© 2020 Yayasan Urantia
Makalah 179. Perjamuan Malam Terakhir |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 181. Nasihat dan Peringatan Terakhir |
180:0.1 SETELAH menyanyikan Mazmur pada penutupan Perjamuan Terakhir, para rasul berpikir bahwa Yesus bermaksud untuk segera kembali ke perkemahan, tapi dia mengisyaratkan agar mereka duduk. Kata Guru:
180:0.2 “Kamu ingat dengan baik ketika aku mengutus kamu pergi tanpa tas uang atau dompet dan bahkan menyarankan agar kamu tidak membawa pakaian tambahan. Dan kamu semua akan ingat bahwa kamu tidak kekurangan apa-apa. Tapi sekarang kamu telah sampai pada masa-masa kesulitan. Tidak lagi kamu bisa tergantung pada kebaikan orang banyak. Sejak saat ini, siapa yang memiliki dompet uang, biarlah dia bawa bersamanya. Ketika kamu pergi ke dunia untuk memberitakan injil ini, buatlah perbekalan untuk dukungan kamu seperti yang kelihatannya terbaik[1]. Aku telah datang untuk membawa damai, tetapi damai itu tidak akan muncul untuk sementara waktu[2].
180:0.3 “Waktunya sekarang telah tiba bagi Anak Manusia untuk dimuliakan, dan Bapa akan dimuliakan dalam aku[3]. Teman-temanku, aku akan bersama kamu hanya sedikit lebih lama lagi. Segera kamu akan mencari aku, tetapi kamu tidak akan menemukan aku, karena aku akan pergi ke tempat yang ke mana kamu, pada saat ini, tidak dapat pergi ke sana[4][5]. Tetapi setelah kamu menyelesaikan pekerjaan kamu di bumi seperti sekarang aku telah menyelesaikan pekerjaanku, kamu akan kemudian datang kepadaku seperti juga aku sekarang mempersiapkan diri untuk pergi kepada Bapa[6]. Hanya dalam waktu singkat aku akan meninggalkan kamu, kamu tidak akan melihat aku lagi di bumi, tetapi kamu akan semuanya melihat aku dalam zaman yang akan datang ketika kamu naik ke kerajaan yang Bapa telah berikan kepadaku.”
180:1.1 Setelah beberapa saat percakapan informal, Yesus berdiri dan berkata: “Ketika aku memerankan untuk kamu sebuah perumpamaan yang menunjukkan bagaimana kamu harus bersedia untuk melayani satu sama lain, aku berkata bahwa aku ingin untuk memberikan kamu suatu perintah yang baru; dan aku akan melakukan ini sekarang karena aku akan meninggalkan kamu. Kamu tahu benar perintah yang menyuruh agar kamu saling mengasihi satu sama lain; agar kamu mengasihi sesama bahkan seperti diri sendiri. Tapi aku tidak sepenuhnya puas walaupun oleh pengabdian yang tulus pada pihak anak-anakku itu. Aku ingin kamu melakukan tindakan kasih yang lebih besar lagi dalam kerajaan persaudaraan orang yang percaya. Karena itu aku memberikan kamu perintah baru ini: Supaya kamu saling mengasihi satu sama lain, seperti juga aku telah mengasihi kamu. Dan oleh inilah maka semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku jika kamu saling mengasihi seperti itu[7].
180:1.2 “Ketika aku memberikan kamu perintah baru ini, aku tidak menempatkan suatu beban baru ke atas jiwamu; melainkan aku membawa kepada kamu sukacita baru dan memungkinkan bagi kamu untuk mengalami kesenangan baru dalam mengetahui nikmatnya penganugerahan kasih sayang hatimu kepada manusia sesamamu[8]. Aku akan mengalami sukacita tertinggi, meskipun menanggung duka tampak luarnya, dalam penganugerahan kasih sayangku ke atas kamu dan manusia sesamamu[9].
180:1.3 “Ketika aku mengundang kamu agar mengasihi satu sama lain, seperti aku juga telah mengasihi kamu, aku menegakkan di depan kamu ukuran tertinggi untuk kasih sayang sejati, karena tidak ada kasih yang lebih besar yang orang dapat miliki daripada ini: bahwa ia akan menyerahkan nyawanya demi teman-temannya[10][11]. Dan kamu adalah teman-temanku; kamu akan terus menjadi teman-temanku hanya jika kamu bersedia melakukan apa yang telah kuajarkan kepada kamu. Kamu telah memanggil aku Guru, tapi aku tidak menyebut kamu hamba. Jika saja kamu mau saling mengasihi, seperti aku mengasihi kamu, kamu akan menjadi teman-temanku, dan aku akan selalu mengatakan kepada kamu apa yang Bapa ungkapkan kepadaku.
180:1.4 “Kamu tidak hanya memilih aku saja, tapi aku juga telah memilih kamu, dan aku telah mentahbiskan kamu untuk pergi ke dunia agar menghasilkan buah pelayanan kasih kepada sesamamu seperti aku juga telah hidup di antara kamu dan mewahyukan Bapa kepada kamu[12]. Bapa dan aku akan bersama-sama bekerja dengan kamu, dan kamu akan mengalami kepenuhan sukacita ilahi jika saja kamu mau mematuhi perintahku untuk mengasihi satu sama lain, seperti aku juga telah mengasihi kamu.”
180:1.5 Jika kamu hendak berbagi sukacitanya Guru, kamu harus berbagi kasihnya[13]. Dan untuk berbagi kasihnya berarti bahwa kamu telah berbagi pelayanannya. Pengalaman kasih seperti itu tidak melepaskanmu dari kesulitan-kesulitan dunia ini; hal itu tidak menciptakan sebuah dunia yang baru, tetapi yang pasti membuat dunia lama itu menjadi baru.
