapatkah kalian berharap belas kasihan dalam dunia yang akan datang?[12]
175:1.15 “Celakalah kalian, guru-guru palsu, penuntun-penuntun buta! Apa yang bisa diharapkan dari sebuah bangsa ketika orang buta menuntun orang buta? Mereka berdua akan terjerumus ke dalam lubang kebinasaan[13][14].
175:1.16 “Celakalah kalian yang menyembunyikan niat kalian ketika kalian bersumpah! kalian adalah orang-orang licik karena kalian mengajarkan bahwa seseorang bisa bersumpah demi bait suci dan melanggar sumpahnya, tetapi barangsiapa yang bersumpah demi emas di bait suci harus tetap terikat. Kalian semua bodoh dan buta. Kalian bahkan tidak konsisten dalam ketidakjujuran kalian, karena mana yang lebih besar, emas atau bait suci yang telah dianggap menguduskan emas itu? Kalian juga mengajarkan bahwa, jika seseorang bersumpah demi mezbah, itu tidak ada artinya; tapi bahwa, jika seseorang bersumpah demi persembahan yang ada di atas mezbah itu, maka ia harus dianggap berhutang. Sekali lagi kalian buta pada kebenaran, karena mana yang lebih besar, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Bagaimana bisa kalian membenarkan kemunafikan dan ketidakjujuran seperti itu di hadapan Tuhan di surga?[15]
175:1.17 “Celakalah kalian, ahli-ahli kitab dan orang Farisi dan semua orang-orang munafik lain yang memastikan bahwa mereka memberikan perpuluhan mint, adas manis, dan jintan dan pada saat yang sama mengabaikan hal-hal yang lebih berat dalam hukum—iman, rahmat, dan penghakiman! Di dalam akal, yang satu harus kalian lakukan tetapi tidak boleh meninggalkan yang lainnya tidak dilakukan. Kalian benar-benar pembimbing-pembimbing buta dan guru-guru bisu; kalian menapis lalat dan menelan unta[16].
175:1.18 “Celakalah kalian, ahli-ahli kitab, orang Farisi, dan orang-orang munafik! Karena kalian teliti membersihkan bagian luar cawan dan piring, tetapi di dalamnya masih ada kotoran pemerasan, kekejaman, dan penipuan. Kalian itu buta rohani. Apakah kalian tidak menyadari akan lebih baik dengan pertama membersihkan bagian dalam cawan, dan kemudian apa yang meluap ke luar dengan sendirinya membersihkan yang luar? Kalian orang-orang berkebiasaan buruk yang jahat! Kalian membuat pelaksanaan tampak luar agama kalian agar sesuai dengan huruf penafsiran kalian terhadap hukum Musa sementara jiwa kalian terbenam dalam kedurhakaan dan dipenuhi dengan kejahatan[17].
175:1.19 “Celakalah semua kalian yang menolak kebenaran dan memandang rendah belas kasihan! Banyak dari kalian seperti kuburan dilabur putih, yang tampak luarnya indah tapi di dalamnya penuh tulang orang mati dan segala macam kenajisan. Sama seperti kalian yang dengan sengaja menolak nasihat Tuhan tampak di luarnya di depan manusia seperti suci dan benar, tapi di dalam hati kalian penuh dengan kemunafikan dan kelaliman[18].
175:1.20 “Celakalah kalian, penuntun-penuntun palsu sebuah bangsa! Di sana telah kalian bangun tugu peringatan untuk para nabi zaman dulu yang mati syahid, sementara kalian merancang untuk membunuh Dia yang tentang siapa mereka berbicara. Kalian menghiasi makam orang benar dan menyanjung diri kalian bahwa, seandainya kalian hidup pada zaman nenek moyang kalian, kalian tidak akan membunuh para nabi itu; lalu dengan pemikiran benar sendiri seperti itu kalian bersiap-siap untuk membunuh dia yang tentang dia para nabi itu berbicara, yaitu Anak Manusia. Berhubung kalian melakukan hal-hal ini, kalian bersaksi kepada diri kalian sendiri bahwa kalian adalah anak-anak bejat dari mereka yang membunuh para nabi. Teruskan, kalau begitu, dan isilah cawan penghukuman kalian sampai penuh![19]
175:1.21 “Celakalah kalian, anak-anak jahat! Yohanes memang benar-benar menyebut kalian keturunan ular berbisa, dan aku bertanya bagaimana kalian dapat lepas dari penghakiman yang diucapkan Yohanes pada kalian?[20]
175:1.22 “Namun sekarang pun aku menawari kalian dalam nama Bapaku rahmat dan pengampunan; sekarang pun aku mengulurkan tangan kasih untuk persekutuan kekal[21]. Bapaku telah mengirimkan pada kalian orang-orang bijak dan para nabi; beberapa kalian telah aniaya dan yang lain telah kalian bunuh. Kemudian muncullah Yohanes memberitakan kedatangan Anak Manusia, dan dia kalian bunuh setelah banyak orang mempercayai ajarannya. Dan sekarang kalian bersiap-siap untuk menumpahkan lebih banyak darah orang tidak bersalah. Tidakkah kalian memahami bahwa hari perhitungan yang mengerikan akan datang ketika Hakim atas seluruh bumi akan meminta dari bangsa ini perhitungan untuk cara mereka telah menolak, menganiaya, dan membunuh utusan-utusan dari surga ini? Apakah kalian tidak mengerti bahwa kalian harus bertanggung-jawab atas semua darah orang benar ini, dari nabi pertama yang tewas hingga ke masa-masa Zakharia, yang dibunuh di antara tempat kudus dan mezbah? Dan jika kalian terus dengan cara jahat kalian, perhitungan ini mungkin akan diminta dari generasi ini juga.
