© 2020 Yayasan Urantia
73:0.1 KEMUNDURAN budaya dan kemiskinan rohani akibat kejatuhan Kaligastia dan kekacauan sosial yang berikutnya itu tak banyak berpengaruh pada status fisik atau biologis bangsa-bangsa Urantia. Evolusi organik berjalan dengan cepat, sama sekali terlepas dari kemunduran budaya dan moral yang begitu cepat mengikuti ketidakpuasan Kaligastia dan Daligastia itu. Kemudian datanglah suatu masa dalam sejarah planet, hampir empat puluh ribu tahun yang lalu, ketika para Pembawa Kehidupan yang bertugas mencatat bahwa, dari sudut pandang biologis murni, kemajuan perkembangan ras Urantia sedang mendekati puncaknya. Para Melkisedek penyelamat, yang sepakat dengan pendapat ini, langsung setuju untuk bergabung dengan para Pembawa Kehidupan untuk mengajukan permohonan kepada Yang Paling Tinggi Edentia meminta agar Urantia diperiksa dengan tujuan untuk mengesahkan pengiriman pemulia biologis, Putra dan Putri Material.
73:0.2 Permintaan ini ditujukan kepada Yang Paling Tinggi di Edentia karena mereka yang telah memegang kewenangan langsung atas banyak urusan Urantia sejak kejatuhan Kaligastia dan kekosongan sementara kekuasaan di Yerusem.
73:0.3 Tabamantia, pengawas berdaulat untuk seri dunia desimal atau dunia percobaan, datang untuk memeriksa planet, dan setelah ia melakukan survei tentang kemajuan ras, maka dengan semestinya ia merekomendasikan agar Urantia dikaruniai Putra-Putri Material. Dalam waktu sedikit kurang dari seratus tahun dari waktu pemeriksaan ini, Adam dan Hawa, Putra dan Putri Material dari sistem lokal, tiba dan mulai tugas sulit mencoba untuk mengurai urusan kacau suatu planet yang merosot oleh pemberontakan dan berada di bawah larangan pengasingan rohani.
73:1.1 Di sebuah planet yang normal kedatangan Putra Material biasanya akan mewartakan datangnya suatu zaman besar penemuan, kemajuan material, dan pencerahan intelektual. Era pasca-Adam adalah zaman keilmuan yang besar pada kebanyakan dunia, tetapi tidak begitu di Urantia. Meskipun planet ini dihuni oleh ras-ras yang layak secara fisik, suku-suku masih merana di dalam kebiadaban dan kemandegan moral.
73:1.2 Sepuluh ribu tahun setelah pemberontakan, praktis hampir semua kemajuan dari pemerintahan Pangeran Planet telah terhapuskan; ras-ras di dunia ini hanya sedikit lebih baik daripada jika Putra sesat ini tidak pernah datang ke Urantia. Hanya di antara orang Nod (Nodit) dan Amadon (Amadonit) masih bertahan tradisi Dalamatia dan kebudayaan Pangeran Planet.
73:1.3 Orang Nodit adalah keturunan dari para anggota pemberontak dari stafnya Pangeran, nama mereka berasal dari pemimpin pertama mereka, Nod, mantan ketua komisi Dalamatia bidang industri dan perdagangan. Orang Amadonit adalah orang-orang Andonit yang memilih untuk tetap setia dengan Van dan Amadon. “Amadonit” adalah lebih merupakan julukan budaya dan agama daripada istilah rasial; secara ras dianggap bahwa Amadonit adalah pada intinya bangsa keturunan Andon (Andonit). “Nodit” merupakan sebuah istilah budaya maupun ras, karena orang Nod itu sendiri merupakan ras yang kedelapan di Urantia.
73:1.4 Saat itu terjadi permusuhan umum antara orang Nodit dan Amadonit. Perseteruan ini terus-menerus muncul ke permukaan setiap kali keturunan dari kedua kelompok ini mencoba untuk terlibat dalam suatu usaha bersama. Bahkan kemudian, dalam urusan Eden, sangat sulit bagi mereka untuk bekerja bersama dengan damai.
73:1.5 Tak lama setelah kehancuran Dalamatia para pengikut Nod menjadi terbagi tiga kelompsok besar. Kelompok tengah tetap di pinggiran dekat kediaman asli mereka dekat hulu Teluk Persia. Kelompok timur bermigrasi ke daerah dataran tinggi Elam tepat di timur lembah Efrat. Kelompok barat terletak di pesisir Syria timur laut Laut Mediterania dan wilayah yang berdekatan.