180:1.6 Ingatlah: Kesetiaan itulah, bukan pengorbanan, yang Yesus tuntut. Kesadaran pengorbanan mengandung arti tidak adanya kasih sayang sepenuh hati itu yang tentu akan membuat pelayanan kasih seperti itu menjadi suatu sukacita tertinggi. Gagasan tentang tugas menunjukkan bahwa kamu itu berpikiran sebagai pelayan dan karenanya kehilangan sensasi hebat melakukan pelayananmu sebagai teman dan kepada teman. Dorongan pertemanan melampaui semua keyakinan akan tugas, dan layanan dari seorang teman untuk seorang teman tidak pernah bisa disebut suatu pengorbanan. Guru telah mengajari para rasul bahwa mereka adalah anak-anak Tuhan[14]. Dia telah memanggil mereka saudara-saudara, dan sekarang, sebelum dia pergi, dia menyebut mereka teman-temannya.
180:2.1 Lalu Yesus berdiri lagi dan melanjutkan mengajar para rasulnya: “Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapaku adalah pengusahanya. Akulah pokok anggur, dan kamu adalah cabang-cabangnya. Dan Bapa meminta dari aku hanya agar kamu menghasilkan banyak buah[15]. Pohon anggur itu dipangkas hanya untuk meningkatkan kemampuan berbuah cabang-cabangnya. Setiap cabang yang keluar dari aku yang tidak menghasilkan buah, Bapa akan buang. Setiap cabang yang berbuah, Bapa akan bersihkan supaya bisa lebih banyak berbuah. Kamu sudah bersih melalui firman yang aku ucapkan, tapi kamu harus terus menjadi bersih. Kamu harus tetap tinggal dalam aku, dan aku dalam kamu; cabang akan mati jika dipisahkan dari pokok anggur. Seperti cabang dapat berbuah kecuali ia tetap di pokok anggur, demikian juga kamu tidak bisa menghasilkan buah pelayanan kasih kalau kamu tidak tetap tinggal dalam aku. Ingatlah: Akulah pohon anggur yang benar, dan kamu adalah cabang-cabangnya yang hidup[16]. Siapa yang tinggal dalam aku dan aku dalam dia, ia akan menghasilkan banyak buah dari roh dan mengalami sukacita tertinggi menghasilkan panen rohani ini. Jika kamu mau menjaga hubungan rohani hidup ini dengan aku, kamu akan menghasilkan buah yang berlimpah. Jika kamu tinggal dalam aku dan firmanku tinggal dalam kamu, kamu akan dapat bercakap-cakap secara bebas dengan aku, dan kemudian dapatlah roh hidupku meresapi kamu sedemikian sehingga kamu boleh meminta apapun yang rohku kehendaki dan melakukan semua ini dengan kepastian bahwa Bapa akan mengabulkan permohonan kita[17]. Di sinilah Bapa dipermuliakan: supaya pohon anggur itu memiliki banyak cabang hidup, dan agar setiap cabang berbuah banyak. Dan ketika dunia melihat cabang-cabang penghasil buah ini—yaitu teman-temanku yang saling mengasihi satu sama lain, seperti aku juga telah mengasihi mereka—maka semua orang akan tahu bahwa kamu adalah benar-benar murid-muridku[18].
180:2.2 “Seperti Bapa telah mengasihi aku, demikianlah aku telah mengasihi kamu[19]. Hiduplah dalam kasihku seperti aku juga hidup dalam kasih-Nya Bapa. Jika kamu lakukan seperti yang telah aku ajarkan pada kamu, kamu akan tetap tinggal di dalam kasihku ama seperti aku juga telah memelihara firman-Nya Bapa dan selama-lamanya tetap tinggal dalam kasih-Nya.”
180:2.3 Orang-orang Yahudi telah lama mengajarkan bahwa Mesias akan menjadi “suatu tunas yang akan muncul dari pohon anggur” dari leluhurnya Daud, dan dalam rangka memperingati ajaran lama ini ada lambang besar buah anggur dan dahan pohonnya yang terkait dipasang menghiasi pintu masuk ke bait sucinya Herodes[20]. Para rasul semua mengingat lagi hal-hal ini sementara Guru berbicara kepada mereka malam ini di ruang atas.
180:2.4 Tapi kesedihan yang besar kemudian menyertai salah tafsir terhadap kesimpulan Guru mengenai doa. Akan ada sedikit kesulitan tentang ajaran ini jika saja kata-kata tepatnya diingat dan kemudian dengan benar dicatat. Tapi saat catatan dibuat, orang-orang percaya pada akhirnya menganggap doa dalam nama Yesus sebagai semacam sihir tertinggi, berpikir bahwa mereka akan menerima dari Bapa apapun yang mereka minta. Selama berabad-abad jiwa-jiwa yang jujur terus menerus membuat imannya karam karena batu sandungan ini. Berapa lama waktu yang dibutuhkan semua orang-orang percaya untuk memahami bahwa doa bukanlah suatu proses mendapatkan jalanmu melainkan program mengambil jalan-Nya Tuhan, suatu pengalaman belajar bagaimana mengenali dan melaksanakan kehendak Bapa? Sepenuhnya benar bahwa, ketika kehendakmu telah benar-benar sepakat dengan kehendak-Nya, kamu dapat minta apapun yang dikandung oleh persatuan-kehendak itu, dan hal itu akan dikabulkan. Dan persatuan-kehendak tersebut dihasilkan oleh dan melalui Yesus seperti kehidupan pohon anggur mengalir ke dalam dan melalui cabang-cabang yang hidup[21].
