© 2020 Yayasan Urantia
64:0.1 Berikut ini adalah kisah tentang ras-ras yang berevolusi di Urantia sejak zaman Andon dan Fonta, hampir satu juta tahun yang lalu, melalui masa-masa Pangeran Planet, hingga masa akhir zaman es.
64:0.2 Ras manusia berusia hampir satu juta tahun, dan paruh pertama dari kisahnya secara umum bersangkut-paut dengan masa pra Pangeran Planet di Urantia. Separuh berikutnya sejarah umat manusia dimulai dari kedatangan Pangeran Planet dan kemunculan enam ras berwarna dan secara umum berkaitan dengan periode yang umum disebut sebagai Zaman Batu Tua.
64:1.1 Manusia primitif pertama mulai kemunculan evolusinya di bumi sedikit kurang dari satu juta tahun silam, dan mereka menjalani pengalaman yang keras. Secara naluri manusia berupaya untuk lepas dari risiko bahaya bercampur baur dengan suku-suku monyet yang inferior. Namun ia tidak dapat pindah ke arah timur karena dataran tinggi Tibet yang tandus, 900 kilometer di atas permukaan laut; ia juga tidak bisa berkelana ke barat maupun selatan sebab Laut Mediteranea yang meluas, yang saat itu mencapai ke timur hingga ke Samudra Hindia; dan saat ia pergi ke utara, ia bertemu dengan lempeng es yang sedang maju. Walaupun upaya migrasi lebih lanjut terhalang oleh es, dan walaupun suku-suku yang berpencar itu menjadi semakin bermusuhan, kelompok-kelompok yang lebih cerdas tidak berpikir untuk kembali pulang ke selatan untuk hidup bersama sepupu-sepupu mereka yang kecerdasannya lebih rendah, yang berbulu dan bermukim di atas pohon itu.
64:1.2 Banyak emosi keagamaan manusia yang paling awal tumbuh dari perasaan tidak berdaya mereka dalam situasi lingkungan geografis yang terkurung—pegunungan di kanan, laut di kiri, dan es di depan. Namun para kaum Andonit yang progresif ini tidak sudi kembali kepada sanak-saudara mereka yang inferior dan menghuni pohon di selatan itu.
64:1.3 Suku-suku Andonit ini menghindari hutan, bertolak belakang dengan kebiasaan kerabat mereka yang bukan manusia. Di dalam hutan, manusia selalu merosot; evolusi manusia mencapai kemajuan hanya di tanah-tanah lapang dan garis lintang yang lebih tinggi. Hawa dingin dan rasa lapar di padang terbuka merangsang aksi, penemuan baru, dan penggunaan sumberdaya. Sementara suku-suku Andonik ini sedang mengembangkan pionir-pionir ras manusia masa kini di tengah-tengah kesukaran dan keterasingan di iklim utara yang keras ini, para sanak-saudara mereka yang terbelakang sedang bermewah-mewah dalam hutan-hutan tropis bagian selatan, di tanah asal usul bersama mereka.
64:1.4 Peristiwa-peristiwa ini berlangsung selama masa glasier es ketiga, yang menurut perhitungan para geolog dianggap sebagai masa glasier yang pertama. Dua glasier sebelumnya tidak merambah luas di Eropa utara.
64:1.5 Selama sebagian besar zaman es, Inggris terkoneksi oleh daratan dengan Perancis, sedangkan Afrika belakangan juga bergabung dengan Eropa oleh jembatan daratan Sisilia. Pada waktu suku-suku Andonit bermigrasi ada jalur daratan yang sinambung dari Inggris di barat, melalui Eropa dan Asia, sampai ke Jawa di timur; namun Australia sekali lagi terisolasi, yang lebih jauh makin menonjolkan perkembangan faunanya yang unik.
64:1.6 950.000 tahun silam keturunan Andon dan Fonta telah hijrah jauh ke timur dan ke barat. Ke barat mereka melintasi Eropa hingga ke Perancis dan Inggris. Pada masa-masa berikutnya mereka menembus ke timur hingga sejauh ke Jawa, di mana tulang-belulang mereka baru-baru ini berhasil ditemukan—yang disebut manusia Jawa (Pithecanthropus erectus)—dan kemudian melanjutkan pengembaraan ke Tasmania.
64:1.7 Kelompok-kelompok yang berkelana ke arah barat menjadi tidak terlalu tercemari oleh stok genetik merosot dari kerabat mereka satu asal bersama itu, ketimbang kelompok-kelompok yang ke timur, yang bebas bercampur dengan suku-suku sepupu mereka yang terbelakang. Mereka yang tidak progresif bergeser ke selatan dan segera bercampur dengan suku-suku yang inferior. Selanjutnya, bertambahnya keturunan campur mereka yang jelek tersebut kembali ke utara dan kawin-mawin dengan bangsa Andonik asli yang sedang berkembang cepnat, dan penyatuan yang sangat disayangkan ini tidak ayal lagi memerosotkan stok unggulan. Makin lama makin sedikit pemukiman primitif yang masih melestarikan pemujaan terhadap sang Pemberi Napas. Peradaban yang baru saja bertunas ini telah terancam oleh kepunahan.
64:1.8 Selalu demikianlah yang terjadi di Urantia. Peradaban yang sangat menjanjikan selanjutnya makin menurun dan akhirnya memang dimusnahkan oleh kebodohan suku-suku superior yang secara bebas kawin campur dengan mereka yang inferior.
64:2.1 900.000 tahun silam warisan seni Andon dan Fonta serta kebudayaan Onagar sedang sirna dari muka bumi; kebudayaan, agama, dan bahkan seni asah batu rijang berada pada posisi surut terendahnya.
64:2.2 Inilah masa ketika sejumlah besar kelompok campuran yang inferior itu tiba di Inggris dari Perancis selatan. Suku-suku ini umumnya bercampur dengan makhluk hutan yang mirip kera yang hampir tidak bisa disebut manusia. Mereka tidak beragama dan tetapi menjadi pengasah batu rijang kasar dan mempunyai kecerdasan yang cukup untuk menyalakan api.
