© 2020 Yayasan Urantia
Makalah 5. Hubungan Tuhan dengan Perorangan |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 7. Hubungan Putra Kekal dengan Alam Semesta |
6:0.1 PUTRA Kekal adalah ekspresi yang sempurna dan final dari konsep pribadi dan mutlak “pertama” dari Bapa Semesta. Sesuai dengan hal itu, kapanpun dan bagaimanapun Bapa secara pribadi dan secara mutlak menyatakan diri-Nya, Dia melakukannya melalui Putra Kekal-Nya, yang telah, sekarang, dan senantiasa akan menjadi, Firman yang hidup dan ilahi itu. Dan Putra Kekal ini bertempat tinggal di pusat segala sesuatunya, dalam ikatan dengan, dan secara langsung menyelubungi kehadiran pribadi, Bapa yang Kekal dan Semesta itu.
6:0.2 Kita berbicara tentang pemikiran “pertama” Tuhan dan menyinggung mengenai permulaan waktu (yang tidak mungkin) tentang Putra Kekal itu dengan maksud agar mendapat akses ke saluran-saluran pikiran kecerdasan manusia. Penyimpangan-penyimpangan bahasa demikian itu merupakan upaya terbaik kami untuk kompromi-kontak dengan batin makhluk fana yang terikat oleh waktu. Dalam pengertian berurutan, Bapa Semesta tidak pernah memiliki suatu pemikiran pertama, tidak juga Putra Kekal pernah dapat memiliki suatu permulaan. Tetapi aku disuruh untuk menggambarkan realitas-realitas kekekalan itu kepada batin manusia fana yang dibatasi oleh waktu dengan melalui lambang-lambang pikiran semacam itu, dan untuk menamai hubungan-hubungan kekekalan dengan konsep-konsep keberurutan waktu seperti itu.
6:0.3 Putra Kekal adalah personalisasi rohani dari konsep-Nya Bapa Firdaus yang universal dan tanpa batas mengenai realitas ilahi, roh tanpa batasan sifat, dan kepribadian mutlak. Dan dengan cara itulah Putra merupakan pewahyuan ilahi dari identitas pencipta dari Bapa Semesta. Kepribadian sempurna Sang Putra itu menunjukkan bahwa Bapa itu sebenarnya sumber yang kekal dan universal untuk semua makna-makna dan nilai-nilai untuk yang rohani, yang berkehendak bebas, yang bermaksud, dan yang berpribadi.
6:0.4 Dalam suatu upaya untuk memungkinkan pikiran waktu yang terbatas itu untuk membentuk suatu konsep berurutan mengenai hubungan-hubungan antara pribadi-pribadi Trinitas Firdaus yang kekal dan tanpa batas itu, kami menggunakan kemudahan konsepsi seperti menyebutkan tentang ”konsep pribadi, universal, dan mutlak pertama-Nya Bapa Semesta.” Tidak mungkin bagiku untuk menyampaikan kepada pikiran manusia gagasan lain yang memadai tentang relasi-relasi kekal para Deitas; sebab itulah aku menggunakan istilah-istilah tersebut karena akan memungkinkan kepada pikiran terbatas beberapa gagasan mengenai relasi-relasi sosok-sosok kekal ini dalam era-era waktu berikutnya. Kami percaya bahwa Putra berasal dari Bapa; kami diajar bahwa keduanya kekal tanpa batasan. Sebab itu, nyatalah bahwa tidak akan ada makhluk waktu yang dapat sepenuhnya memahami misteri mengenai sesosok Putra yang berasal dari Bapa ini, namun yang juga kekal secara sederajat dengan Bapa itu sendiri.
6:1.1 Putra Kekal adalah Putra Tuhan yang pertama dan tunggal[1]. Dia adalah Tuhan Sang Putra, Pribadi Kedua Deitas dan rekan pencipta segala sesuatunya. Seperti Bapa adalah Sumber dan Pusat Besar Pertama, maka Putra Kekal adalah Sumber dan Pusat Besar Kedua.
6:1.2 Putra Kekal adalah pusat rohani (spiritual) dan administrator ilahi atas pemerintahan rohani alam-alam semesta. Bapa Semesta itu pertama-tama adalah pencipta dan kemudian pengendali; Putra Kekal itu pertama-tama adalah pencipta-bersama dan kemudian administrator rohani. “Allah itu roh,” dan Putra adalah pewahyuan pribadi dari roh itu[2]. Sumber dan Pusat Pertama adalah Absolut Kehendak; Pusat dan Sumber Kedua adalah Absolut Kepribadian.