180:2.5 Ketika terdapat hubungan yang hidup antara keilahian dan kemanusiaan ini, jika manusia akan berdoa dengan tanpa dipikir dan dengan bodoh untuk kemudahan yang mementingkan diri sendiri dan prestasi-prestasi yang sombong, maka hanya bisa ada satu jawaban ilahi: lebih banyak dan makin bertambah lagi buah-buah roh pada tunas-tunas dari cabang-cabang yang hidup. Ketika cabang pohon anggur itu hidup, hanya ada satu jawaban untuk semua permohonannya: bertambahnya buah anggur. Kenyataannya, cabang itu hanya ada untuk, dan tidak dapat melakukan apa-apa kecuali, menghasilkan buah, menghasilkan buah anggur[22]. Jadi memang orang percaya sejati hanya ada untuk tujuan menghasilkan buah-buah dari roh: untuk mengasihi manusia seperti dirinya sendiri telah dikasihi oleh Tuhan—bahwa kita harus mengasihi satu sama lain, seperti Yesus pun telah mengasihi kita[23][24].
180:2.6 Dan ketika tangan disiplin-Nya Bapa itu dijatuhkan ke atas pokok anggur, hal itu dilakukan dalam kasih, agar ranting-ranting dapat berbuah banyak. Dan petani yang bijaksana memotongi hanya ranting yang mati dan tanpa buah.
180:2.7 Yesus pun mendapat kesulitan besar dalam memimpin para rasulnya untuk menyadari bahwa doa itu adalah suatu fungsi dari orang percaya yang lahir dari roh dalam kerajaan yang dikuasai oleh roh.
180:3.1 Sebelas rasul belum juga menghentikan diskusi mereka mengenai ceramah tentang pokok anggur dan cabang-cabangnya itu ketika Guru, menunjukkan bahwa dia berkeinginan berbicara kepada mereka lebih lanjut dan mengetahui bahwa waktunya sudah singkat, mengatakan: “Setelah aku meninggalkan kamu, janganlah berkecil hati karena permusuhan dari dunia. Janganlah sedih bahkan ketika orang percaya yang lemah hati berbalik melawan kamu dan bergandengan tangan dengan musuh-musuh kerajaan. Jika dunia membenci kamu, kamu harus ingat bahwa dunia membenci aku bahkan sebelum dunia membenci kamu[25]. Jika kamu berasal dari dunia ini, maka dunia akan mencintai miliknya, tetapi karena kamu bukan dari dunia ini, dunia menolak untuk mengasihi kamu. Kamu berada dalam dunia ini, tetapi hidup kamu tidak akan seperti dunia. Aku telah memilih kamu dari dunia untuk mewakili roh dari dunia lain untuk dunia ini dari mana kamu telah dipilih. Tapi selalu ingat kata-kata yang aku telah katakan kepada kamu: Hamba tidak lebih besar dari tuannya. Jika mereka berani menganiaya aku, mereka juga akan menganiaya kamu. Jika kata-kataku menyinggung orang-orang tidak percaya, maka juga kata-kata kamu akan menyinggung orang-orang yang tak kenal Tuhan itu. Dan semua ini akan mereka lakukan padamu karena mereka tidak percaya kepada aku maupun kepada Dia yang mengutus aku; demikianlah kamu akan menderita banyak perkara demi injilku. Tetapi kalau kamu bertahan dalam kesukaran besar ini, kamu akan ingat bahwa aku juga menderita sebelum kamu demi injil kerajaan surgawi ini.
180:3.2 “Banyak dari mereka yang akan menyerang kamu tidak tahu tentang terang surga, tetapi hal ini tidak benar mengenai orang-orang yang menganiaya kita sekarang. Jika kita tidak mengajari mereka kebenaran, mereka boleh melakukan banyak hal aneh tanpa jatuh di bawah hukuman, tapi sekarang, karena mereka telah mengetahui terang dan berani menolaknya, mereka tidak punya alasan untuk sikap mereka[26]. Siapa yang membenci aku membenci Bapaku. Tidak mungkin yang lain; terang yang akan menyelamatkan kamu jika diterima hanya bisa menghukum kamu jika hal itu dengan sengaja ditolak. Dan apa yang telah aku lakukan pada orang-orang ini sehingga mereka membenci aku dengan kebencian yang mengerikan seperti itu? Tidak ada yang lain, kecuali hanya menawari mereka persekutuan di bumi dan keselamatan di surga. Tapi apakah kamu belum baca dalam Kitab Suci perkataan: ‘Dan mereka membenci aku tanpa alasan'?[27]
180:3.3 “Aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian di dunia ini. Sangat segera, setelah aku pergi, aku akan mengirimkan roh penolong. Kamu akan memiliki bersama kamu dia yang akan menggantikan tempatku di antara kamu, dia yang akan terus mengajar kamu jalan kebenaran, yang juga akan menghibur kamu[28].
180:3.4 “Janganlah hati kamu gelisah. Percayalah kepada Tuhan; tetaplah percaya juga kepadaku. Meskipun aku harus meninggalkan kamu, aku tidak akan jauh dari kamu. Aku sudah beritahukan kamu bahwa di alam semesta-Nya Bapaku ada banyak tempat singgah. Jika ini tidak benar, aku tidak akan berulang kali mengatakan kepada kamu tentang hal-hal itu. Aku akan kembali ke dunia-dunia terang ini, tempat-tempat perhentian di dalam surga-Nya Bapa ke mana suatu kali kamu akan naik[29]. Dari tempat-tempat ini aku datang ke dunia ini, dan jamnya sudah dekat ketika aku harus kembali ke pekerjaan Bapaku dalam dunia-dunia di tempat tinggi.