73:1.6 Orang-orang Nodit ini telah bebas kawin campur dengan ras Sangik dan telah menghasilkan suatu keturunan yang tangguh. Beberapa dari keturunan Dalamatia pemberontak itu kemudian bergabung dengan Van dan pengikutnya yang setia di tanah sebelah utara Mesopotamia. Di sini, di sekitar Danau Van dan kawasan selatan Laut Kaspia, bangsa Nodit berbaur dan bercampur dengan Amadonit, dan mereka tergolong di antara “orang-orang raksasa di bumi[1].”
73:1.7 Sebelum kedatangan Adam dan Hawa, kelompok-kelompok ini—Nodit dan Amadonit—adalah ras yang paling maju dan berbudaya di bumi.
73:2.1 Selama hampir seratus tahun sebelum inspeksinya Tabamantia, Van dan rekan-rekannya, dari markas mereka di dataran tinggi etika dan budaya dunia, telah memberitakan munculnya Anak Tuhan yang dijanjikan, seorang pemulia ras, seorang guru kebenaran, dan penerus yang layak terhadap Kaligastia si pengkhianat. Meskipun mayoritas penduduk dunia di masa itu hanya menunjukkan sedikit atau bahkan tidak tertarik pada ramalan seperti itu, orang-orang yang berada dalam kontak langsung dengan Van dan Amadon menangkap ajaran tersebut dengan serius dan mulai merencanakan untuk penerimaan sebenarnya Putra yang dijanjikan itu.
73:2.2 Van memberitahu kepada rekan-rekan terdekatnya kisah para Putra Material di Yerusem; apa yang telah ia ketahui tentang mereka sebelum ia datang ke Urantia. Ia juga tahu benar bahwa para Putra Adam ini selalu tinggal di rumah taman yang sederhana namun mempesona, dan mengusulkan, delapan puluh tiga tahun sebelum kedatangan Adam dan Hawa, agar mereka mengabdikan diri mereka untuk proklamasi kedatangan Adam dan Hawa dan untuk persiapan sebuah rumah taman untuk penerimaan mereka.
73:2.3 Dari markas dataran tinggi mereka dan dari enam puluh satu pemukiman yang tersebar jauh di mana-mana, Van dan Amadon merekrut korps lebih dari tiga ribu pekerja yang bersedia dan antusias, yang dalam pertemuan khidmat, mendedikasikan diri mereka untuk misi mempersiapkan Putra yang dijanjikan, atau setidaknya, yang diharapkan ini.
73:2.4 Van membagi para relawannya dalam seratus kelompok dengan kapten atas masing-masing, dan seorang rekan yang bertugas pada staf pribadinya sebagai perwira penghubung, dan tetap mempertahankan Amadon sebagai rekan kerjanya sendiri. Komisi-komisi ini semua memulai dengan sungguh-sungguh pekerjaan permulaan mereka, dan komite untuk lokasi Taman berangkat pergi mencari tempat yang ideal.
73:2.5 Meskipun Kaligastia dan Daligastia telah kehilangan banyak kuasa mereka untuk berbuat jahat, namun mereka melakukan segala yang mungkin untuk menggagalkan dan menghambat pekerjaan mempersiapkan Taman itu. Namun intrik-intrik jahat mereka sebagian besar ditutup oleh kegiatan bakti setia dari hampir sepuluh ribu makhluk tengah setia yang tanpa kenal lelah bekerja keras untuk memajukan pekerjaan ini.
73:3.1 Komite lokasi absen selama hampir tiga tahun. Komite ini melaporkan dengan gembira mengenai tiga lokasi yang mungkin: Yang pertama adalah sebuah pulau di Teluk Persia; yang kedua, lokasi sungai yang kemudian ditempati sebagai taman kedua; dan ketiga, semenanjung sempit panjang—hampir sebuah pulau—yang menjorok ke arah barat dari pantai-pantai timur Laut Mediterania.
73:3.2 Panitia hampir mufakat menyukai pilihan ketiga. Tempat ini dipilih, dan dua tahun dihabiskan untuk memindahkan markas budaya dunia, termasuk pohon kehidupan, ke semenanjung Mediterania ini. Semua kecuali satu kelompok penghuni semenanjung dengan damai mengosongkannya ketika Van dan rombongannya tiba.