6:1.3 Bapa Semesta tidak pernah berfungsi secara pribadi sebagai pencipta kecuali dalam kebersamaan dengan Putra atau dengan tindakan koordinasi dari Putra[3]. Seandainya penulis Perjanjian baru mengacu pada Putra Kekal, dia akan mengemukakan kebenaran ketika ia menulis: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah[4]. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah[5]. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”
6:1.4 Ketika sesosok Putra dari Putra Kekal itu muncul di Urantia, mereka yang bersahabat dengan sosok ilahi dalam wujud manusia ini menyebut dia sebagai: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup[6].” Dan Putra anugerah ini datang dari Bapa sama benarnya seperti dilakukan Putra Pertama, seperti dikesankan dalam satu doanya di bumi: “Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada[7].”
6:1.5 Putra Kekal itu dikenal dengan nama-nama berbeda dalam berbagai alam semesta. Dalam alam semesta sentral dia dikenal sebagai Sumber Sederajat, Pencipta-bersama, dan Rekan Absolut. Di Uversa, ibukota alam semesta super, kami menyebut Putra itu sebagai Pusat Roh Sederajat dan sebagai Administrator Roh Kekal. Di Salvington, ibukota alam semesta lokalmu, Putra ini dicatat sebagai Sumber dan Pusat Kekal Kedua. Para Melkisedek menyebut dia sebagai Putra segala Putra. Di duniamu, namun bukan dalam sistem planet hunianmu, Putra Pertama ini telah keliru dianggap sebagai sosok Putra Pencipta yang sederajat, Mikhael dari Nebadon, yang menganugerahkan dirinya ke atas bangsa-bangsa manusia Urantia.
6:1.6 Meskipun setiap Putra-putra Firdaus bisa secara tepat disebut sebagai Putra-putra Tuhan, namun kami terbiasa untuk mengkhususkan istilah “Putra Kekal” untuk Putra Pertama ini, Sumber dan Pusat Kedua, pencipta-bersama dengan Bapa Semesta terhadap alam semesta pusat kuasa dan kesempurnaan, dan pencipta-bersama semua Putra ilahi lain yang berasal dari para Deitas yang tanpa batas.
6:2.1 Putra Kekal itu sama tak berubah dan dapat dipercaya secara tanpa batas seperti halnya Bapa Semesta. Dia juga sama rohaninya seperti Bapa, sama sungguh-sungguh sebagai roh yang tidak terbatas. Kepada kamu yang rendah asal, Putra itu akan tampak lebih berpribadi karena Dia satu langkah lebih dekat kamu dalam hal bisa didekatinya daripada Bapa Semesta.
6:2.2 Putra Kekal adalah Firman kekal dari Tuhan. Dia sepenuhnya seperti Bapa; dalam kenyataannya, Putra Kekal itulah Tuhan Bapa yang secara pribadi mewujudkan diri kepada alam semesta segala alam-alam semesta. Maka dengan demikian dulu, sekarang, dan akan selamanya benar mengenai Putra Kekal dan mengenai semua Putra Pencipta yang sederajat: “Barangsiapa telah melihat Aku (Anak), ia telah melihat Bapa[8].”
6:2.3 Dalam kodrat (sifat dasarnya), Putra adalah sepenuhnya seperti Bapa roh. Ketika kita menyembah Bapa Semesta, sebetulnya kita pada waktu yang sama menyembah Tuhan Putra dan Tuhan Roh. Tuhan Putra itu sama nyata dan kekal secara ilahi dalam kodratnya seperti Tuhan Bapa.
6:2.4 Putra tidak hanya memiliki semua kebenaran dan keadilan Bapa yang tanpa batas dan transenden itu, namun Putra juga adalah cerminan dari semua kekudusan karakter-Nya Bapa. Putra berbagi kesempurnaan-Nya Bapa dan bersama berbagi tanggung jawab membantu semua makhluk yang tidak sempurna dalam upaya-upaya mereka untuk meraih kesempurnaan ilahi.
6:2.5 Putra Kekal memiliki semua karakter keilahian dan sifat-atribut kerohanian-Nya Bapa. Putra adalah kepenuhan kemutlakan Tuhan dalam kepribadian dan roh, dan kualitas-kualitas inilah yang dinyatakan Putra dalam manajemen pribadi-Nya terhadap pemerintahan rohani alam-alam semesta.