64:2.3 Kehadiran mereka di Eropa segera disusul oleh suku-suku yang agak unggul dan cepat berkembang biak, yang anak keturunannya segera menyebar ke seluruh penjuru benua, mulai dari es utara hingga ke Alpen dan Mediteranea di selatan. Suku-suku ini sering disebut sebagai ras Heidelberg.
64:2.4 Selama periode kemerosotan budaya yang berlangsung lama tersebut suku-suku Foxhall dari Inggris dan suku-suku Badonan di baratlaut India terus berpegang pada tradisi Andon dan sisa-sisa tertentu dari kebudayaan Onagar.
64:2.5 Orang-orang Foxhall berkelana paling jauh ke barat dan berhasil mempertahankan banyak kebudayaan Andonik; mereka juga melestarikan pengetahuan mereka tentang seni asah batu, yang mereka turunkan pada keturunan mereka, para leluhur purba bangsa Eskimo.
64:2.6 Meskipun sisa-sisa peninggalan kaum Foxhall itu tergolong yang terakhir ditemukan di Inggris, orang-orang Andonit ini sebenarnya merupakan kelompok manusia pertama yang mendiami wilayah itu. Pada waktu itu jembatan daratan masih menyambungkan Perancis dan Inggris; dan karena sebagian besar pemukiman awal keturunan Andon itu terletak di sepanjang sungai dan pantai pada zaman awal itu, maka kediaman mereka itu sekarang sudah terendam di bawah perairan Selat Inggris dan Laut Utara, walaupun masih ada sekitar tiga atau empat yang masih berada di atas permukaan air di pantai Inggris.
64:2.7 Banyak dari antara kaum Foxhall yang lebih cerdas dan rohani itu mempertahankan keunggulan rasial dan melestarikan adat keagamaan primitif mereka. Orang-orang inilah, yang belakangan bercampur dengan stok-stok genetik berikutnya, yang bertolak dari Inggris ke arah barat setelah rambahan es berikutnya dan telah bertahan sampai sekarang sebagai bangsa Eskimo.
64:3.1 Selain orang Foxhall di barat, ada pusat perjuangan budaya lainnya yang bertahan di timur. Kelompok ini bermukim di kaki-kaki perbukitan dataran tinggi India barat laut, yaitu suku-suku keturunan Badonan; Badonan adalah salah seorang anak dari cicit Andon. Mereka adalah satu-satunya keturunan Andon yang tidak pernah mempraktekkan pengorbanan manusia.
64:3.2 Para Badonit dataran tinggi ini menempati sebuah plato luas yang dikelilingi hutan, dilalui aliran-aliran sungai, dan melimpah dengan hewan buruan. Seperti beberapa sepupu mereka di Tibet, mereka tinggal dalam gubuk-gubuk batu kasar, gua-gua sisi perbukitan, dan terowongan-terowongan setengah bawah tanah.
64:3.3 Sementara suku-suku di utara semakin lama semakin gentar terhadap es, mereka yang hidup dekat kampung halaman asal mereka itu menjadi kian takut terhadap air. Mereka mengamati semenanjung Mesopotamia berangsur-angsur makin tenggelam ditelan samudra, dan meskipun sempat timbul beberapa kali, tradisi-tradisi dari ras-ras primitif ini bertumbuh seputar bahaya laut dan takut terhadap penenggelaman secara berkala. Dan rasa takut ini, yang dibarengi dengan pengalaman banjir sungai, menjadi alasan mengapa mereka mencari dataran tinggi sebagai tempat yang aman untuk hidup.
64:3.4 Di sebelah timur kaum Badonan, di perbukitan Siwalik di India Utara, dapat dijumpai fosil-fosil yang paling mendekati tipe transisi antara manusia dan aneka kelompok pra-manusia, daripada tempat lain di bumi.
64:3.5 850.000 tahun silam suku-suku Badonan yang superior itu mulai peperangan untuk memberantas suku-suku tetangga yang inferior dan sifatnya masih seperti hewan. Dalam tempo kurang dari seribu tahun sebagian besar kelompok-kelompok hewan di kawasan perbatasan ini telah dimusnahkan atau diusir mundur ke hutan selatan. Kampanye untuk pemberantasan suku-suku inferior itu menghasilkan sedikit perbaikan terhadap suku-suku perbukitan pada masa itu. Dan keturunan campuran dari stok Badonit yang diperbaiki tersebut muncul dalam pentas aksi sebagai bangsa yang sepertinya baru—ras Neandertal.
64:4.1 Orang-orang Neandertal adalah petarung-petarung unggul, dan mereka berkelana kemana-mana. Bertahap mereka menyebar dari pusat-pusat dataran tinggi India barat laut, ke Perancis di barat, Cina di timur, dan bahkan ada yang ke Afrika utara. Mereka merajai dunia selama hampir setengah juta tahun hingga tiba masa migrasi ras-ras warna evolusioner.
64:4.2 800.000 tahun yang lampau hewan buruan sangat melimpah; banyak spesies rusa, demikian juga gajah dan kuda nil berkeliaran di seluruh Eropa. Sapi sangat banyak; kuda dan serigala ada di mana-mana. Orang Neandertal adalah pemburu-pemburu ulung; dan suku-suku di Perancis adalah yang pertama yang memakai praktek memberikan pada pemburu yang paling berhasil pilihan perempuan untuk dijadikan istri.
64:4.3 Rusa kutub sangat bermanfaat bagi kaum Neandertal ini, sebagai sumber makanan, pakaian, dan juga untuk perkakas, karena mereka membuat banyak penggunaan dari tanduk dan tulangnya. Mereka sedikit berbudaya, namun mereka sangat memperbaiki pekerjaan batu rijang (flint) sehingga hampir menyamai tingkatan di masa Andon. Batu rijang besar yang diikatkan ke gagang kayu kembali digunakan sebagai kampak dan tombak.