73:3.3 Semenanjung Mediterania ini memiliki iklim yang menyehatkan dan suhu yang tidak banyak berubah; cuaca yang distabilkan ini adalah karena pegunungan yang mengelilinginya dan fakta bahwa daerah ini pada hakikatnya adalah sebuah pulau di laut pedalaman. Meskipun banyak turun hujan di dataran tinggi sekitarnya, namun jarang turun hujan di lokasi Eden. Tetapi setiap malam, dari jaringan luas saluran irigasi buatan, ada “kabut naik ke atas dari bumi” dan menyegarkan tumbuh-tumbuhan di Taman itu[2].
73:3.4 Garis pantai ini dari massa daratan itu sangat terangkat, dan leher atau tanah genting yang menghubungkan dengan daratan utama hanya empat puluh tiga kilometer lebarnya pada titik paling sempitnya. Sungai besar yang mengairi Taman turun dari daratan yang lebih tinggi di semenanjung dan mengalir ke timur melalui leher semenanjung ini ke daratan utama dan dari situ melintasi dataran rendah Mesopotamia ke laut. Sungai itu mendapat aliran dari empat anak sungai yang berasal dari perbukitan pesisir pantai di semenanjung Eden ini, dan sungai-sungai inilah “empat cabang” sungai yang “mengalir dari Eden,” dan yang kemudian menjadi keliru dirancukan dengan cabang-cabang sungai seputar taman Eden kedua[3].
73:3.5 Gunung-gunung sekitar Taman itu berlimpah batu mulia dan logam, meskipun hal-hal ini hanya sedikit sekali diperhatikan. Ide yang dominan adalah pemuliaan perkebunan dan peningkatan pertanian.
73:3.6 Lokasi yang dipilih untuk Taman itu mungkin tempat yang paling indah dari jenisnya di seluruh dunia, dan iklim saat itu ideal. Tidak ada di tempat lain ada lokasi yang bisa mendukung dengan begitu sempurnanya untuk menjadi surga ekspresi botani seperti itu. Dalam tempat pertemuan inilah mahkota peradaban Urantia sedang berkumpul. Tanpa itu dan di luarnya, dunia terbaring dalam kegelapan, kebodohan, dan kebiadaban. Eden adalah satu titik terang di Urantia; tempat itu secara alami sebuah mimpi keindahan, dan segera tempat itu menjadi sebuah puisi kemuliaan bentang darat yang elok dan disempurnakan.
73:4.1 Ketika para Putra Material, para pemulia biologis, memulai perjalanan mereka di sebuah dunia yang berevolusi, tempat kediaman mereka sering disebut Taman Eden karena dicirikan oleh keindahan bunga-bungaan dan kemegahan botani Edentia, ibukota konstelasi. Van tahu betul kebiasaan ini dan karena itu menentukan agar seluruh semenanjung dialihkan menjadi Taman. Padang rumput dan peternakan diproyeksikan di daratan utama yang berhubungan. Dari kehidupan hewani, hanya burung-burung dan berbagai spesies peliharaan yang dapat ditemukan di taman. Instruksinya Van adalah bahwa Eden akan menjadi taman, dan hanya sebuah taman. Tidak ada hewan yang pernah dibantai di dalam wilayahnya. Semua daging yang dimakan oleh para pekerja Taman di sepanjang tahun-tahun pembangunan dibawa masuk dari kawanan ternak yang dipelihara di bawah penjagaan di daratan utama.
73:4.2 Tugas pertama adalah pembangunan dinding batu bata melintang leher semenanjung. Begitu ini selesai, pekerjaan nyata untuk pencantikan lanskap dan pembangunan rumah bisa dilanjutkan tanpa hambatan.
73:4.3 Sebuah taman margasatwa diciptakan dengan membangun sebuah dinding yang lebih kecil tepat di luar dinding utama; ruang di antaranya, ditempati oleh segala macam binatang buas, berguna sebagai pertahanan tambahan terhadap serangan musuh. Kurungan binatang ini ditata dalam dua belas bagian besar, dan jalan-jalan berdinding dibuat di antara kelompok-kelompok ini menuju ke dua belas gerbang Taman, sementara sungai dan padang rumput yang berdekatan menempati daerah tengahnya.