6:2.6 Tuhan itu, sungguh, roh yang semesta; Tuhan itu roh; dan kodrat roh dari Bapa ini dipusatkan dan dipribadikan dalam Ketuhanan sang Putra Kekal[9]. Di dalam Putra semua ciri-ciri khas rohani tampaknya sangat ditingkatkan oleh pembedaan dari universalitas Sumber dan Pusat Pertama. Dan seperti halnya Bapa berbagi kodrat roh-Nya dengan Putra, demikian pula Mereka bersama secara penuh dan tanpa syarat berbagi roh ilahi juga dengan Pelaku Bersama, Roh Tanpa Batas.
6:2.7 Dalam cinta akan kebenaran dan dalam penciptaan keindahan, Bapa dan Putra itu setara kecuali bahwa Putra tampaknya mengabdikan diri-Nya lebih pada realisasi secara khusus hanya keindahan rohani nilai-nilai semesta.
6:2.8 Dalam hal kebaikan ilahi, aku memperhatikan tidak ada perbedaan antara Bapa dan Putra. Bapa mengasihi anak-anak semesta-Nya sebagai bapa; Putra Kekal memandang semua makhluk sebagai bapa maupun sebagai saudara.
6:3.1 Putra berbagi keadilan dan kebenaran dari Trinitas namun menaungi sifat-sifat keilahian ini oleh personalisasi tanpa batas dari kasih dan rahmat-Nya Bapa; Putra adalah pewahyuan kasih ilahi kepada alam-alam semesta. Seperti halnya Tuhan itu kasih, maka Putra itu rahmat[10]. Putra tidak dapat mengasihi lebih dari Bapa, tetapi Dia dapat menunjukkan rahmat kepada para makhluk dalam satu cara tambahan lagi, karena Dia bukan hanya pencipta utama seperti Bapa, namun Dia juga adalah Putra Kekal dari Bapa yang sama tersebut, sebab itu berbagi dalam pengalaman keputraan semua putra Bapa Semesta yang lain.
6:3.2 Putra Kekal adalah penatalayan rahmat (belas kasihan) yang agung kepada semua ciptaan[11]. Rahmat adalah intisari karakter rohani-Nya Putra. Amanat-amanat dari Putra Kekal, selagi hal-hal itu keluar melalui sirkuit-sirkuit roh dari Sumber dan Pusat Kedua, adalah dimainkan dalam nada-nada rahmat.
6:3.3 Untuk memahami kasih dari Putra Kekal, kamu pertama harus memahami sumber ilahinya, yaitu Bapa, yang adalah kasih, dan kemudian menyaksikan pengungkapan dari kasih sayang tanpa batas ini dalam pelayanan mahaluas Roh Tanpa Batas dan kawanan kepribadian-kepribadian penatalayannya yang hampir tak terbatas itu[12].
6:3.4 Pelayanan Putra Kekal itu dikhususkan pada pewahyuan tentang Tuhan yang kasih itu kepada alam semesta segala alam-alam semesta. Putra ilahi ini tidak terlibat dalam tugas hina berusaha membujuk Bapa-Nya yang penuh kasih-karunia itu untuk mengasihi makhluk-makhluk-Nya yang rendah dan untuk menunjukkan rahmat pada para pendosa dari alam waktu. Betapa kelirunya membayangkan Putra Kekal memohon kepada Bapa Semesta untuk memberikan rahmat kepada makhluk-makhluk-Nya yang rendah di dunia-dunia material ruang! Konsep mengenai Tuhan yang demikian itu kasar dan jelek sekali. Sebaliknya kamu perlu menyadari bahwa semua penatalayanan penuh rahmat dari Putra-putra Tuhan itu adalah pewahyuan langsung dari hati kasih semesta dan belas kasihan tanpa batas-Nya Bapa. Kasih Bapa adalah sumber nyata dan kekal untuk rahmat Putra.
6:3.5 Tuhan itu kasih, Putra itu rahmat[13][14]. Rahmat adalah kasih yang diterapkan, kasih-Nya Bapa dalam tindakan dalam pribadi Putra Kekal-Nya. Kasih dari Putra semesta ini demikian juga semesta. Seperti halnya kasih dipahami di sebuah planet yang penduduknya berjenis kelamin, kasih Tuhan lebih dapat dibandingkan dengan kasih seorang ayah, sementara kasih Putra Kekal lebih seperti kasih sayang dari seorang ibu. Ilustrasi semacam itu memang kasar, tetapi aku menggunakannya dengan harapan untuk menyampaikan pada pikiran manusia pemikiran bahwa ada suatu perbedaan, bukan dalam kadar ilahinya tetapi dalam sifat dan cara ungkapannya, antara kasih dari Bapa dan kasih dari Putra.