64:4.4 750.000 tahun silam lempeng es keempat sedang mengarah ke selatan. Dengan perbaikan peralatan mereka suku-suku Neandertal membuat lubang-lubang di es yang menutupi sungai-sungai utara sehingga mereka dapat menombak ikan-ikan yang muncul ke lubang tersebut. Suku-suku ini terus bergerak mundur menghadapi es yang maju, yang pada masa ini membuat serbuannya yang paling luas di Eropa.
64:4.5 Di masa-masa inilah glasier Siberia sedang bergerak mencapai ujung paling selatannya, sehingga memaksa manusia purba pindah ke arah selatan, kembali ke arah tanah asal-usul mereka. Namun spesies manusia telah begitu berbeda demikian rupa sehingga jauh berkurang bahaya percampuran dengan kerabat monyetnya yang tidak berkembang itu.
64:4.6 700.000 tahun yang lampau glasier keempat, yang terbesar di seluruh Eropa itu, sedang mundur; manusia dan satwa kembali ke utara. Iklimnya dingin dan lembap, dan manusia primitif berkembang pesat lagi di Eropa dan Asia barat. Lambat-laun hutan menyebar ke utara menutupi daratan yang belum lama berselang tertutup oleh lapisan es.
64:4.7 Kehidupan mamalia tidak banyak diubah oleh glasier besar itu. Satwa-satwa ini tetap bertahan di sabuk lahan sempit yang terletak di antara es dan pegunungan Alpen, dan pada waktu glasier bergerak mundur, mereka kembali merebak ke seluruh Eropa. Datanglah dari Afrika, lewat jembatan darat Sisilia, gajah yang bergading lurus, badak yang bermoncong lebar, hyena and dan singa Afrika, jenis-jenis binatang baru ini hampir memusnahkan harimau yang bergigi pedang dan kuda nil.
64:4.8 650.000 tahun lalu dunia menyaksikan kelanjutan dari iklim sedang. Pada pertengahan periode antar zaman es itu dunia sudah sedemikian hangat sehingga Alpen sudah hampir telanjang dari es dan salju.
64:4.9 600.000 tahun silam es telah mundur hingga ke titik utara yang terjauh dan, setelah rehat selama beberapa ribu tahun, kembali merambat ke selatan lagi pada perjalanan kelimanya. Namun iklim tidak banyak mengalami perubahan selama 50.000 tahun berikutnya. Manusia dan hewan-hewan di Eropa sedikit mengalami perubahan. Kondisi agak gersang dari periode sebelumnya lebih berkurang, dan glasier yang turun dari Alpen meluncur jauh ke lembah-lembah aliran sungai.
64:4.10 550.000 tahun yang lalu glasier yang beranjak maju kembali mendesak manusia dan hewan ke selatan. Namun kali ini manusia mempunyai banyak ruang gerak di sabuk daratan lebar yang membentang ke timur laut ke Asia, dan terletak antara lempeng es dan Laut Hitam yang saat itu sangat lebar dan merupakan perluasan Laut Mediteranea.
64:4.11 Glasier keempat dan kelima menjadi saksi penyebaran lebih lanjut kebudayaan kasar ras Neandertal. Namun kemajuan yang mereka raih begitu sedikit sehingga benar-benar tampak sepertinya upaya untuk menghasilkan tipe kehidupan cerdas yang baru dan berubah di Urantia itu hanya akan berujung kegagalan. Selama hampir seperempat juta tahun kelompok manusia primitif ini terus bergeser, berburu dan bertarung, sebentar-sebentar meningkat dalam jurusan tertentu, namun secara keseluruhan terus menerus mundur jika dibandingkan dengan leluhur Andonik mereka yang unggul.
64:4.12 Selama masa-masa yang gelap secara rohani ini budaya umat manusia yang takhyul mencapai titik terendahnya. Orang-orang Neandertal sesungguhnya tidak mempunyai agama melampaui suatu takhyul yang memalukan. Mereka takut setengah mati terhadap awan, lebih khususnya kabut yang tipis dan yang tebal. Suatu agama primitif yang takut terhadap kekuatan-kekuatan alam perlahan-lahan berkembang, sementara penyembahan hewan terus menurun karena perbaikan peralatan, dan banyaknya hewan buruan, memungkinkan mereka tidak terlalu cemas soal makan; imbalan seks terhadap perburuan cenderung sangat meningkatkan keterampilan berburu. Agama takut yang baru ini menjurus pada upaya untuk menenangkan kekuatan-kekuatan gaib di belakang unsur-unsur alam ini, dan memuncak, belakangan, pada pengorbanan manusia untuk meredakan amarah kekuatan-kekuatan fisik yang tidak kelihatan dan tidak diketahui ini. Praktek pengorbanan manusia yang mengerikan ini telah dilestarikan oleh bangsa-bangsa yang terbelakang di Urantia bahkan hingga abad kedua puluh.
64:4.13 Bangsa Neandertal awal ini sulit disebut sebagai bangsa penyembah matahari. Mereka sebaliknya hidup takut terhadap kegelapan; mereka gentar jika malam tiba. Selama bulan masih sedikit bersinar, mereka berupaya untuk hidup biasa, namun dalam gelapnya bulan mereka menjadi panik dan mulai mengorbankan spesimen-spesimen mereka yang terbaik, laki-laki atau perempuan, sebagai upaya untuk memohon rembulan agar kembali bersinar. Tentang matahari, mereka pelajari sejak awal bahwa matahari akan selalu kembali bersinar, namun mereka menduga bahwa bulan hanya akan kembali karena mereka mengorbankan sesama anggota suku mereka. Seiring dengan kemajuan ras, objek dan tujuan pengorbanan berubah makin maju, namun persembahan korban manusia sebagai bagian dari upacara keagamaan masih lama bertahan.
64:5.1 500.000 tahun yang lalu suku-suku Badonan di dataran tinggi India barat-laut kembali terlibat dalam satu lagi pertarungan ras yang besar. Selama lebih dari seratus tahun peperangan tanpa henti ini terus berkecamuk, dan ketika pertikaian panjang itu berakhir, hanya sekitar seratus keluarga yang masih tersisa. Namun mereka yang selamat ini adalah yang paling cerdas dan berharga dari seluruh keturunan Andon dan Fonta yang masih hidup.