180:3.5 “Jika aku mendahului kamu seperti itu ke dalam kerajaan surgawi-Nya Bapa, maka aku akan pasti mengundang kamu supaya kamu dapat bersama aku di tempat-tempat yang disiapkan untuk anak-anak fana Tuhan itu sebelum dunia ini ada[30]. Meskipun aku harus meninggalkan kamu, aku akan hadir bersama kamu dalam roh, dan akhirnya kamu akan bersama aku secara pribadi setelah kamu naik kepadaku dalam alam semestaku seperti aku pun akan segera naik kepada Bapaku di alam semesta-Nya yang lebih besar. Dan apa yang aku beritahukan kepada kamu itu benar dan selama-lamanya, meskipun kamu mungkin tidak sepenuhnya memahaminya. Aku pergi kepada Bapa, dan meskipun kamu tidak bisa sekarang mengikuti aku, kamu akan pasti mengikuti aku dalam zaman-zaman yang akan datang.”
180:3.6 Ketika Yesus duduk, Tomas bangun berdiri dan berkata: “Guru, kami tidak tahu ke mana engkau akan pergi; jadi tentu saja kami tidak tahu jalan itu. Tapi kami akan mengikuti engkau malam ini juga jika engkau mau menunjukkan kepada kami jalan itu[31].”
180:3.7 Ketika Yesus mendengar Tomas, dia menjawab: “Tomas, akulah jalan, kebenaran, dan hidup[32]. Tidak ada orang yang pergi kepada Bapa kalau tidak melalui aku. Semua yang menemukan Bapa, pertama menemukan aku. Jika kamu mengetahui aku, kamu tahu jalan kepada Bapa. Dan kamu memang mengetahui aku, karena kamu telah hidup dengan aku dan kamu sekarang melihat aku.”
180:3.8 Tapi ajaran ini terlalu mendalam bagi banyak para rasul, terutama untuk Filipus, yang, setelah berbicara beberapa kata dengan Natanael, bangkit dan berkata: “Guru, tunjukkanlah kami Bapa itu, dan segala sesuatu yang engkau katakan akan menjadi jelas[33].”
180:3.9 Dan setelah Filipus berbicara, Yesus berkata: “Filipus, aku telah begitu lama bersama dengan kamu namun kamu sekarang bahkan masih tidak mengenal aku? Sekali lagi aku nyatakan: Siapa yang telah melihat aku telah melihat Bapa[34]. Bagaimana kamu dapat kemudian berkata, Tunjukkan kami Bapa itu? Apakah kamu tidak percaya bahwa aku dalam Bapa dan Bapa dalam aku? Bukankah aku telah mengajar kamu bahwa kata-kata yang aku katakan itu bukan kata-kataku tapi kata-kata dari Bapa? Aku berbicara demi Bapa dan bukan dari diriku sendiri[35]. Aku ada di dunia ini untuk melakukan kehendak Bapa, dan bahwa itulah yang aku telah lakukan[36]. Bapaku tinggal di dalam aku dan bekerja melalui aku. Percayalah kepadaku ketika aku mengatakan bahwa Bapa dalam aku, dan bahwa aku dalam Bapa, atau kalau tidak, percayalah karena kehidupan itu sendiri yang telah aku hidupi ini—percayalah karena pekerjaan itu.”
180:3.10 Saat Guru pergi ke samping untuk beristirahat minum, sebelas rasul terlibat dalam diskusi hangat mengenai ajaran-ajaran ini, dan Petrus hendak mulai menyampaikan pidato panjang ketika Yesus kembali dan memberi isyarat mereka untuk duduk.
180:4.1 Yesus melanjutkan ajarannya, mengatakan: “Setelah aku pergi kepada Bapa, dan setelah Dia menerima sepenuhnya pekerjaan yang aku lakukan untuk kamu di bumi, dan setelah aku menerima kedaulatan akhir atas wilayahku sendiri, aku akan berkata kepada Bapaku: Setelah meninggalkan anak-anakku sendirian di bumi, adalah sesuai dengan janjiku untuk mengirimkan kepada mereka guru yang lain. Dan ketika Bapa setuju, aku akan mencurahkan Roh Kebenaran itu ke atas semua manusia. Sudah ada roh Bapaku di dalam hati-hati kamu, dan kalau hari ini tiba, kamu juga akan memiliki aku bersama kamu seperti pun kamu sekarang memiliki Bapa. Pemberian baru ini adalah roh kebenaran hidup. Orang-orang yang tidak percaya pada awalnya tidak akan mendengarkan ajaran-ajaran dari roh ini, tetapi anak-anak terang semua akan menerimanya dengan senang dan dengan sepenuh hati. Dan kamu akan mengenal roh ini ketika dia datang, sama seperti kamu telah mengenal aku, dan kamu akan menerima pemberian ini dalam hati kamu, dan dia akan tetap tinggal bersama kamu. Jadi kamu merasakan bahwa aku tidak akan meninggalkan kamu tanpa pertolongan dan bimbingan. Aku tidak akan meninggalkan kamu terlantar[37]. Hari ini aku bisa bersamamu hanya secara pribadi. Di masa-masa yang akan datang aku akan menyertai kamu dan semua orang lain yang merindukan kehadiranku, dimanapun kamu mungkin berada, dan dengan masing-masing kamu pada waktu yang sama. Apakah kamu tidak melihat bahwa lebih baik bagi aku untuk pergi; agar aku meninggalkan kamu dalam daging sehingga aku bisa lebih baik dan lebih sepenuhnya berada bersama kamu dalam roh?[38]
180:4.2 “Hanya dalam beberapa jam lagi dunia tidak akan melihat aku lagi; tetapi kamu akan terus mengetahui aku di dalam hati kamu bahkan sampai aku mengirimkan kepada kamu guru yang baru ini, Roh Kebenaran. Seperti aku telah hidup bersama kamu secara pribadi, maka kemudian aku akan tinggal di dalam kamu; aku akan menjadi satu dengan pengalaman pribadi kamu dalam kerajaan roh. Dan ketika hal ini terjadi, kamu akan pasti tahu bahwa aku ada di dalam Bapa, dan bahwa, meskipun hidup kamu dilingkupi dengan Bapa dalam aku, namun aku juga ada di dalam kamu[39]. Aku telah mengasihi Bapa dan telah memelihara firman-Nya; kamu telah mengasihi aku, kamu akan memelihara kata-kataku. Seperti Bapa telah memberikan aku roh-Nya, demikian pula aku akan memberikan kamu rohku. Dan Roh Kebenaran ini yang aku akan anugerahkan kepada kamu akan menuntun dan menghibur kamu dan pada akhirnya akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran[40].