6:4.1 Putra Kekal memotivasi tingkat roh untuk realitas kosmis; kuasa rohani dari Putra itu mutlak (absolut) dalam hubungannya dengan semua aktualitas alam semesta. Dia menjalankan pengendalian sempurna terhadap saling-keterikatan antara semua energi roh yang tak dibedakan dan terhadap semua realitas roh yang dijadikan aktual melalui genggaman mutlak-Nya atas gravitasi roh. Semua roh yang murni tak dipecah-pecah dan semua makhluk serta nilai rohani itu responsif terhadap kuasa menarik yang tanpa batas dari Putra utama Firdaus ini. Dan jika masa depan yang kekal akan menyaksikan munculnya suatu alam semesta yang tak terbatas, gravitasi roh dan kuasa roh dari Putra Pertama itu akan dijumpai sepenuhnya memadai untuk pengendalian rohani dan administrasi efektif atas ciptaan yang tak terhingga tersebut.
6:4.2 Sang Putra itu mahakuasa hanya dalam wilayah alam rohani. Dalam ekonomi kekal administrasi alam semesta, tidak pernah dijumpai ada pengulangan fungsi yang sia-sia dan tidak diperlukan; para Deitas tidak cenderung ke arah duplikasi pelayanan alam semesta yang tak berguna.
6:4.3 Kemahahadiran Putra Pertama membentuk kesatuan rohani alam semesta segala alam-alam semesta. Kohesi (kepaduan) rohani semua ciptaan bersandar pada kehadiran roh ilahi Putra Kekal yang aktif di mana-mana itu. Ketika kami membayangkan kehadiran rohani Bapa, kami merasa sulit membedakannya dalam pikiran kami dari kehadiran rohani Putra Kekal. Roh Sang Bapa itu secara kekal tinggal di dalam roh Sang Putra.
6:4.4 Bapa pastilah secara rohani mahahadir, namun kemahahadiran itu tampaknya tak dapat dipisahkan dari kegiatan roh Putra Kekal yang di mana-mana tersebut. Namun demikian, kami percaya bahwa dalam semua situasi kehadiran Bapa-Putra yang kodrat rohaninya rangkap dua itu, roh dari Putra itu sederajat dengan roh dari Bapa.
6:4.5 Dalam kontak-Nya dengan kepribadian, Bapa bertindak dalam sirkuit kepribadian. Dalam kontak-Nya yang pribadi dan dapat dideteksi dengan ciptaan rohani, Dia tampil dalam pecahan-pecahan dari totalitas Ketuhanan-Nya, dan pecahan-pecahan Bapa ini mempunyai suatu fungsi yang tersendiri, unik, dan eksklusif dimana dan kapan saja mereka muncul di alam-alam semesta. Dalam semua situasi tersebut roh Putra itu sederajat dengan fungsi rohani dari kehadiran Bapa Semesta yang dipecah-pecahkan (Pelaras) itu.
6:4.6 Secara rohani, Putra Kekal itu mahahadir. Roh dari Putra Kekal itu yang paling jelas ada bersamamu dan di sekitarmu, namun tidak di dalam kamu atau menjadi bagian dari kamu seperti halnya Monitor Misteri (Pelaras). Pecahan Bapa yang berdiam di dalam itu menata batin manusia agar semakin memiliki sikap-sikap yang ilahi, sehingga batin yang menaik tersebut menjadi makin tanggap pada daya penarik rohani dari sirkuit gravitasi-roh yang mahakuat dari Sumber dan Pusat Kedua.
6:4.7 Putra Pertama itu sadar diri secara universal dan secara rohani. Dalam hikmat, Putra itu setara sepenuhnya dengan Bapa. Dalam wilayah pengetahuan, Dia mahatahu, kami tak dapat membedakan antara Sumber Pertama dan Kedua; seperti Sang Bapa, Sang Putra tahu semuanya; Dia tidak pernah dikejutkan oleh peristiwa alam semesta apapun; Dia memahami yang akhir dari yang awal.