64:5.2 Maka, di kalangan suku-suku Badonit dataran tinggi inilah terjadi suatu peristiwa yang baru dan ganjil. Sepasang laki-laki dan perempuan yang tinggal di kawasan timur laut dari dataran tinggi yang saat itu dihuni secara mendadak menghasilkan suatu keluarga anak-anak yang luar biasa cerdas. Inilah keluarga Sangik, leluhur semua enam ras warna di Urantia.
64:5.3 Anak-anak Sangik ini, yang semuanya ada sembilan belas orang, tidak hanya cerdas melampaui sesama mereka, tetapi kulit mereka menampilkan kecenderungan yang unik yaitu berubah menjadi suatu warna tertentu ketika terpapar cahaya matahari. Dari sembilan belas anak ini lima orang berkulit merah, dua oranye, empat kuning, dua hijau, empat biru dan dua indigo (nila). Warna-warna kulit ini makin kentara saat anak-anak itu bertambah usia, dan ketika muda-mudi ini kemudian kawin dengan sesama anggota suku mereka, semua keturunan mereka cenderung ke arah warna kulit dari orang tua Sangik.
64:5.4 Sekarang aku menyela narasi kronologis, setelah menujukan perhatian pada kedatangan Pangeran Planet sekitar pada masa-masa itu, sementara kita secara terpisah membahas tentang enam ras Sangik Urantia.
64:6.1 Pada suatu planet evolusi yang rata-rata, enam ras warna evolusioner itu muncul satu demi satu; bangsa merah adalah yang pertama berkembang, dan selama berabad-abad mereka menjelajah dunia sebelum ras-rasa warna berturut-turut berikutnya muncul. Kemunculan semua enam ras warna secara serempak, dan dalam satu keluarga, adalah paling tidak biasa.
64:6.2 Kemunculan suku-suku Andonit yang sebelumnya di Urantia juga merupakan sesuatu yang baru di Satania. Tidak pernah ada dunia manapun di sistem lokal, yang memiliki ras makhluk yang memiliki kehendak yang berkembang mendahului ras-ras warna evolusioner.
64:6.3 1. Manusia merah. Orang-orang ini adalah spesimen ras manusia yang luar biasa, yang dalam banyak hal lebih unggul dibandingkan Andon dan Fonta. Mereka adalah kelompok manusia yang paling cerdas dan merupakan anak-anak Sangik pertama yang mengembangkan peradaban dan pemerintahan kesukuan. Mereka selalu monogami; bahkan keturunan campuran mereka jarang melakukan kawin majemuk.
64:6.4 Di masa kemudian mereka menghadapi permasalahan yang serius dan berkepanjangan dengan saudara kuning mereka di Asia. Mereka terbantu oleh penemuan awal busur dan anak panah, namun sayangnya mereka mewarisi banyak kecenderungan leluhur mereka yang suka bertempur antar mereka sendiri, dan hal ini begitu melemahkan mereka sehingga suku-suku kuning mampu mengusir mereka keluar dari benua Asia.
64:6.5 Sekitar 85.000 tahun silam sisa-sisa keturunan ras merah yang masih relatif murni hijrah menyeberang secara massal ke Amerika Utara, dan tidak lama kemudian tanah genting Bering tenggelam, sehingga mengisolir mereka. Tidak ada lagi orang merah yang pulang ke Asia. Namun di seluruh Siberia, Cina, Asia tengah, India dan Eropa mereka meninggalkan banyak darah mereka bercampur dengan ras-ras berwarna lainnya.
64:6.6 Ketika bangsa merah menyeberang ke Amerika, mereka membawa banyak ajaran dan tradisi dari asal mula mereka. Leluhur langsung mereka telah terlibat dalam kegiatan-kegiatan berikutnya dari markas dunia Pangeran Planet. Namun dalam waktu pendek setelah mencapai benua Amerika, bangsa merah mulai melupakan ajaran-ajaran ini, sehingga terjadilah penurunan tajam dalam kebudayaan intelektual dan spiritual mereka. Tidak lama kemudian bangsa ini kembali bertarung antar mereka begitu sengit sehingga tampaknya bahwa perang-perang suku ini segera berakibat punahnya segera sisa-sisa ras merah yang relatif murni ini.
64:6.7 Karena kemunduran besar inilah maka manusia merah terkesan ditakdirkan akan musnah, namun enam puluh lima ribu tahun silam, muncullah Onamonalonton, pemimpin sekaligus pembebas rohani mereka. Untuk sementara waktu ia menghadirkan kedamaian di kalangan bangsa merah Amerika dan menghidupkan kembali ibadah mereka pada “Roh Agung[1].” Onamonalonton hidup hingga mencapai usia 96 tahun dan menempatkan markasnya di antara pepohonan redwood raksasa di California. Banyak keturunannya yang masih bertahan hingga sekarang di kalangan Indian Blackfoot.
64:6.8 Waktu berlalu, pengajaran Onamonalonton menjadi tradisi yang kian kabur. Perang saudara kembali berkecamuk, dan tidak ada lagi pemimpin lain setelah sang guru agung ini yang berhasil membawa perdamaian menyeluruh di antara mereka. Semakin banyak galur yang lebih cerdas binasa akibat pertarungan suku ini; seandainya tidak maka peradaban besar tentulah telah dibangun di benua Amerika Utara oleh bangsa merah yang cakap dan cerdas ini.
64:6.9 Setelah menyeberang dari Cina ke Amerika Utara, manusia merah yang di utara tidak pernah lagi bersentuhan dengan pengaruh dari dunia luar (kecuali bangsa Eskimo) hingga kemudian mereka ditemukan oleh orang kulit putih. Sangatlah tidak beruntung bahwa orang kulit merah hampir sepenuhnya kehilangan kesempatan dimuliakan oleh kawin campur dengan stok bangsa Adam kemudian. Demikianlah, orang kulit merah tidak dapat memerintah orang kulit putih, dan merekapun tidak sudi mengabdi kepada yang berkulit putih. Maka dalam hal seperti itu, jika kedua ras itu tidak melebur, salah satunya akan musnah.