180:4.3 “Aku mengatakan hal-hal ini sementara aku masih bersama kamu sehingga kamu dapat lebih dipersiapkan untuk bertahan dalam ujian-ujian yang sekarang pun datang atas kita. Dan ketika hari baru ini datang, kamu akan didiami oleh Anak demikian pula oleh Bapa. Dan karunia-karunia surga ini akan terus bekerja yang satu dengan yang lain sama seperti Bapa dan aku telah bekerja di bumi dan di depan mata kamu sebagai satu pribadi, yaitu Anak Manusia. Dan teman roh ini akan mengingatkan lagi segala sesuatu yang aku telah ajarkan kepada kamu[41].”
180:4.4 Saat Guru berhenti sejenak, Yudas Alfeus memberanikan diri untuk menanyakan salah satu dari beberapa pertanyaan yang ia atau saudaranya pernah tujukan kepada Yesus di depan umum. Kata Yudas: “Guru, engkau selalu telah hidup di antara kami sebagai teman; bagaimana kami akan kenal engkau ketika engkau tidak lagi mewujudkan diri pada kami kecuali oleh roh ini? Jika dunia tidak melihat engkau, bagaimana kami akan yakin tentang engkau? Bagaimana engkau akan menunjukkan dirimu kepada kami?”[42]
180:4.5 Yesus melihat atas mereka semua, tersenyum, dan berkata: “Anak-anakku yang kecil, aku akan pergi, kembali kepada Bapaku. Sesaat lagi kamu tidak akan melihat aku seperti yang kamu lakukan di sini, sebagai daging dan darah[43]. Dalam waktu yang sangat singkat aku akan mengirimkan rohku, sama seperti aku kecuali tanpa tubuh jasmani ini[44]. Guru baru ini adalah Roh Kebenaran yang akan hidup bersama masing-masing kamu, di dalam hati-hati kamu, dan demikianlah semua anak-anak terang akan dipersatukan dan saling ditarik satu sama lain[45][46]. Dan dengan cara ini juga Bapaku dan aku bisa hidup dalam jiwa masing-masing kamu dan juga dalam hati-hati semua orang lain yang mengasihi kita dan membuat kasih itu nyata dalam pengalaman mereka dengan saling mengasihi satu sama lain, seperti halnya aku sekarang mengasihi kamu[47][48].”
180:4.6 Yudas Alfeus tidak sepenuhnya memahami apa yang Guru katakan, tapi ia menangkap janji tentang guru yang baru itu, dan dari ekspresi di wajah Andreas, ia merasa bahwa pertanyaannya telah dijawab secara memuaskan.
180:5.1 Penolong baru yang Yesus janjikan untuk dikirimkan ke dalam hati orang-orang percaya, untuk dicurahkan ke atas semua manusia, adalah Roh Kebenaran. Karunia ilahi ini bukan tulisan atau hukum kebenaran, juga bukan untuk berfungsi sebagai bentuk atau ekspresi kebenaran. Guru baru itu adalah keyakinan kebenaran, kesadaran dan kepastian akan makna-makna yang sebenarnya pada tingkatan roh yang sejati. Dan guru yang baru ini adalah roh untuk kebenaran yang hidup dan mengembang, kebenaran yang meluas, mengungkapkan, dan menyesuaikan diri.
180:5.2 Kebenaran ilahi adalah kenyataan yang dilihat oleh roh dan yang hidup. Kebenaran itu hanya ada pada tingkat-tingkat rohani tinggi dari kesadaran keilahian dan kesadaran persekutuan dengan Tuhan. Kamu dapat mengetahui kebenaran, dan kamu dapat menghidupi kebenaran; kamu dapat mengalami pertumbuhan kebenaran dalam jiwa dan menikmati kebebasan pencerahannya dalam batin, tetapi kamu tidak bisa memenjarakan kebenaran dalam rumus, kode, akidah, atau pola intelektual perilaku manusia. Ketika kamu berusaha melakukan perumusan manusiawi tentang kebenaran ilahi, maka kebenaran itu dengan cepat mati. Penyelamatan pasca-kematian terhadap kebenaran yang dipenjarakan itu, sekalipun yang terbaik, hanya bisa menjadi suatu bentuk khas tertentu, bentuk kebijaksanaan dimuliakan yang diintelektualisir. Kebenaran statis adalah kebenaran mati, dan hanya kebenaran mati yang dapat disimpan sebagai sebuah teori. Kebenaran hidup itu dinamis dan hanya dapat menikmati suatu eksistensi yang bersifat pengalaman dalam batin manusia.