73:4.4 Dalam persiapan Taman hanya buruh relawan yang dipekerjakan; tidak ada orang sewaan yang pernah digunakan. Mereka membudidayakan Taman dan menjaga ternak mereka untuk dukungan hidup; sumbangan makanan juga diterima dari orang-orang percaya yang berdekatan. Proyek besar ini dilaksanakan sampai selesai, sekalipun ada kesulitan-kesulitan yang menyertai status kacau di dunia selama masa-masa yang bergejolak ini.
73:4.5 Namun menjadi sebab kekecewaan besar ketika Van, yang tidak mengetahui seberapa cepat Putra dan Putri yang diharapkan itu akan datang, menyarankan agar generasi muda juga dilatih dalam pekerjaan menjalankan usaha dalam hal kedatangan mereka tertunda. Hal ini tampak seperti pengakuan akan kurangnya iman di pihak Van dan membuat kesulitan besar, menyebabkan banyak yang mundur; tetapi Van maju terus dengan rencana persiapannya, sementara mengisi tempat mereka yang mundur dengan para relawan yang lebih muda.
73:5.1 Di tengah semenanjung Eden ini ada tempat suci batu yang indah untuk Bapa Semesta, tempat sucinya Taman. Di sebelah utaranya didirikan markas pemerintahan; ke selatannya dibangun rumah bagi para pekerja dan keluarga mereka; ke barat disediakan peruntukan tanah untuk rencana sekolah-sekolah sistem pendidikan Putra yang diharapkan itu, sementara di “timur Eden” dibangun rumah-rumah tinggal yang ditujukan untuk Putra perjanjian dan keturunan langsungnya[4]. Rencana arsitektural untuk Eden menyediakan perumahan dan tanah berlimpah untuk satu juta manusia.
73:5.2 Pada saat kedatangan Adam, meskipun taman itu baru selesai seperempatnya, taman itu mempunyai ribuan kilometer saluran irigasi dan lebih dari sembilan belas ribu kilometer jalur dan jalan batu. Ada sedikit lebih dari lima ribu bangunan batu bata di berbagai sektor, dan pepohonan serta tanaman hampir tak terhitung jumlahnya. Tujuh adalah jumlah terbesar rumah yang menyusun setiap kluster di taman itu. Meskipun struktur taman itu sederhana, namun paling artistik. Jalanan dan jalur-jalur dibangun dengan baik, dan penataan lanskapnya indah.
73:5.3 Pengaturan sanitasi Taman jauh di depan apapun yang telah diusahakan sebelumnya sampai saat itu di Urantia. Air minum Eden dijaga sehat dengan peraturan ketat sanitasi yang dirancang untuk menjaga kemurniannya. Di masa-masa awal ini banyak masalah muncul karena lalai pada aturan ini, tetapi Van secara bertahap menekankan pada rekan-rekannya pentingnya agar tidak membiarkan apapun terjatuh ke dalam pasokan air Taman.
73:5.4 Sebelum pembentukan suatu sistem pembuangan limbah di kemudian hari, orang Eden mempraktekkan penguburan teliti terhadap semua limbah atau bahan yang membusuk. Para inspekturnya Amadon berkeliling setiap hari mencari kemungkinan penyebab penyakit. Orang Urantia tidak lagi sadar akan pentingnya pencegahan penyakit manusia sampai waktu belakangan di abad kesembilan belas dan kedua puluh. Sebelum terhentinya rezim Adam, telah dibangun suatu sistem pembuangan saluran-bata tertutup yang berjalan di bawah dinding-dinding dan bermuara ke sungai Eden hampir satu setengah kilometer di luar dinding Taman yang luar atau yang lebih kecil itu.
73:5.5 Pada saat kedatangan Adam sebagian besar tanaman di bagian dunia ini ditumbuhkan di Eden. Banyak buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan telah sangat dimuliakan. Banyak sayuran dan sereal modern pertama kali dibudidayakan di sini, tetapi lusinan varietas tanaman pangan kemudian musnah di dunia.
73:5.6 Sekitar lima persen dari Taman berada di bawah budidaya buatan tinggi, lima belas persen sebagian dibudidayakan, sisanya dibiarkan dalam keadaan kurang lebih alami sambil menunggu kedatangan Adam, dianggap bahwa paling baik menyelesaikan taman itu agar sesuai dengan ide-idenya.