6:4.8 Bapa dan Putra benar-benar tahu jumlah dan di mana saja semua roh-roh dan makhluk-makhluk yang dirohanikan dalam alam semesta segala alam-alam semesta. Tidak hanya Putra tahu segala hal berkat rohnya sendiri yang mahahadir, namun Putra itu, sama seperti Bapa dan Pelaku Bersama, menyadari sepenuhnya mengenai intelijen reflektivitas luas dari Sang Mahatinggi, yang inteligensinya pada semua waktu mengetahui segala hal yang berlangsung di semua dunia-dunia di tujuh alam semesta super. Dan masih ada lagi cara-cara lain di dalamnya Putra Firdaus itu mahatahu.
6:4.9 Putra Kekal, sebagai kepribadian rohani yang pengasih, penuh rahmat, dan melayani, secara sepenuhnya dan secara tanpa batas setara dengan Bapa Semesta, sementara dalam semua kontak-kontak pribadi yang penuh rahmat dan kasih sayang dengan para makhluk penaik dari alam-alam yang lebih rendah, Putra Kekal itu sama ramah dan berpengertian, sama telaten dan panjang sabar, seperti para Putra Firdausnya di alam-alam semesta lokal yang begitu sering menganugerahkan diri mereka ke atas dunia-dunia evolusioner waktu.
6:4.10 Tak perlu lebih jauh lagi membahas sifat-sifat (atribut-atribut) Putra Kekal. Dengan perkecualian-perkecualian yang dicatat di atas, kita hanya perlu mempelajari sifat-sifat rohani Tuhan Bapa untuk mengerti dan secara benar menilai sifat-sifat Tuhan Putra.
6:5.1 Putra Kekal tidak secara pribadi berfungsi dalam wilayah-wilayah fisik, demikian pula Dia tidak berfungsi, kecuali melalui Pelaku Bersama, dalam tingkatan pelayanan batin kepada makhluk-makhluk ciptaan. Namun pembatasan ini tidaklah dalam cara apapun membatasi Putra Kekal dalam pelaksanaan penuh dan bebas semua sifat-sifat ilahi mengenai kemahatahuan, kemahahadiran, dan kemahakuasaan rohani.
6:5.2 Putra Kekal tidak secara pribadi merasuki potensial-potensial roh yang melekat dalam ketanpa-batasan Absolut Deitas, namun sewaktu potensial-potensial ini menjadi aktual, hal-hal itu masuk ke dalam tangkapan adidaya sirkuit gravitasi-roh Sang Putra.
6:5.3 Kepribadian adalah pemberian eksklusif dari Bapa Semesta. Putra Kekal memperoleh kepribadian dari Bapa, tetapi dia tidak, tanpa Bapa, mengaruniakan kepribadian. Putra menjadi asal untuk kawanan roh yang sangat banyak, namun turunan-turunan tersebut adalah bukan kepribadian. Ketika Putra menciptakan kepribadian, Dia melakukannya bersama Bapa atau dengan Pelaku Bersama, yang bisa bertindak atas nama Bapa dalam relasi-relasi tersebut. Putra Kekal dengan demikian adalah pencipta-bersama untuk kepribadian, tetapi Dia tidak mengaruniakan kepribadian kepada siapapun dan mengenai diri,Nya, Dia sendiri, Dia tidak pernah menciptakan makhluk yang berpribadi. Walaupun demikian, keterbatasan tindakan ini tidak meniadakan kemampuan Putra untuk menciptakan setiap atau semua jenis realitas yang lain-dari-pribadi.
6:5.4 Putra Kekal itu terbatas dalam penerusan hak-hak sebagai pencipta. Bapa, dalam mengekalkan Putra Pertama itu, menganugerahkan kepada-Nya kuasa dan hak istimewa untuk selanjutnya bergabung dengan Bapa dalam perbuatan ilahi untuk menghasilkan Putra-putra tambahan yang memiliki sifat-sifat daya cipta, dan hal ini telah Mereka lakukan, dan sekarang pun masih demikian. Tetapi ketika Putra-putra yang sederajat itu telah dilahirkan, hak istimewa kepenciptaan itu tampaknya tidak dapat ditransmisikan (diteruskan) lebih lanjut. Putra Kekal meneruskan kuasa-kuasa kepenciptaan itu hanya pada personalisasi yang pertama atau yang langsung. Oleh sebab itu, ketika Bapa dan Putra bersatu untuk mempersonalisasi sesosok Putra Pencipta, Mereka mencapai maksud Mereka; tetapi Putra Pencipta yang dijadikan ada itu tidak pernah dapat meneruskan atau melimpahkan hak-hak istimewa kepenciptaan itu kepada berbagai golongan Putra-putra yang bisa dia ciptakan berikutnya, namun demikian, dalam para Putra alam semesta lokal yang paling tinggi, ada tampak suatu cerminan sangat terbatas sifat-sifat daya cipta dari sesosok Putra Pencipta.