175:1.23 “Hai Yerusalem dan anak-anak Abraham, kalian yang telah merajam para nabi dan membunuh guru-guru yang dikirim kepada kalian, sekarang pun aku hendak mengumpulkan anak-anakmu seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kalian tidak mau![22]
175:1.24 “Dan sekarang aku berpamitan dari kalian[23]. kalian telah mendengar pesanku dan telah membuat keputusan kalian. Mereka yang percaya injilku sekarang pun aman di dalam kerajaan Tuhan. Bagi kalian yang telah memilih untuk menolak pemberian Tuhan, aku mengatakan bahwa kalian tidak akan melihat aku lagi mengajar di bait suci. Pekerjaanku untuk kalian sudah selesai. Lihatlah, aku sekarang pergi dengan anak-anakku, dan rumahmu ditinggalkan bagimu menjadi sunyi!”
175:1.25 Dan kemudian Guru mengisyaratkan para pengikutnya untuk berangkat dari bait suci[24].
175:2.1 Fakta bahwa para pemimpin rohani dan guru agama bangsa Yahudi pernah menolak ajaran Yesus dan bersekongkol untuk mendatangkan ajalnya dengan kejam itu, tidak dengan cara apapun mempengaruhi status setiap individu orang Yahudi dalam posisinya di hadapan Tuhan. Dan hal itu seharusnya tidak menyebabkan orang-orang yang mengaku menjadi pengikut Kristus untuk berprasangka terhadap orang Yahudi sebagai sesama manusia. Orang-orang Yahudi, sebagai sebuah bangsa, sebagai kelompok sosiopolitis, membayar penuh harga mengerikan karena menolak Raja Damai. Lama sejak itu mereka berhenti menjadi pembawa obor rohani dari kebenaran ilahi kepada ras-ras umat manusia, tapi hal ini tidak merupakan alasan yang sah mengapa anak-cucu perorangan dari bangsa Yahudi yang dahulu kala ini harus dibuat menderita penganiayaan yang telah ditimpakan ke atas mereka oleh yang mengaku pengikut Yesus dari Nazaret tetapi tidak toleran, tidak layak, dan fanatik, padahal Yesus itu sendiri seorang Yahudi berdasarkan kelahiran alami[25].
175:2.2 Banyak kali kebencian yang tanpa alasan dan tidak-seperti-Kristus ini serta penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi modern itu berakhir pada penderitaan dan kematian perorangan Yahudi yang tidak bersalah dan tidak melawan, padahal leluhurnya itu sendiri, pada zaman Yesus, dengan segenap hati menerima injil dan tidak lama kemudian mati tanpa gentar demi kebenaran yang mereka begitu percayai dengan sepenuh hati. Sungguh suatu kengerian menyelimuti sosok-sosok angkasa yang mengawasi saat mereka melihat orang yang mengaku pengikut Yesus itu gemar menganiaya, melecehkan, dan bahkan membunuh keturunan di kemudian hari dari Petrus, Filipus, Matius, dan lain-lain, orang-orang Yahudi Palestina yang begitu mulia menyerahkan hidup mereka sebagai martir-martir pertama untuk injil kerajaan surga!