64:6.10 2. Manusia oranye. Ciri yang paling menonjol dari ras yang satu ini adalah dorongan khas mereka untuk membangun, membangun semua dan segala sesuatu, bahkan termasuk menumpuk timbunan besar batu hanya untuk melihat suku mana yang dapat membangun gundukan terbesar. Meskipun mereka bukanlah bangsa yang progresif, mereka banyak memperoleh manfaat dari sekolah-sekolah Pangeran dan mengirim delegasi-delegasi ke sana untuk belajar.
64:6.11 Ras oranye adalah ras pertama yang menyusuri garis pantai ke selatan, menuju benua Afrika ketika Laut Mediteranea surut ke barat. Namun mereka tidak pernah mendapat tempat berpijak yang menguntungkan di Afrika dan keberadaan mereka disapu bersih oleh ras hijau yang datang menyusul.
64:6.12 Sebelum akhir mereka tiba, bangsa ini telah kehilangan sebagian besar dasar budaya dan rohani. Namun mereka sempat mengalami kebangkitan besar untuk hidup yang lebih tinggi sebagai hasil dari kepemimpinan Porshunta yang bijak, otak cemerlang ras yang malang ini, yang melayani mereka ketika markas ras mereka ada di Armagedon sekitar tiga ratus ribu tahun silam.
64:6.13 Pertikaian besar pamungkas antara bangsa oranye dan hijau terjadi di kawasan lembah Nil bagian bawah di Mesir. Peperangan yang terus berkepanjangan ini memakan waktu hampir seratus tahun, dan pada akhirnya sangat sedikit ras oranye yang masih hidup. Sisa-sisa ras oranye yang berantakan ini diserap oleh ras hijau maupun oleh ras nila yang datang belakangan. Sebagai suatu ras, manusia oranye telah punah sekitar seratus ribu tahun yang lalu.
64:6.14 3. Manusia kuning. Suku-suku kuning primitif adalah manusia pertama yang meninggalkan perburuan, dengan mendirikan komunitas-komunitas yang menetap, dan mengembangkan kehidupan keluarga yang didasarkan pada pertanian. Secara intelektual mereka masih agak inferior ketimbang manusia merah, namun secara sosial dan kolektif mereka terbukti lebih unggul dari semua bangsa Sangik lainnya dalam urusan memupuk peradaban kebangsaan. Oleh karena mereka mengembangkan semangat persaudaraan, berbagai suku kuning ini belajar untuk hidup bersama dalam suasana relatif damai; mereka mampu menghalau ras merah sementara mereka berangsur-angsur meluas ke Asia.
64:6.15 Mereka berkelana jauh dari pengaruh markas pusat rohani dunia dan hanyut ke dalam kegelapan besar menyusul peristiwa pengkhianatan Kaligastia; namun terjadilah satu zaman cemerlang ketika Singlangton, kira-kira seratus ribu tahun silam, memegang tampuk kepemimpinan suku-suku ini dan menyerukan penyembahan “Kebenaran yang Esa[2].”
64:6.16 Bertahan hidupnya secara relatif sejumlah besar ras kuning itu adalah karena perdamaian antar suku mereka. Sejak zaman Singlangton hingga masa Cina modern, ras kuning telah terbilang sebagai salah satu yang paling damai dari antara bangsa-bangsa Urantia. Ras ini menerima warisan yang sedikit namun kuat dari hasil percampuran darah dengan stok Adamik yang datang belakangan.
64:6.17 4. Manusia hijau. Ras hijau adalah salah satu dari kelompok manusia primitif yang kurang cakap, dan mereka amat diperlemah akibat migrasi luas berpencar ke berbagai arah. Sebelum penyebaran mereka, suku-suku ini sempat mengenyam kebangkitan budaya akbar di bawah kepemimpinan Fantad, sekitar tiga ratus lima puluh ribu tahun yang lalu.
64:6.18 Ras hijau terbagi dalam tiga kelompok besar: Suku-suku sebelah utara ditundukkan, diperbudak, dan diserap oleh ras kuning dan biru. Kelompok timur bercampur darah dengan orang-orang India di masa itu, dan sisa-sisanya masih dijumpai di antara mereka. Bangsa selatan memasuki ke Afrika, di mana mereka memusnahkan sepupu mereka yang kurang lebih sama inferiornya, yaitu ras oranye.
64:6.19 Dalam banyak hal kedua kelompok itu sama kuat dalam pertarungan ini karena sama-sama membawa trah-trah bakat raksasa, banyak pemimpin mereka yang berukuran tinggi tubuh 2,4 hingga 2,7 meter. Galur-galur raksasa di kalangan ras hijau ini sebagian besar terbatas pada kelompok selatan atau bangsa Mesir ini.
64:6.20 Sisa-sisa manusia kulit hijau yang menang di Mesir ini pada perkembangannya kemudian diserap oleh ras nila, yaitu ras manusia berwarna terakhir yang berkembang dan bermigrasi dari pusat mula-mula penyebaran ras Sangik.
64:6.21 5. Manusia biru. Manusia biru adalah bangsa yang besar. Mereka sejak awal menemukan tombak dan kemudian meletakkan dasar-dasar banyak seni peradaban modern. Manusia biru memiliki kemampuan otaknya ras merah bersama dengan jiwa dan sentimen perasaan manusia kuning. Para keturunan Adam lebih memilih mereka ketimbang semua ras-ras berwarna lainnya yang masih bertahan.
64:6.22 Manusia biru yang mula-mula menanggapi bujukan-bujukan dari para pengajar stafnya Pangeran Kaligastia, dan terjerumus dalam kebingungan besar akibat ajaran-ajaran yang kemudian menyeleweng dari para para pemimpin pengkhianat itu. Seperti ras-ras primitif lainnya, mereka tidak pernah bisa pulih benar dari kekacauan yang ditimbulkan oleh pengkhianatan Kaligastia, dan mereka juga tidak pernah sepenuhnya dapat mengalahkan kecenderungan untuk saling bertarung antar mereka sendiri.