6:5.5 Putra Kekal, sebagai sosok yang tanpa batas dan khusus hanya berpribadi, tidak bisa memecah-mecahkan kodratnya, tidak dapat membagikan dan mengaruniakan potongan-potongan diri-Nya yang diindividualisasikan ke atas entitas atau pribadi lain seperti halnya Bapa Semesta dan Roh Tanpa Batas. Namun Putra dapat dan memang mengaruniakan diri-Nya sebagai roh yang tak terbatas untuk melingkupi semua ciptaan dan tanpa henti-hentinya menarik semua kepribadian roh dan realitas rohani kepada diri-Nya.
6:5.6 Ingatlah selalu, Putra Kekal adalah penggambaran pribadi dari Bapa roh kepada semua ciptaan. Putra itu berpribadi dan tak lain hanya berpribadi dalam pengertian Deitas; kepribadian yang ilahi dan absolut semacam itu tidak dapat dihancurkan atau dipecah-pecahkan. Tuhan Bapa dan Tuhan Roh itu benar-benar berpribadi, namun Mereka adalah juga segala sesuatu yang lain di samping menjadi kepribadian-kepribadian Deitas seperti itu.
6:5.7 Meskipun Putra Kekal tak dapat secara pribadi ikut serta dalam penganugerahan Pelaras Pikiran, namun Dia memang duduk dalam dewan bersama Bapa Semesta dalam masa lalu yang kekal, menyetujui rencana itu dan berjanji setia untuk kerjasama tanpa henti, ketika Bapa, ketika merancang penganugerahan Pelaras Pikiran, mengusulkan pada Putra, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita[15].” Dan seperti pecahan roh Bapa itu berdiam di dalam kamu, demikian pula kehadiran roh dari Putra menyelubungimu, sementara keduanya ini selamanya bekerja bersatu untuk pemajuan rohanimu.
6:6.1 Putra Kekal itu adalah roh dan punya batin, tetapi bukan batin atau roh yang manusia dapat pahami. Manusia memahami batin pada tingkatan terbatas, kosmis, material, dan pribadi. Manusia juga mengamati fenomena batin dalam organisme hidup yang berfungsi pada tingkat subpribadi (hewan), tetapi sulit bagi manusia untuk memahami kodrat batin jika dihubungkan dengan sosok-sosok supramaterial dan sebagai bagian dari kepribadian-kepribadian yang khusus hanya roh. Namun demikian, batin harus didefinisikan berbeda jika hal itu mengacu pada tingkat keberadaan roh, dan jika hal itu digunakan untuk menyebut fungsi-fungsi kecerdasan roh. Jenis batin yang secara langsung disekutukan dengan roh itu tidak dapat dibandingkan pada batin yang mengkoordinasikan roh dan materi, ataupun pada batin yang disekutukan hanya dengan materi.
6:6.2 Roh itu selalu sadar, berpikiran, dan memiliki berbagai fase identitas. Tanpa batin dalam beberapa fase tidak akan ada kesadaran rohani dalam persaudaraan sosok-sosok roh. Kesetaraan dari batin, kemampuan untuk mengenal dan dikenal, itu berasal asli dari Deitas[16]. Deitas itu bisa berpribadi, prapribadi, suprapribadi, atau tidak berpribadi, namun Deitas tidak pernah tanpa batin, yaitu, tidak pernah tanpa kemampuan paling sedikitnya untuk berkomunikasi dengan entitas, sosok, atau kepribadian yang serupa.
6:6.3 Batin Putra Kekal itu seperti batin Bapa, tetapi tidak seperti semua batin lain di alam semesta, dan bersama dengan batin Bapa, batin itu adalah leluhur pada batin Pencipta Terpadu yang beragam dan sangat luas itu. Batin dari Bapa dan Putra, kecerdasan itu yang adalah leluhurnya batin mutlak Sumber dan Pusat Ketiga, mungkin paling tepat dicontohkan oleh prabatin sesosok Pelaras Pikiran, yang karena, walaupun pecahan-pecahan Bapa ini seluruhnya di luar sirkuit-sirkuit batin dari Pelaku Bersama, mereka mempunyai bentuk prabatin tertentu; mereka mengetahui sebagaimana mereka diketahui, mereka menikmati yang setara dengan pemikiran manusia[17].