73:5.7 Jadi demikianlah Taman Eden disiapkan untuk penerimaan Adam dan pasangannya yang dijanjikan itu. Taman ini akan memberikan kehormatan bagi sebuah dunia yang di bawah pemerintahan yang disempurnakan dan pengendalian yang normal. Adam dan Hawa juga amat senang dengan rencana umum Eden, meskipun mereka membuat banyak perubahan dalam perabotan kediaman pribadi mereka sendiri.
73:5.8 Meskipun karya penghiasan itu belum dapat dikatakan selesai pada saat kedatangan Adam, namun tempat itu sudah menjadi suatu permata keindahan botani; dan selama hari-hari awal kunjungannya di Eden seluruh Taman menampilkan bentuk baru dan menyandang ukuran-ukuran baru keindahan dan keagungan. Tidak pernah sebelumnya saat ini atau setelahnya Urantia mempunyai pameran hortikultura dan pertanian yang begitu indah dan lengkap seperti itu.
73:6.1 Di tengah tempat suci Taman, Van menanam pohon kehidupan yang lama dijaga itu, yang daunnya adalah untuk “menyembuhkan bangsa-bangsa,” dan yang buahnya sudah begitu lama menyokong hidupnya di bumi[5][6]. Van juga tahu benar bahwa Adam dan Hawa juga akan tergantung pada hadiah dari Edentia ini untuk pemeliharaan hidup mereka begitu mereka muncul di Urantia dalam bentuk material.
73:6.2 Putra Material di ibukota sistem tidak memerlukan pohon kehidupan untuk bertahan hidup. Hanya dalam personalisasi ulang di planet mereka tergantung pada tambahan untuk kebakaan fisik ini.
73:6.3 “Pohon pengetahuan baik dan jahat” mungkin adalah kiasan, sebutan simbolis yang mencakup banyak pengalaman manusia, tetapi “pohon kehidupan” itu bukan mitos; pohon itu nyata dan selama waktu yang lama hadir di Urantia[7]. Ketika Yang Paling Tinggi Edentia menyetujui penugasan Kaligastia sebagai Pangeran Planet Urantia dan seratus warga Yerusem sebagai staf administrasinya, mereka mengirim ke planet ini, melalui para Melkisedek, sebatang semak dari Edentia, dan tanaman ini tumbuh menjadi pohon kehidupan di Urantia. Bentuk kehidupan yang bukan-cerdas ini asli berasal dari dunia-dunia ibukota konstelasi, juga ditemukan di dunia-dunia ibukota alam semesta lokal dan alam semesta super serta di dunia-dunia Havona, tetapi tidak di ibukota sistem.
73:6.4 Tumbuhan super ini menyimpan energi ruang angkasa tertentu yang bersifat antidotal atau mencegah terhadap unsur-unsur penghasil penuaan pada kehidupan hewani. Buah dari pohon kehidupan itu seperti baterai penyimpanan kimia super, secara misterius melepaskan kekuatan perpanjangan hidup dari alam semesta ketika dimakan. Bentuk makanan ini sepenuhnya tidak berguna bagi makhluk yang berevolusi biasa di Urantia, namun secara spesifik pohon itu berguna untuk seratus anggota dimaterialisasi dari staf Kaligastia dan untuk seratus Andonit dimodifikasi yang telah menyumbangkan plasma hidup mereka kepada staf Pangeran, dan kepada mereka, sebagai imbalannya, dibuat menjadi pemilik atas komplemen kehidupan tersebut yang memungkinkan bagi mereka untuk memanfaatkan buah dari pohon kehidupan untuk perpanjangan tak terbatas keberadaan mereka, yang kalau tidak akan mati jika tidak makan buah itu.
73:6.5 Selama hari-hari pemerintahan Pangeran, pohon itu ditumbuhkan dari bumi di halaman tengah dan bundar di tempat suci Bapa. Setelah pecahnya pemberontakan pohon itu ditumbuhkan kembali dari pokok tengahnya oleh Van dan rekan-rekannya di perkemahan sementara mereka. Semak Edentia ini kemudian dibawa ke tempat perlindungan mereka di dataran tinggi, di mana pohon itu berguna bagi Van maupun Amadon selama lebih dari seratus lima puluh ribu tahun.
73:6.6 Ketika Van dan rekan-rekannya mempersiapkan Taman untuk Adam dan Hawa, mereka memindahkan pohon Edentia itu ke Taman Eden, di mana, sekali lagi, pohon itu tumbuh di tengah, halaman bundar dari satu lagi tempat suci untuk Bapa. Adam dan Hawa secara berkala makan dari buahnya untuk pemeliharaan dwi (rangkap dua) wujud kehidupan fisik mereka.