180:5.3 Kecerdasan bertumbuh dari eksistensi yang material yang diterangi oleh kehadiran batin kosmis. Hikmat terdiri dari kesadaran pengetahuan yang diangkat ke tingkat-tingkat makna baru dan diaktifkan oleh hadirnya karunia alam semesta dari (roh) ajudan hikmat. Kebenaran adalah suatu nilai realitas rohani yang dialami hanya oleh sosok-sosok yang dikaruniai-roh yang berfungsi pada tingkat-tingkat kesadaran alam semesta yang di atas material, dan yang, sesuai kesadaran akan kebenaran, mengizinkan roh yang mengaktifkannya itu untuk hidup dan bertahta di dalam jiwa mereka.
180:5.4 Anak wawasan alam semesta yang sejati mencari Roh Kebenaran yang hidup itu dalam setiap pepatah bijak. Individu yang mengenal Tuhan itu terus menerus meningkatkan kebijaksanaan menuju ke tingkat-tingkat kebenaran-hidup dari pencapaian ilahi; jiwa yang tidak berkembang maju secara rohani itu selalu saja menyeret turun kebenaran hidup itu ke tingkat-tingkat kebijaksanaan yang mati dan ke wilayah pengetahuan yang dimuliakan belaka.
180:5.5 Aturan emas (golden rule), ketika tanpa wawasan supramanusia (di atas manusia) dari Roh Kebenaran itu, menjadi tak lebih hanya aturan perilaku etika tinggi. Aturan emas, ketika secara harfiah ditafsirkan, dapat menjadi alat untuk pelanggaran besar terhadap sesama. Tanpa suatu pandangan rohani terhadap aturan kebijaksanaan emas itu kamu bisa beralasan bahwa, karena kamu rindu agar semua orang berbicara kebenaran secara penuh dan terus terang mengenai pikiran mereka kepada kamu, maka kamu sebab itu harus juga berbicara penuh dan terus terang mengenai pikiran kamu kepada sesamamu. Penafsiran aturan emas yang tidak rohani seperti itu mungkin mengakibatkan ketidakbahagiaan yang tak terhitung dan kesedihan yang tidak ada akhirnya.
180:5.6 Beberapa orang memandang dan menafsirkan aturan emas sebagai penegasan yang murni intelektual tentang persaudaraan manusia. Lainnya mengalami ungkapan hubungan manusia ini sebagai kepuasan emosional dari perasaan lembut dari kepribadian manusia. Manusia lain mengakui aturan emas yang sama ini sebagai tolok ukur untuk mengukur semua relasi sosial, standar perilaku sosial. Yang lain lagi memandang hal itu sebagai perintah positif dari seorang guru moral yang agung yang merangkum dalam pernyataan ini konsep tertinggi kewajiban moral mengenai semua hubungan persaudaraan. Dalam hidup insan-insan bermoral tersebut aturan emas menjadi pusat dan keliling yang bijak untuk semua filsafat mereka.
180:5.7 Dalam kerajaan persaudaraan orang beriman, para pencinta kebenaran yang kenal Tuhan, aturan emas ini mengambil kualitas-kualitas hidup dari kesadaran rohani pada tingkatan penafsiran yang lebih tinggi itu, yang menyebabkan anak-anak Tuhan agar melihat perintah dari Guru ini mengharuskan mereka untuk berhubungan dengan rekan-rekan mereka supaya rekan-rekan itu akan menerima manfaat tertinggi yang mungkin sebagai hasil dari kontak orang percaya itu dengan mereka. Ini adalah intisari dari agama yang benar: agar kamu mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri[49].
180:5.8 Tetapi realisasi paling tinggi dan penafsiran paling benar tentang aturan emas itu terdiri dalam kesadaran dari roh itu mengenai kebenaran realitas yang abadi dan hidup dari pernyataan ilahi tersebut. Makna kosmis sebenarnya dari aturan hubungan universal ini diungkapkan hanya dalam realisasi rohaninya, dalam penafsiran terhadap hukum perilaku oleh roh Anak kepada roh Bapa yang mendiami jiwa manusia fana. Dan ketika manusia yang dipimpin roh tersebut menyadari arti sebenarnya dari aturan emas ini, mereka dipenuhi hingga meluap oleh kepastian sebagai warga dalam alam semesta yang bersahabat, dan ideal-ideal mereka tentang realitas roh dipuaskan hanya ketika mereka mengasihi sesama mereka seperti Yesus mengasihi kita semua, dan itu adalah realitas dari realisasi kasih Tuhan.
180:5.9 Filosofi yang sama ini tentang fleksibilitas hidup dan adaptabilitas kosmis dari kebenaran ilahi untuk kebutuhan dan kemampuan individual setiap anak Tuhan, haruslah dipahami sebelum kamu bisa berharap untuk memahami secara memadai ajarannya Guru dan praktek antiperlawanan terhadap kejahatan. Ajaran Guru itu pada dasarnya adalah sebuah pengumuman rohani. Bahkan implikasi jasmani dari filsafatnya itu tidak dapat dipertimbangkan secara bermanfaat jika dianggap terpisah dari kaitan rohaninya. Jiwa dari perintahnya Guru itu terdiri dalam tidak-melawan terhadap semua reaksi yang mementingkan diri pada alam semesta, ditambah dengan pencapaian agresif dan progresif tingkat-tingkat yang benar dari nilai-nilai roh sejati: keindahan ilahi, kebaikan tanpa batas, dan kebenaran kekal—untuk mengenal Tuhan dan menjadi semakin seperti Dia.