175:2.3 Betapa kejam dan tidak beralasannya memaksa anak-anak yang tidak bersalah sehingga menderita bagi dosa-dosa nenek moyang mereka, kelakuan salah yang mereka sepenuhnya tidak tahu, dan yang mana mereka sama sekali tidak mungkin menjadi bertanggung jawab! Dan untuk melakukan perbuatan-perbuatan keji seperti itu atas nama dia yang mengajar murid-muridnya untuk mencintai musuh mereka sekalipun! Telah menjadi diperlukan, dalam kisah kehidupan Yesus ini, untuk menggambarkan cara bagaimana beberapa dari orang Yahudi sesamanya menolaknya dan bersekongkol sehingga membawa ke kematiannya yang hina; tetapi kami hendak memperingatkan semua orang yang membaca cerita ini bahwa penyajian kisah sejarah seperti ini sama sekali tidak membenarkan kebencian yang tidak adil, juga tidak membenarkan sikap pikiran yang tidak adil, yang dipegang begitu banyak orang yang mengaku Kristen terhadap orang Yahudi secara perorangan selama berabad-abad. Orang-orang percaya kerajaan, mereka yang mengikuti ajaran Yesus, harus berhenti menganiaya Yahudi secara individu sebagai orang yang bersalah karena penolakan dan penyaliban Yesus. Bapa dan Putra Pencipta-Nya tidak pernah berhenti untuk mengasihi orang-orang Yahudi. Tuhan tidak pilih kasih, dan keselamatan adalah untuk orang Yahudi demikian pula untuk orang bukan Yahudi[26].
175:3.1 Pada pukul delapan pada hari Selasa malam ini rapat naas Sanhedrin diselenggarakan. Pada banyak kesempatan sebelumnya pengadilan tertinggi bangsa Yahudi ini telah secara informal mendekretkan kematian Yesus. Banyak kali badan agung yang berkuasa ini bertekad untuk menghentikan pekerjaannya, tetapi tidak pernah sebelumnya mereka memutuskan untuk menahan dia dan membawa pada kematiannya dengan setiap dan semua biaya. Tepat sebelum tengah malam pada hari Selasa ini, 4 April, 30 M, bahwa Sanhedrin, seperti yang saat itu tersusun, secara resmi dan dengan suara bulat memutuskan untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap Yesus dan juga Lazarus. Ini adalah jawaban untuk permohonan terakhir Guru kepada para penguasa Yahudi yang telah dia buat di bait suci hanya beberapa jam sebelumnya, dan hal itu merupakan reaksi kemarahan pahit mereka terhadap dakwaan terakhir dan keras dari Yesus kepada imam-imam kepala dan orang-orang Saduki serta Farisi yang sama dan yang tidak mau bertobat ini. Pengesahan hukuman mati (bahkan sebelum pengadilannya) terhadap Anak Tuhan adalah jawaban Sanhedrin pada tawaran terakhir dari rahmat surgawi yang pernah diulurkan kepada bangsa Yahudi, seperti itu.
175:3.2 Dari sejak saat itu orang-orang Yahudi ditinggalkan untuk menyelesaikan masa berlaku kehidupan kebangsaan yang singkat dan pendek mereka sepenuhnya sesuai dengan status manusiawi murni mereka di antara bangsa-bangsa Urantia. Israel telah menyangkal Anak Tuhan yang membuat perjanjian dengan Abraham, dan rencana untuk membuat anak-anak Abraham sebagai pembawa-terang kebenaran kepada dunia telah dihancurkan. Perjanjian ilahi telah dibatalkan, dan akhir dari bangsa Ibrani semakin dekat. .
175:3.3 Para petugas Sanhedrin diberi perintah untuk penangkapan Yesus pagi-pagi esoknya, tapi dengan instruksi bahwa dia tidak boleh ditangkap di depan umum. Mereka disuruh merencanakan untuk menangkapnya secara rahasia, sebaiknya tiba-tiba dan pada malam hari. Memahami bahwa dia mungkin tidak kembali hari itu (Rabu) untuk mengajar di bait suci, mereka menginstruksikan para petugas Sanhedrin ini untuk “membawa dia ke hadapan pengadilan tinggi Yahudi kira-kira sebelum tengah malam pada hari Kamis.”
175:4.1 Pada penutup ceramah terakhir Yesus di bait suci, para rasul sekali lagi ditinggalkan dalam kebingungan dan ketakutan. Sebelum Guru mulai kecamannya yang mengerikan terhadap para penguasa Yahudi, Yudas telah kembali ke bait suci, sehingga semua dua belas mendengar paruh kedua dari ceramah terakhir Yesus di bait suci ini. Sangat disayangkan bahwa Yudas Iskariot tidak dapat mendengarkan paruh pertama dan tawaran-rahmat dari pidato perpisahan ini. Dia tidak mendengar tawaran terakhir rahmat kepada para penguasa Yahudi ini karena dia masih dalam pertemuan dengan sekelompok tertentu kerabat dan teman-teman Saduki dengan siapa ia makan siang, dan dengan mereka ia berunding mengenai cara yang paling tepat memisahkan dirinya dari Yesus dan rekan-rekan rasulnya. Saat mendengarkan dakwaan akhir Guru terhadap para pemimpin dan penguasa Yahudi itulah Yudas akhirnya dan sepenuhnya mengambil keputusan untuk meninggalkan gerakan injil dan cuci tangan dari seluruh kegiatan. Namun demikian, ia meninggalkan bait suci dalam rombongan dengan dua belas, pergi bersama mereka ke Bukit Zaitun, dimana, dengan rekan-rekan rasulnya, ia mendengarkan ceramah naas tentang kehancuran Yerusalem dan akhir negara Yahudi, dan tetap bersama mereka Selasa malam itu di perkemahan baru dekat Getsemani.