73:6.7 Ketika rencana Putra Material menyeleweng, Adam dan keluarganya tidak diizinkan untuk membawa pokok pohon itu pergi dari Taman. Ketika orang Nodit menyerbu Eden, mereka diberitahu bahwa mereka akan “menjadi seperti Allah” jika mereka memakan buah pohon itu[8]. Alangkah herannya mereka menemukan pohon itu tanpa dijaga. Mereka makan bebas buahnya selama bertahun-tahun, tetapi tidak berguna apapun untuk mereka; mereka semua manusia jasmani dari alam biasa; mereka kekurangan kemampuan yang bertindak sebagai pelengkap untuk buah pohon itu. Mereka menjadi murka pada ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan manfaat dari pohon kehidupan, dan sehubungan dengan salah satu perang internal mereka, tempat suci dan pohon itu dua-duanya dihancurkan oleh api; hanya dinding batu yang masih berdiri sampai Taman itu kemudian tenggelam. Ini adalah tempat suci Bapa yang kedua yang musnah.
73:6.8 Maka sekarang haruslah semua daging di Urantia menjalani secara alami hidup dan mati. Adam, Hawa, anak-anak mereka, dan cucu-cucu mereka, bersama-sama dengan rekan-rekan mereka, semua tewas dalam perjalanan waktu, sehingga menjadi subjek untuk skema kenaikan alam semesta lokal di mana kebangkitan di dunia rumah besar mengikuti kematian secara jasmani.
73:7.1 Setelah taman pertama dikosongkan oleh Adam, tempat itu diduduki beraneka-ragam oleh orang Nodit, Cuthite (Kuta), dan Suntite. Taman itu kemudian menjadi tempat tinggal orang Nodit utara yang menentang kerjasama dengan bangsa Adamit. Semenanjung telah dikuasai oleh orang Nodit tingkat rendah ini selama hampir empat ribu tahun setelah Adam meninggalkan taman ketika, sehubungan dengan aktivitas kuat dari gunung berapi sekitarnya dan penenggelaman jembatan darat Sisilia ke Afrika, lantai timur Laut Mediterania terbenam, membawa turun di bawah perairan seluruh semenanjung Eden ini. Seiring dengan perendaman yang luas ini garis pantai Mediterania timur sangat terangkat. Maka ini adalah akhir dari karya alami paling indah yang pernah dimiliki Urantia. Tenggelamnya itu tidak tiba-tiba, beberapa ratus tahun diperlukan untuk menenggelamkan seluruh semenanjung.
73:7.2 Kami tidak bisa menganggap lenyapnya Taman ini dalam cara apapun sebagai akibat dari salah-pelaksanaan rencana ilahi atau sebagai hasil dari kesalahan Adam dan Hawa. Kami tidak menganggap penenggelaman Eden itu karena sebab yang lain kecuali peristiwa yang alami, tetapi tampaknya bagi kami bahwa tenggelamnya Taman itu diatur waktunya terjadi hampir pada waktu akumulasi cadangan dari ras ungu untuk melakukan pekerjaan merehabilitasi bangsa-bangsa dunia.
73:7.3 Para Melkisedek menasihati Adam agar tidak memulai program pemuliaan dan pencampuran ras sebelum keluarganya sendiri berjumlah setengah juta. Tidak pernah dimaksudkan bahwa Taman akan menjadi rumah permanen para keturunan Adam. Mereka akan menjadi utusan dari kehidupan baru ke seluruh dunia; mereka akan dimobilisasi sebagai anugerah yang tidak mementingkan diri kepada ras-ras bumi yang membutuhkan.
73:7.4 Petunjuk yang diberikan pada Adam oleh Melkisedek menyiratkan bahwa ia akan mendirikan markas bangsa, benua, dan divisi untuk menjadi tugas putra putri langsungnya, sementara ia dan Hawa akan membagi waktu mereka di antara berbagai ibukota dunia ini sebagai penasihat dan koordinator untuk penatalayanan pemuliaan biologis, pemajuan intelektual, dan rehabilitasi moral seluruh dunia.
73:7.5 [Disampaikan oleh Solonia, malaikat “suara di Taman[9].”]