180:5.10 Kasih, hal tidak mementingkan diri sendiri, harus menjalani suatu penafsiran ulang yang terus menerus dan hidup, terhadap hubungan-hubungan, sesuai dengan pimpinan dari Roh Kebenaran. Kasih karena itu haruslah mencakup konsep-konsep kebaikan kosmis tertinggi yang selalu berubah dan makin luas, terhadap orang yang dikasihi itu. Dan kemudian kasih melanjutkan dengan memakai sikap yang sama ini mengenai semua individu lain yang mungkin bisa dipengaruhi oleh hubungan yang tumbuh dan hidup, dari kasih seorang manusia yang dipimpin roh itu, kepada warga alam semesta yang lain. Dan seluruh penyesuaian hidup terhadap kasih ini harus dilakukan dengan berdasarkan pandangan terhadap lingkungan jahat sekarang ini maupun berdasarkan tujuan kekal untuk kesempurnaan takdir ilahi.
180:5.11 Jadi kita harus jelas mengakui bahwa baik aturan emas maupun ajaran antiperlawanan itu tidak akan pernah bisa dengan benar dipahami sebagai dogma atau aturan. Hal-hal itu hanya dapat dipahami dengan menghidupinya, dengan merealisasikan makna-maknanya dalam penafsiran hidup dari Roh Kebenaran, yang mengarahkan kontak kasih dari seorang manusia dengan yang lain.
180:5.12 Dan semua ini dengan jelas menunjukkan perbedaan antara agama yang lama dan yang baru. Agama lama mengajarkan pengorbanan diri; agama baru mengajarkan hanya pelupaan diri, ditingkatkannya realisasi diri dalam pelayanan sosial dan pemahaman alam semesta yang digabungkan bersama. Agama lama itu dimotivasi oleh kesadaran akan rasa takut; injil baru kerajaan dikuasai oleh keyakinan akan kebenaran, roh kebenaran yang kekal dan universal. Dan tidak ada jumlah kesalehan atau kesetiaan pada pengakuan iman dapat menggantikan keramahan yang spontan, murah hati, dan tulus dalam pengalaman hidup orang percaya kerajaan itu, yang mencirikan anak-anak yang lahir dari roh dari Tuhan yang hidup. Tradisi ataupun sistem upacara ibadah resmi tidak dapat menebus kurangnya belas kasihan sejati untuk sesama.
180:6.1 Setelah Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Matius mengajukan pada Guru banyak pertanyaan, dia melanjutkan ceramah perpisahannya dengan mengatakan: “Dan aku memberitahu kamu tentang semua ini sebelum aku meninggalkan kamu agar kamu dapat disiapkan untuk apa yang akan terjadi pada kamu supaya kamu tidak akan tersandung ke dalam kesalahan yang serius[50]. Pihak-pihak yang berkuasa tidak akan puas dengan hanya membuang kamu keluar dari rumah-rumah ibadat; aku memperingatkan kamu waktunya semakin dekat ketika mereka yang membunuh kamu akan menyangka bahwa mereka melakukan ibadah kepada Tuhan. Dan semua hal ini mereka akan lakukan kepada kamu dan orang-orang yang kamu pimpin ke dalam kerajaan surga karena mereka tidak mengenal Bapa. Mereka telah menolak untuk mengenal Bapa dengan menolak untuk menerima aku; dan mereka menolak untuk menerima aku ketika mereka menolak kamu, asalkan kamu telah memelihara perintah baruku agar kamu saling mengasihi seperti aku pun telah mengasihi kamu[51]. Aku katakan kepada kamu tentang hal-hal ini sebelumnya sehingga, ketika waktu kamu tiba, seperti waktuku sekarang, kamu bisa diperkuat dalam pengetahuan bahwa semua itu aku ketahui, dan bahwa rohku akan bersama dengan kamu dalam semua penderitaan kamu demi aku dan injil. Untuk tujuan inilah aku telah berbicara begitu jelas kepada kamu dari sejak awalnya. Aku bahkan memperingatkan kamu bahwa musuh seseorang mungkin adalah orang-orang dari rumah tangganya sendiri[52]. Meskipun injil kerajaan ini tidak pernah gagal untuk membawa damai besar bagi jiwa orang percaya, injil itu tidak akan membawa damai di bumi sampai manusia bersedia untuk percaya ajaranku dengan sepenuh hati dan membangun kebiasaan melakukan kehendak Bapa sebagai tujuan utama dalam menghidupi kehidupan fana.
180:6.2 “Sekarang aku hendak meninggalkan kamu, melihat bahwa jamnya telah tiba ketika aku akan pergi kepada Bapa, aku heran bahwa tidak satupun dari kamu telah bertanya kepadaku, Mengapa engkau meninggalkan kami? Namun demikian, aku tahu bahwa kamu mengajukan pertanyaan seperti itu dalam hatimu. Aku akan berbicara kepada kamu dengan jelas, sebagai seorang teman kepada teman yang lain. Adalah benar-benar lebih bermanfaat bagi kamu, jika aku pergi[53]. Jika aku tidak pergi, guru baru itu tidak bisa datang ke dalam hatimu. Aku harus dilepaskan dari tubuh fana ini dan dikembalikan ke tempatku di tempat tinggi sebelum aku dapat mengirim roh guru ini untuk hidup dalam jiwa kamu dan memimpin roh-roh kamu ke dalam kebenaran. Dan ketika rohku datang untuk mendiami kamu, dia akan menerangi perbedaan antara dosa dan perbuatan benar dan akan memungkinkan kamu untuk menilai secara bijaksana dalam hati kamu mengenai hal-hal itu.