175:4.2 Orang banyak yang mendengar Yesus beralih dari tawaran penuh rahmat kepada para pemimpin Yahudi menjadi teguran tiba-tiba dan pedas yang berbatasan pada kecaman tanpa ampun itu, menjadi tercengang dan kebingungan. Malam itu, sementara Sanhedrin duduk dalam penghakiman mati terhadap Yesus, dan sementara Guru duduk dengan para rasul dan beberapa murid-muridnya di Bukit Zaitun memberitahukan sebelumnya kematian negara Yahudi, seluruh Yerusalem terbawa dalam pembahasan serius dan diam-diam tentang satu pertanyaan saja: “Apa yang akan mereka lakukan pada Yesus?”
175:4.3 Di rumah Nikodemus lebih dari tiga puluh orang Yahudi terkemuka yang diam-diam percaya kerajaan bertemu dan memperdebatkan langkah apa yang mereka akan tempuh jika perpecahan terbuka dengan Sanhedrin terjadi[27]. Semua yang hadir sepakat bahwa mereka akan membuat pengakuan terbuka akan kesetiaan mereka kepada Guru dalam saat itu juga mereka akan mendengar penangkapannya[28]. Dan itulah yang mereka lakukan.
175:4.4 Orang-orang Saduki, yang kini mengendalikan dan menguasai Sanhedrin, berkeinginan untuk mengenyahkan Yesus karena alasan-alasan berikut:
175:4.5 1. Mereka kuatir bahwa bertambahnya rasa senang orang banyak kepadanya itu mengancam akan membahayakan keberadaan negara Yahudi oleh kemungkinan keterlibatan dengan kekuasaan Romawi.
175:4.6 2. Semangatnya untuk reformasi bait suci memukul langsung pada pendapatan mereka; pembersihan bait suci mempengaruhi saku mereka[29].
175:4.7 3. Mereka merasa diri mereka bertanggung jawab untuk pelestarian tatanan sosial, dan mereka kuatir dampak dari penyebaran lebih lanjut doktrin Yesus yang aneh dan baru tentang persaudaraan umat manusia itu.
175:4.8 Orang-orang Farisi memiliki motif yang berbeda menginginkan melihat Yesus dihukum mati. Mereka takut kepadanya karena:
175:4.9 1. Dia memberitakan perlawanan pada kekuasaan tradisional mereka atas rakyat. Orang-orang Farisi itu sangat kolot atau ultrakonservatif, dan mereka sangat marah karena serangan yang dianggap radikal terhadap gengsi terselubung mereka sebagai guru-guru agama.
175:4.10 2. Mereka berpegang bahwa Yesus adalah pelanggar hukum; bahwa dia sama sekali telah menunjukkan rasa tidak hormat untuk hari Sabat dan banyak ketentuan hukum dan seremonial lainnya.
175:4.11 3. Mereka menuduhnya menghujat karena dia menyebut Tuhan sebagai Bapanya.
175:4.12 4. Dan sekarang mereka benar-benar marah kepadanya karena ceramah terakhirnya berisi kecaman pedas yang hari ini dia sampaikan di bait suci sebagai bagian penutup pidato perpisahannya[30].
175:4.13 Sanhedrin, setelah resmi memutuskan kematian Yesus dan setelah mengeluarkan perintah penangkapannya, membubarkan pertemuan pada hari Selasa ini dekat tengah malam, setelah berjanji untuk bertemu pada pukul sepuluh pagi berikutnya di rumah Kayafas sang imam besar untuk tujuan merumuskan tuduhan berdasarkan itu Yesus akan dibawa ke pengadilan[31].
175:4.14 Sekelompok kecil orang Saduki sebenarnya mengusulkan untuk melenyapkan Yesus dengan pembunuhan diam-diam, tetapi orang-orang Farisi sama sekali menolak untuk menyetujui prosedur seperti itu.
175:4.15 Dan inilah situasi di Yerusalem dan di antara manusia pada hari penuh peristiwa ini sementara sekumpulan besar makhluk selestial melayang di atas adegan penting di bumi ini, gelisah ingin melakukan sesuatu untuk membantu Penguasa kekasih mereka tetapi tak berdaya untuk bertindak karena mereka secara efektif ditahan oleh para atasan yang memegang komando atas mereka.
Makalah 174. Selasa Pagi di Bait Suci |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 176. Selasa Malam di Bukit Zaitun |