6:6.4 Putra Kekal itu sepenuhnya rohani (spiritual); manusia itu nyaris seluruhnya jasmani (material); sebab itu hanyak hal yang berkenaan dengan kepribadian roh Putra Kekal, hingga tujuh dunia-dunia rohani yang mengitari Surga, dan sampai pada kodrat ciptaan-ciptaan tidak-berpribadi dari Putra Firdaus itu, akan harus menunggu pencapaian status roh kamu setelah penyelesaian kenaikan morontia dari alam semesta lokal Nebadon. Dan kemudian, selagi kamu melintasi alam semesta super dan terus ke Havona, banyak dari misteri-misteri yang tersembunyi-roh ini akan menjadi jelas saat kamu mulai dikaruniai dengan “maksud Roh itu”—wawasan rohani[18].
6:7.1 Putra Kekal itu adalah kepribadian tanpa batas, yang dilepaskan Bapa Semesta dengan teknik trinitisasi dari belenggu kepribadian tanpa syarat, dan berkat oleh itulah Dia sejak itu terus bisa menganugerahkan diri-Nya dalam kelimpahan tanpa akhir kepada alam semesta Pencipta dan ciptaan yang terus makin luas. Putra adalah kepribadian absolut; Bapa adalah kepribadian bapa—sumber kepribadian, pemberi kepribadian, penyebab kepribadian. Setiap makhluk yang berpribadi memperoleh kepribadian dari Bapa Semesta sama seperti Putra Pertama secara kekal memperoleh kepribadian dari Bapa Firdaus.
6:7.2 Kepribadian Putra Firdaus itu mutlak dan murni rohani, dan kepribadian mutlak ini juga adalah pola ilahi dan kekal, yang pertama, untuk penganugerahan kepribadian dari Bapa kepada Pelaku Bersama, dan selanjutnya, penganugerahan kepribadian kepada banyak sekali makhluk-Nya di seluruh alam semesta yang teramat luas.
6:7.3 Putra Kekal itu benar-benar penatalayan yang penuh rahmat, roh ilahi, kuasa rohani, dan kepribadian nyata. Putra adalah kodrat Tuhan yang rohani dan berpribadi itu yang diwujudkan ke alam-alam semesta—jumlah dan hakikat Sumber dan Pusat Pertama, dilepaskan dari semua potensial yang bukan-pribadi, ekstra-ilahi, bukan-rohani, dan murni. Namun tidak mungkin menyampaikan pada batin manusia suatu gambaran kata mengenai keindahan dan keagungan tentang kepribadian adikodrati Putra Kekal. Segala sesuatu yang cenderung menutupi Bapa Semesta bekerja dengan pengaruh yang hampir sama untuk menghalangi pengenalan konseptual terhadap Putra Kekal. Kamu harus menantikan pencapaianmu ke Firdaus, dan kemudian kamu akan mengerti mengapa aku tidak dapat menggambarkan karakter dari kepribadian mutlak ini kepada pemahaman batin terbatas.
6:8.1 Mengenai identitas, kodrat, dan sifat-sifat kepribadian yang lain, Putra Kekal adalah sepenuhnya setara, komplemen yang sempurna, dan rekan imbangan kekal Bapa Semesta. Dalam pengertian yang sama bahwa Tuhan adalah Bapa Semesta, Putra adalah Ibu Semesta. Dan semua kita, yang tinggi dan yang rendah, membentuk keluarga semesta Mereka.
6:8.2 Untuk menghargai karakter Putra, kamu perlu mempelajari pewahyuan mengenai karakter ilahi Bapa; Mereka adalah satu selamanya dan tak-terpisahkan. Sebagai kepribadian-kepribadian ilahi, Mereka pada hakikatnya tak dapat dibedakan oleh golongan-golongan makhluk berakal yang lebih rendah. Mereka tidak terlalu sulit untuk pengenalan terpisah oleh mereka yang asalnya dari perbuatan-perbuatan kreatif para Deitas itu sendiri. Makhluk asli alam semesta sentral dan di Firdaus melihat Bapa dan Putra tidak hanya sebagai satu kesatuan pribadi pengendalian semesta, namun juga sebagai dua kepribadian terpisah yang berfungsi dalam wilayah-wilayah administrasi alam semesta yang pasti tertentu.