64:6.23 Selama kurang lebih 500 tahun setelah kejatuhan Kaligastia terjadilah suatu kebangkitan luas untuk pembelajaran dan agama, walaupun jenis kebangkitan primitif, namun cukup nyata dan bermanfaat. Orlandof menjadi guru agung di kalangan ras biru dan memimpin banyak dari suku-suku itu kembali kepada ibadah kepada Tuhan yang benar dengan nama “Pemimpin Tertinggi.” Inilah kemajuan terbesar manusia biru sebelum datangnya masa selanjutnya ketika ras tersebut begitu ditingkatkan oleh percampuran darah dengan stok Adamik.
64:6.24 Riset-riset dan eksplorasi Zaman Batu Tua di Eropa sebagian besar berkaitan dengan penggalian peralatan, tulang-belulang dan seni kerajinan dari bangsa biru purba ini, karena mereka bertahan di Eropa sampai zaman belakangan ini. Apa yang disebut sebagai ras kulit putih di Urantia sebenarnya adalah keturunan dari manusia biru ini sementara mereka pertama dimodifikasi oleh sedikit campuran dengan kuning dan merah, dan ketika kemudian mereka sangat ditingkatkan oleh penyerapan sebagian terbesar ras ungu.
64:6.25 6. Manusia nila. Kalau manusia merah adalah ras yang paling maju dari semua bangsa-bangsa Sangik, maka manusia berkulit hitam adalah yang paling kurang progresif. Mereka adalah yang terakhir bermigrasi dari rumah dataran tinggi mereka. Mereka berkelana ke Afrika, menaklukkan benua tersebut, dan sejak saat itu tinggal di sana kecuali kalau mereka dengan paksa dibawa pergi, dari zaman ke zaman, sebagai budak.
64:6.26 Karena terisolasi di Afrika dan seperti halnya ras merah, bangsa-bangsa nila menerima sedikit atau tanpa peningkatan ras yang akan diperoleh dari suntikan stok Adamik. Sendirian di Afrika, ras nila membuat sedikit kemajuan hingga tiba hari-harinya Orvonon, ketika mereka mengalami kebangkitan rohani yang besar. Walaupun mereka belakangan hampir sepenuhnya melupakan “Dewa segala Dewata” yang dikumandangkan Orvonon, namun mereka tidak sepenuhnya kehilangan hasrat untuk menyembah Yang Tidak Dikenal; setidaknya mereka mempertahankan sejenis ibadah hingga beberapa ribu tahun silam[3].
64:6.27 Walaupun keterbelakangan mereka, kaum nila ini mempunyai kedudukan yang persis sama seperti ras-ras bumi lainnya di hadapan para penguasa selestial.
64:6.28 Zaman-zaman ini adalah zaman pertikaian sengit antara berbagai ras, namun dekat dengan markas Pangeran Planet, kelompok yang lebih tercerahkan dan lebih terdidik hidup bersama relatif harmonis, meskipun belum tercapai penaklukan besar atas budaya ras-ras dunia sampai pada waktu kehancuran serius pemerintahan ini oleh pecahnya pemberontakan Lucifer.
64:6.29 Dari masa ke masa semua bangsa-bangsa yang berlainan ini mengalami kebangkitan budaya dan rohani. Mansant adalah seorang guru besar dari masa pasca Pangeran Planet. Namun yang disebutkan hanyalah pemimpin dan guru terkemuka yang secara mencolok mempengaruhi dan menginspirasi seluruh ras. Dengan berlalunya waktu, banyak pula guru-guru yang kurang terkenal juga tampil di berbagai wilayah; dan secara keseluruhan mereka banyak menyumbangkan pada jumlah total pengaruh penyelamatan yang mencegah keruntuhan total peradaban budaya, khususnya selama zaman panjang dan gelap antara pemberontakan Kaligastia dan kedatangan Adam.
64:6.30 Ada banyak alasan yang baik dan cukup memadai untuk rancangan pengembangan tiga atau enam ras warna di dunia-dunia ruang angkasa. Meskipun manusia Urantia mungkin belum dalam posisi untuk sepenuhnya menghargai semua alasan-alasan ini, kami mengarahkan perhatian pada yang berikut ini:
64:6.31 1. Keragaman itu amat pokok pada peluang untuk berfungsinya seleksi alam seluas-luasnya, perbedaan kemampuan bertahan hidup dari galur-galur unggul.
64:6.32 2. Ras yang lebih kuat dan lebih baik akan diperoleh dari hasil kawin campur antar beragam jenis manusia, asalkan ras-ras tersebut adalah pembawa faktor-faktor pewarisan yang unggul. Ras-ras Urantia akan sangat diuntungkan oleh proses pencampuran rasial awal tersebut, dengan syarat bahwa bangsa campuran tersebut kemudian dimuliakan secara efektif melalui proses pembauran dengan stok Adamik yang unggul. Upaya untuk melaksanakan eksperimen tersebut di Urantia dalam kondisi rasial sekarang ini akan sangat membawa bencana.
64:6.33 3. Kompetisi itu dengan sehat dirangsang oleh diversifikasi ras.
64:6.34 4. Perbedaan dalam status ras-ras dan kelompok-kelompok di dalam setiap ras adalah penting sekali bagi pengembangan toleransi dan altruisme manusia.
64:6.35 5. Keseragaman ras manusia itu tidak diinginkan kecuali kalau bangsa-bangsa di dunia yang berevolusi itu telah mencapai taraf perkembangan rohani yang relatif tinggi.