180:6.3 “Aku masih punya banyak yang mau dikatakan kepada kamu, tetapi kamu tidak dapat memahami lebih lagi sekarang. Namun begitu, ketika dia, Roh Kebenaran itu, datang, dia akan pada akhirnya menuntun kamu ke dalam seluruh kebenaran sementara kamu melewati banyak tempat kediaman dalam alam semesta-Nya Bapaku[54][55][56].
180:6.4 “Roh ini tidak akan berbicara tentang dirinya sendiri, tapi dia akan menyatakan kepada kamu apa yang Bapa telah ungkapkan pada Anak, dan dia bahkan akan menunjukkan perkara-perkara yang akan datang; dia akan memuliakan aku seperti aku pun telah memuliakan Bapaku[57]. Roh ini muncul keluar dari aku, dan dia akan mengungkapkan kebenaranku kepada kamu[58]. Segala sesuatu yang Bapa miliki dalam wilayah ini sekarang adalah milikku; oleh karena itu aku katakan bahwa guru baru ini akan mengambil dari apa yang adalah milikku dan mengungkapkannya kepada kamu.
180:6.5 “Hanya sesaat lagi, aku akan meninggalkan kamu untuk waktu yang singkat. Setelah itu, ketika kamu akan melihat aku lagi, aku akan sudah berada dalam perjalananku kepada Bapa sehingga pada saat itu pun kamu tidak akan lama melihat aku[59].”
180:6.6 Sementara dia berhenti sejenak, para rasul mulai berbicara satu sama lain: “Apa ini yang dia beritahukan pada kita? 'Hanya sesaat lagi, aku akan meninggalkanmu,' dan 'Ketika kamu melihat aku lagi itu tidak akan lama, karena aku akan berada dalam perjalananku kepada Bapa.’ Apa yang dia maksudkan dengan 'sesaat lagi' dan 'tidak lama' ini? Kita tidak dapat memahami apa yang sedang dia katakan kepada kita[60].”
180:6.7 Dan karena Yesus tahu mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dia berkata: “Apakah kamu menanyakan di antara kamu tentang apa yang aku maksudkan ketika aku mengatakan bahwa dalam sesaat lagi, aku tidak akan bersama kamu, dan bahwa, ketika kamu akan melihat aku lagi, aku akan berada dalam perjalananku kepada Bapa? Aku telah dengan jelas mengatakan bahwa Anak Manusia harus mati, tetapi bahwa dia akan bangkit lagi[61]. Tidak dapatkah kamu kemudian memahami arti dari kata-kataku? kamu pertama akan dibuat sedih, tetapi kemudian kamu akan bersukacita dengan banyak orang yang akan memahami hal-hal ini setelah hal-hal itu berlangsung[62]. Seorang wanita memang sedih pada saat penderitaan melahirkannya, tapi begitu dia melahirkan anaknya, ia segera lupa kesedihannya dalam sukacita pengetahuan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dalam dunia. Dan begitu juga kamu akan bersedih karena kepergianku, tetapi aku akan segera bertemu kamu lagi, dan kemudian kesedihan kamu akan berubah menjadi bersukacita, dan akan datang kepada kamu sebuah pewahyuan baru tentang keselamatan dari Tuhan yang tidak pernah orang dapat mengambilnya dari kamu. Dan semua dunia akan diberkati dalam pewahyuan hidup yang sama ini mengenai hal mengalahkan kematian. Sampai sekarang kamu telah membuat semua permintaan kamu dalam nama Bapaku. Setelah kamu melihat aku lagi, kamu juga dapat boleh meminta dalam namaku, dan aku akan mendengarkan kamu[63].
180:6.8 “Sejauh ini aku telah mengajar kamu dalam peribahasa dan berbicara kepada kamu dalam perumpamaan. Aku melakukannya karena kamu hanyalah anak-anak dalam roh; tapi saatnya tiba ketika aku akan berbicara dengan kamu dengan terus terang tentang Bapa dan kerajaan-Nya[64]. Dan aku akan melakukan ini karena Bapa sendiri mengasihi kamu dan berkeinginan untuk menjadi lebih sepenuhnya diwahyukan kepada kamu. Manusia yang fana tidak bisa melihat Bapa yang roh, karena itu aku telah datang ke dalam dunia untuk menunjukkan Bapa pada mata insani kamu[65]. Namun ketika kamu telah menjadi disempurnakan dalam pertumbuhan roh, maka kamu akan melihat Bapa itu sendiri.”
180:6.9 Setelah sebelas mendengar dia berbicara, mereka berkata satu sama lain: “Lihatlah, dia berbicara dengan jelas kepada kita. Pastilah Guru memang datang dari Tuhan. Tapi mengapa dia katakan dia harus kembali kepada Bapa?” Dan Yesus melihat bahwa mereka pun masih belum memahami dia[66]. Sebelas pria ini tidak bisa lepas dari ide-ide yang lama mereka pelihara mengenai konsep Yahudi tentang Mesias. Semakin sepenuhnya mereka percaya Yesus sebagai Mesias, semakin bermasalah jadinya gagasan-gagasan yang berakar mendalam ini mengenai kejayaan duniawi mulia dari kerajaan di atas bumi.
Makalah 179. Perjamuan Malam Terakhir |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 181. Nasihat dan Peringatan Terakhir |