6:8.3 Sebagai pribadi-pribadi, kamu bisa membayangkan Bapa Semesta dan Putra Kekal sebagai individu-individu terpisah, karena memang Mereka demikian; tetapi dalam administrasi alam-alam semesta mereka begitu terjalin dan terkait sehingga tidak selalu mungkin membedakan antara Mereka[19]. Jika, dalam urusan-urusan alam-alam semesta, Bapa dan Putra dijumpai dalam hubungan-hubungan yang membingungkan, tidak selalu bermanfaat untuk mencoba memisah-misahkan bekerjanya Mereka; ingatlah saja bahwa Tuhan adalah pemikiran yang memprakarsai dan Putra adalah firman yang penuh ekspresi[20]. Dalam masing-masing alam semesta lokal ketidak-terpisahan ini dipersonalisasikan dalam keilahian Putra Pencipta, yang mewakili baik Bapa maupun Putra kepada para makhluk di sepuluh juta dunia yang dihuni.
6:8.4 Putra Kekal itu tanpa batas, namun dia dapat didekati melalui pribadi-pribadi Putra Firdausnya dan melalui pelayanan sabar dari Roh Tanpa Batas. Tanpa layanan penganugerahan Putra Firdaus dan pelayanan penuh kasih dari makhluk-makhluknya Roh Tanpa Batas, makhluk-makhluk dari asal materi itu hampir tidak bisa berharap untuk mencapai Putra Kekal. Dan sama benarnya bahwa: Dengan bantuan dan bimbingan dari agen-agen surgawi ini manusia yang sadar Tuhan akan pasti mencapai Firdaus dan suatu kali berdiri di hadirat pribadi Putra segala Putra yang agung ini[21].
6:8.5 Bahkan sekalipun Putra Kekal adalah pola untuk pencapaian kepribadian manusia, kamu merasakan lebih mudah untuk memahami realitas Bapa maupun Roh, karena Bapa adalah pemberi sesungguhnya kepribadian manusiawimu, dan Roh Tanpa Batas adalah sumber mutlak batin fanamu. Namun sementara kamu naik dalam jalur kemajuan rohani ke Firdaus, kepribadian Putra Kekal itu akan menjadi semakin nyata bagi kamu, dan realitas tentang batinnya yang rohani tanpa batas itu akan menjadi makin kelihatan oleh batinmu yang secara progresif menjadi makin rohani.
6:8.6 Tidak pernah konsep mengenai Putra Kekal dapat bersinar terang dalam batin material atau dalam batin morontial kamu selanjutnya; sampai kamu merohanikan dan memulai kenaikan rohmu, barulah pemahaman mengenai kepribadian Putra Kekal mulai menyamai kejelasan konsepmu mengenai kepribadian Putra Pencipta yang berasal dari Firdaus, yang secara pribadi dan sebagai suatu pribadi, suatu kali pernah menjelma dan hidup di Urantia sebagai seorang manusia di antara manusia.
6:8.7 Di seluruh pengalaman Putra Pencipta di alam semesta lokalmu, yang kepribadiannya itu dapat dipahami oleh manusia, dia harus menutup ketidak-mampuanmu untuk memahami arti sepenuhnya tentang Putra Kekal Firdaus, Dia yang lebih khusus hanya rohani, namun demikian yang tetap berpribadi. Sementara kamu maju melewati Orvonton dan Havona, ketika kamu meninggalkan di belakangmu gambaran jelas dan kenangan-kenangan mendalam tentang Putra Pencipta alam semesta lokalmu, berlalunya pengalaman material dan morontia ini akan diimbangi oleh semakin meluasnya konsep dan makin intensifnya pemahaman mengenai Putra Kekal Firdaus, yang realitas dan kedekatannya akan senantiasa makin bertambah sementara kamu maju ke arah Firdaus.
6:8.8 Putra Kekal adalah kepribadian yang agung dan mulia. Meskipun hal itu melebihi kemampuan batin manusia fana dan jasmani untuk menangkap keadaan sebenarnya tentang kepribadian yang tanpa batas tersebut, namun janganlah ragu, dia adalah sesosok pribadi. Aku tahu tentang apa yang aku katakan. Berkali-kali hampir tak terhitung aku telah berdiri dalam hadirat ilahi Putra Kekal ini dan kemudian pergi menjelajah alam semesta untuk melaksanakan permintaan-Nya yang ramah.
6:8.9 [Ditulis oleh sesosok Konselor Ilahi yang ditugasi untuk merumuskan pernyataan ini yang menggambarkan tentang Putra Kekal Firdaus.]
Makalah 5. Hubungan Tuhan dengan Perorangan |
Indeks
Beberapa versi |
Makalah 7. Hubungan Putra Kekal dengan Alam Semesta |