64:7.1 Ketika keturunan berwarna dari keluarga Sangik itu mulai berlipat ganda, dan ketika mereka mencoba kesempatan untuk perluasan ke wilayah yang berdekatan, glasier kelima, sebagai glasier ketiga jika dihitung dari sudut pandang geologis, sedang merambah maju ke selatan ke atas Eropa dan Asia. Ras-ras berwarna mula-mula ini secara luar biasa dihadapkan pada ujian dan kesulitan zaman es di tempat asal mereka. Lapisan es ini demikian luas di Asia sehingga selama ribuan tahun jalur migrasi ke Asia timur terputus. Baru pada masa mundurnya Laut Mediteranea yang kemudian, akibat dari pengangkatan Arabia, ras-ras manusia mampu mencapai Afrika.
64:7.2 Demikianlah selama hampir seratus ribu tahun tiga bangsa-bangsa Sangik ini memencar di seputar kaki-kaki perbukitan dan kurang lebih saling bercampur, walaupun di antara mereka ada sikap antipati yang khas namun alami, sikap yang sejak awal muncul dengan sendirinya antara ras-ras yang berbeda.
64:7.3 Di antara masa-masa Pangeran Planet dan Adam, India menjadi rumah untuk populasi yang paling kosmopolitan yang pernah dijumpai di permukaan bumi. Namun sangat disayangkan bahwa campuran ini ternyata terlalu banyak mengandung ras hijau, oranye dan nila. Bangsa-bangsa Sangik sekunder ini mendapati hidup lebih nyaman dan menyenangkan di tanah selatan, dan banyak dari mereka yang kemudian hijrah ke Afrika. Bangsa-bangsa Sangik primer, atau ras-ras unggulan, menghindari daerah tropis; manusia merah pergi ke timur laut ke Asia, yang disusul secara rapat oleh manusia kuning, sementara ras biru bergerak ke arah barat laut memasuki Eropa.
64:7.4 Manusia merah sejak awal mulai bermigrasi ke arah timur laut, membuntuti lempeng es yang sedang mundur, melintasi seputar dataran-dataran tinggi India dan menduduki seluruh Asia bagian timur laut. Mereka diikuti dari dekat oleh suku-suku kuning, yang belakangan mengusir mereka keluar dari Asia ke Amerika Utara.
64:7.5 Ketika sisa-sisa ras manusia merah yang relatif garis murni itu meninggalkan Asia, ada sebelas suku, dan jumlah mereka hanya sedikit lebih dari tujuh ribu jiwa laki-laki, perempuan dan anak-anak. Suku-suku ini disertai oleh tiga kelompok kecil ras campuran, yang terbanyak dari tiga ini adalah kombinasi antara ras oranye dan biru. Tiga kelompok kecil tersebut tidak pernah bergaul sepenuhnya dengan bangsa merah dan lebih awal mereka pergi ke selatan, ke Meksiko dan Amerika Tengah, di mana mereka kemudian melebur dengan sekelompok kecil ras campuran dari kuning dan merah. Bangsa-bangsa ini semua saling kawin silang dan membentuk suatu ras baru dan campuran, ras yang jauh kurang menyukai peperangan daripada manusia merah trah murni. Dalam tempo lima ribu tahun ras leburan ini terpecah menjadi tiga kelompok, masing-masing mendirikan peradaban di Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Kelompok cabang Amerika Selatan memang mendapat sentuhan lemah dari darah Adam.
64:7.6 Sampai taraf tertentu manusia merah dan kuning mula-mula itu bercampur di Asia, dan keturunan dari persekutuan ini berkelana terus ke arah timur dan ke sepanjang pantai selatan, dan pada akhirnya mereka diusir oleh ras kuning yang waktu itu bertambah pesat, menuju ke semenanjung-semenanjung dan pulau-pulau di laut terdekat. Mereka adalah bangsa kulit coklat saat ini.
64:7.7 Ras kuning terus menempati wilayah-wilayah tengah di Asia Timur. Dari keenam ras berwarna merekalah yang berhasil bertahan dalam jumlah terbanyak. Walaupun manusia kuning sering satu-dua kali terlibat dalam perang kesukuan, mereka tidak terus-terusan melangsungkan perang pembinasaan tanpa henti dan tanpa putus seperti yang dilakukan ras merah, hijau dan oranye. Tiga ras ini nyaris memusnahkan diri mereka sendiri sebelum mereka akhirnya benar-benar tuntas dihabisi oleh musuh-musuh mereka dari ras lainnya.
64:7.8 Karena glasier kelima tidak terlalu merambah terlalu jauh ke selatan di Eropa, jalan sebagian terbuka bagi ras-ras Sangik ini untuk bermigrasi ke barat laut; dan pada waktu lempeng-lempeng es itu mundur, manusia biru, bersama dengan sejumlah kelompok kecil ras lainnya, pindah ke barat sepanjang lintasan-lintasan lama suku-suku Andon. Mereka menyerbu Eropa dalam beberapa kali gelombang berturut-turut, menduduki sebagian besar benua.
64:7.9 Di Eropa mereka segera berjumpa dengan keturunan Neandertal, yang juga dari leluhur awal mereka yang sama, Andon. Orang Neandertal Eropa yang lebih tua ini telah tergusur ke selatan dan timur oleh lapisan es sehingga mereka dalam posisi segera berjumpa dan menyerap sepupu mereka suku-suku Sangik, yang sedang menyerbu itu.
64:7.10 Secara umum dan dapat dikatakan, suku-suku Sangik boleh lebih cerdas, dan dalam banyak hal jauh lebih unggul ketimbang keturunan para penghuni dataran rendah Andonik awal yang sedang merosot itu; maka percampuran darah antara suku-suku Sangik dengan orang Neandertal langsung memperbaiki ras yang lebih tua, ras Neandertal. Suntikan darah Sangik inilah, terutama darah manusia biru, yang menghasilkan peningkatan menyolok dalam bangsa-bangsa Neandertal, ditunjukkan oleh gelombang berturut-turut suku-suku yang kian cerdas, yang menyapu Eropa dari timur.
64:7.11 Selama periode antar zaman es berikutnya ras Neandertal jenis baru ini meluas dari Inggris hingga ke India. Sisa ras biru yang tertinggal di semenanjung Persia kuno belakangan melebur dengan beberapa ras tertentu lainnya, terutama ras kuning; dan hasil dari percampuran ini, yang kemudian agak ditingkatkan oleh ras ungu Adam, tetap lestari sebagai suku-suku nomadik Arab modern yang berkulit gelap.
64:7.12 Setiap upaya untuk menelusur asal usul manusia modern dari leluhur Sangik haruslah mempertimbangkan perbaikan galur rasial oleh percampuran darah berikutnya dengan keturunan Adam.
64:7.13 Ras-ras yang unggul mencari iklim utara atau sedang, sementara ras oranye, hijau dan nila berturut-turut cenderung tertarik ke Afrika, melewati daratan penghubung baru yang memisahkan Laut Mediteranea yang sedang surut ke barat, dari Samudra Hindia.
64:7.14 Ras Sangik terakhir yang bermigrasi dari pusat asal asal usul ras mereka adalah manusia indigo atau nila. Sekitar pada waktu manusia hijau sedang melenyapkan ras oranye di Mesir, dan sekaligus memperlemah keberadaan mereka sendiri, hijrah besar-besaran manusia kulit hitam mulai bergerak ke selatan melalui Palestina sepanjang pantai; dan kemudian, ketika orang-orang nila yang fisiknya kuat ini membanjiri Mesir, mereka melenyapkan manusia hijau dengan kekuatan jumlah mereka yang banyak. Ras-ras nila ini menyerap ras oranye yang tersisa dan banyak dari stok manusia hijau, sehingga suku-suku nila tertentu amat meningkat berkat proses perpaduan rasial ini.
64:7.15 Demikianlah bahwa Mesir pada mulanya dikuasai oleh manusia oranye, lalu oleh ras hijau, dan diikuti ras nila; pada perkembangan selanjutnya Mesir diduduki oleh ras campuran antara manusia nila, biru dan hijau yang dimodifikasi. Namun jauh-jauh hari sebelum kedatangan Adam, manusia biru Eropa dan ras-ras campuran Arabia telah mengusir ras nila keluar dari Mesir jauh ke selatan di benua Afrika.
64:7.16 Ketika migrasi suku-suku Sangik hampir berakhir, ras hijau dan oranye sudah tiada, manusia merah menduduki Amerika Utara, manusia kuning di Asia timur, manusia biru di Eropa, dan ras nila tertarik ke Afrika. India menjadi rumah bagi suatu paduan ras-ras Sangik sekunder, sedangkan manusia coklat, sebagai paduan antara manusia merah dan kuning, menduduki pulau-pulau di lepas pantai benua Asia. Suatu ras campuran yang mempunyai potensi agak unggul menempati wilayah dataran tinggi Amerika Selatan. Keturunan Andon yang lebih murni mendiami wilayah-wilayah Eropa paling utara dan di Iceland, Greenland dan timur laut Amerika Utara.
64:7.17 Selama periode-periode perambahan es terjauh, suku-suku Andon yang mendiami wilayah paling barat Eropa nyaris terdesak ke laut. Selama bertahun-tahun mereka bertahan di sebujur tanah sempit sebelah selatan di pulau Inggris sekarang. Maka adanya tradisi tentang terjadinya rambahan es berulang itulah yang mengusir mereka ke lautan ketika glasier yang keenam dan terakhir akhirnya muncul. Merekalah bangsa petualang samudra yang pertama. Mereka membangun kapal-kapal dan mulai berangkat mencari tanah-tanah baru yang mereka harapkan akan bebas dari serbuan es yang mengerikan. Beberapa dari mereka mencapai Iceland, yang lain tiba di Greenland, namun sebagian terbesar dari mereka binasa karena kelaparan dan kehausan di laut terbuka.
64:7.18 Sedikit lebih dari 80.000 tahun silam, sesaat setelah manusia merah memasuki kawasan barat laut Amerika Utara, pembekuan yang melanda laut-laut utara dan majunya lapangan es lokal di Greenland menggusur orang Eskimo keturunan dari aborijin Urantia ini untuk mencari tanah yang lebih baik, rumah yang baru; dan mereka berhasil, dengan selamat menyeberangi selat-selat sempit yang waktu itu memisahkan Greenland dari massa daratan Amerika Utara timur laut. Mereka mencapai benua itu sekitar dua puluh satu abad setelah manusia merah tiba di Alaska. Kemudian sejumlah stok campuran dari ras biru berkelana ke arah barat dan bercampur dengan bangsa Eskimo yang belakangan, dan penyatuan ini sedikit menguntungkan bagi suku-suku Eskimo..
64:7.19 Sekitar lima ribu tahun yang lalu secara kebetulan terjadi perjumpaan antara suatu suku Indian dan sekelompok bangsa Eskimo yang sendirian di pantai tenggara Selat Hudson. Kedua suku ini kesulitan berkomunikasi satu-sama lain, namun tidak lama kemudian mereka saling kawin campur sehingga orang-orang Eskimo ini akhirnya diserap oleh manusia merah yang berjumlah lebih banyak. Inilah merupakan kontak satu-satunya yang pernah dialami manusia merah Amerika Utara dengan ras manusia lainnya hingga sekitar seribu tahun yang lalu, ketika orang kulit putih untuk pertama kalinya kebetulan mendarat di pantai Atlantik.
64:7.20 Perjuangan-perjuangan dari masa-masa purbakala ini ditandai oleh keperkasaan, keberanian, dan bahkan kepahlawanan. Dan kami semua menyayangkan bahwa banyak sifat yang bermutu dan tangguh dalam diri para leluhur purbamu itu telah hilang pada ras-ras masa belakangan. Walaupun kami menghargai nilai banyak pemurnian peradaban yang sedang maju, namun kami merasa kehilangan kegigihan dan pengabdian luar biasa para leluhur purbamu, yang seringkali berbatasan pada kebesaran dan keagungan.
64:7.21 [Disajikan oleh salah satu Pembawa Kehidupan yang bermukim di Urantia.]